Bambang Nurcahyo Prastowo

Bambang Nurcahyo Prastowo

Tenaga Pendidik di Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika FMIPA UGM

Mail: prastowo@ugm.ac.id * Web: http://prastowo.staff.ugm.ac.id
Mobile: +62 811-2514-837 * CV singkat

Mendahulukan Kepentingan Masyarakat

Jawab secara jujur pertanyaan-pertanyaan berikut ini.

  1. Apabila anda melihat ada kendaraan yang telah siap keluar dari tempat parkir tetapi anda masih melihat peluang tipis untuk mendahuluinya, apakah anda cenderung mengambil peluang itu atau selalu memberi hak mereka yang memang sudah siap keluar dari tempat parkirnya?
  2. Apabila sampai di rumah anda menyadari teller supermarket terlalu banyak memberi uang kembali dua puluh ribu rupiah, apakah anda akan mengembalikannya atau tidak mempermasalahkan dengan asumsi selisih 20 ribu rupiah tidak ada artinya bagi supermarket?
  3. Apakah anda termasuk tipe pembuang sampah sembarangan atau menunda buang sampah dengan memasukkannya ke tas sendiri sebelum bisa menemukan keranjang sampah?
  4. Tuliskan satu alasan utama sebagai penyebab maraknya kasus korupsi di Indonesia.
  5. Apa yang anda pikirkan apabila ada pemain olahraga nasional diterima di suatu program studi di perguruan tinggi favorit sedangkan anda tidak; padahal anda tahu persis diri anda lebih pandai dari dia?
  6. Sampaikan posisi anda dalam perdebatan mengenai hak pedagang kakilima menempati lahan tertentu di ruang publik.

Cukup lah bisa dikatakan sebagai pendusta, seseorang yang mengatakan semua yang didengarnya (h.r. Muslim)

Kirim Komentar

Nama:
Website:

Ketik EBEE di
  • 62. Radja

    Memberi

    08-11-17 07:16
  • 61. andhika

    1. melihat kondisi saat itu, mungkin bila kondisi saya sedang tergesa2 mungkin saja saya menyerobot, walaupun mungkin hanya selisih 1 menit saja, tapi bisa saja saya tidak berpikir apa2 saat itu,
    2. kembalikan
    3. melihat kondisi dan lingkungannya, bila lingkungannya saja sudah kotor dan berserakan sampah, mungkin secara tidak sadar saya membuang sampah kesitu
    4. pejabat asu
    5. pemain olahraga hanya lebih ketika di lapangan, tapi di lingkungan kelas mungkin saja kita sama2 pelajar

    04-01-08 11:15
  • 60. ETE

    1. Secara jujur kalau saya dalam posisi itu saya akan memberi hak untuk dia,karena ada dua kemungkinan berhasilnya sangat kecil dan apabila terjadi insiden saya yang sudah pasti salah.
    2. Saya akan tetap kembali ke supermarket dan mengembalikan kepada orang yang salah memberi uang kembalian tadi, karena dengan ini akan menjadikan dia senang dan merasa lebih berhati-hati lagi bila menghitung transaksi. Sehingga took tempat dia bekerja bisa selamat dari kerugian.
    3. Kalau saya lebih suka menunda membuang sampah, bahkan kadang suka mondar-mondair mecari kalau mungkin ada tempat sampah yang dekat disitu.
    4. Salah satu alasannya adalah sikap mau menangnya sendiri. Dari sini terwujudlah keinginan mencapai segala keuntungan secara instant tanpa memperhatikan dampaknya dan selanjutnya menghalalkan segala cara.
    5. Saya sebagai rakyat juga merasakan penderitaan dan pengorbanan hidup mereka . Lagipula dengan adanya pedagang kaki lima disitu juga lebih menguntungkan para pejalan kaki dengan seabrek jajanan yang memukau. Namun di sisi lain mereka juga dianggap mengganggu ketertiban. Karena saya juga kasihan pada para pedagang kaki lima, sebaiknya pemerintah menyediakan lahan sentralisasi yang tetap strategis bagi perdagangan mereka tanpa mengurangi omzet penjualan mereka.

    04-01-08 07:09
  • 59. wahyudin

    1. saya sendiri jarang menglami hal seperti ini, kalau saja terjadi hal seperti itu, saya cenderung memilih memberikan kesempatan kepada kendaraan yang mau keluar, daripada terjadi hal yang tidak diinginkan dikarenakan peluang yang tipis
    2. saya setuju dengan pendapat saudara Iben akan saya kembalikan, seorang profesional
    haruslah mempunyai prinsip yang kuat dalam hal ini agama dimana pasti semua agama tidak membenarkan jika kita mengambil sisa uang tersebut yang bukan menjadi hak kita.
    3. Jujur selama ini jika di suatu tempat saya belum menemukan bak sampah
    saya simpan terlebih dulu, tidak jarang sesampainya dirumah saku atau tas penuh dengan sampah, sering orang menghujat orang yang buang sampah sembarangan padahal dirinya sendiri melakukan. tampa sadar orang tersebut sudah menjadi bagian dari orang yang dihujat, sama saja menghujat diri sendiri. Saya berpikiran jika kita buang sampah sembarangan sekecil apapun sampah itu, bayangkan saja jika setiap orang buang sampah sembrangan satu saja, sudah berapa banyak sampah yang terbuang tidak pada tempatnya, bayangkan juga akibatnya.
    4. moral.. budaya.. kurangnya pendidikan yang merata..
    budya orang yang timbul karena adanya korupsi yang berkepanjangan, orang yang korupsi cenderung tidak melihat masa depan, mungkin dia kaya saat itu tapi untuk masa depan? belum tentu.
    5. perguruan tinggi faforit bukan jaminan. Kembali pada diri masing-masing bagaimana dia bisa mengembangkan dirinya.
    6. Saya kurang setuju jika ada pedagang kakilima di area publik, tetapi kasihan juga, mereka mencari nafkah untuk keluarganya. Pandangan pedagang kakilima bahwa di area publik mereka bisa dapat untung lebih banyak. Paradikma seperti itu sebenarnya dapat dirubah jika
    komsumen Indonesia bersikap profesional bahwa area publik harus digunakan dengan semestinya, dan pedagang kakilima dapat direlokasi ke tempat yang representatif artinya pedagang kakilima masih bisa dapat untung tanpa harus berdagang di area publik.

    04-01-08 02:05
  • 58. afzal

    Posisi yang saya inginkan adalah posisi dari pihak yang fokus pada solusi,bukan pada perdebatannya. Pemerintah bisa saja mengetahui adanya peraturan yang tegas dan jelas mengenai hal ini, tapi apakah seluruh lapisan masyarakat telah disosialisasikan dengan baik? pemerintah yang mengatur tata kota seharusnya mengetahui dan mengawasi dalam hal ini, daerah-daerah yang berpotensi menjadi daerah PKL yang tidak direstui oleh pemerintah. Maka dlaksanakanlah pencegahan,sosialisasi,dan pendekatan yang baik. kantung-kantung PKL memerlukan pemahaman dan pendekatan yang lebih baik. Jika sudah dianggap mengganggu ketentraman dan keindahan maka harus dibuatkan alternatif agar menjadi tentram dan indah baik dengan pemindahan PKL maupun dengan PKL tetap berada disana. Alternatif dapat berupa tempat lain, peraturan jam penggunaan, syarat kebersihan, syarat keindahan, serta 1001 cara kreatif lainnya yang dapat ditempuh, daripada hanya peringatan keras yang berlanjut penggusuran dan menimbulkan perpecahan, kerusuhan, tangisan rakyat, bahkan korban jiwa. Fokus pada solusi dan pemahaman adalah jalan terbaik dan cenderung lebih baik daripada perdebatan antara benar dan salah

    04-01-08 12:32
  • 57. iben18

    1. Kadang nyerobot aja, kadang kalau lagi baik memberikan kesempatan untuk lewat. Tapi biasanya saya memberikan kesempatan orang lain untuk lewat lebih dahulu (jujur).

    2. saya kembalikan, karena itu bukan hak milik saya... kasihan tellernya, biasanya kalau uang kasnya kurang maka gajinya dipotong...

    3. tergantung kondisi, kalau tempatnya kumuh dan layak untuk dibuang sampah maka dengan sebang hati saya melempar sampah ke tempat itu. tetapi kalau tempatnya bersih maka saya nggak tega kalau dikotori

    4. UANG... MORAL... KEBIASAAN...

    5. berlapang dada, saya mungkin lebih pintar tapi tidak berprestasi seperti dia, sedangkan dia biasa-biasa saja karena sebagian besar waktunya digunakan untuk berlatih. Dan dia masuk ke PT tersebut secara bersih dan melalui jalur yang benar.

    6. pedagang Kakilima perlu direlokasikan agar sama-sama tidak merugikan. pedagang Kaki lima bisa berjualan dengan nyaman, sedangkan Publik bisa menikmati haknya..

    04-01-08 12:20
  • 56. afzal

    5. Jika saya lebih pandai dalam hal lain yang berpengaruh terhadap kelulusan ke perguruan tinggi tersebut selain bidang olahraga yang ia tekuni, berarti saya belum optimal memanfaatkan kelebihan tersebut. tetapi apabila saya tahu bahwa saya lebih pandai dalam bidang yang sama, maka ternyata dugaan saya salah, belum beruntung, bukan rejeki saya, dan tuhan menentukan jalan lain bagi saya, itulah yang saya pikirkan. Apapun yang terjadi maka saya harus berusaha lebih baik lagi!!!!

    04-01-08 12:16
  • 55. afzal

    4. Hilangnya budaya penanaman jiwa wirausaha bagi anak-anak indonesia. hal ini dapat dimulai sejak dini dan tidak lain pelopornya adalah keluarga masing-masing anak. Bila jiwa wirausaha ini ditanamkan dengan benar dan membawa ke arah yang positif, maka kita tidak hanya berpikiran untuk memperoleh uang semata, tapi hikmah dan pelajaran yang ada dalam pendidikan wirausaha adalah harta yang sangat berharga untuk dunia insya Alloh akhirat. Pendidikan wirausaha perlu diperhatikan bagi keluarga di indonesia. Jiwa luhur untuk mau berusaha mandiri,kreatif,terampil, dan professional yang sejak awal ditanamkan dalam keluarga adalah salah satu upaya pemusnahan generasi-generasi koruptor indonesia

    04-01-08 12:05
  • 54. afzal

    Alhamdulillah saya masih terus berusaha untuk mempertahankan sampah yang saya pegang untuk dibuang ke tempat yang benar. hal ini adalah langkah kecil kita untuk dapat berkarya dengan lingkungan di sekitar kita agar menjadi lebih baik terutam untuk kebersihan.

    03-01-08 11:56
  • 53. afzal

    2. Sejujurnya saya melihat selisih nilai uangnya dari saya dulu,apakah terlalu besar bagi saya atau tidak. bukan dari sisi supermarketnya. Tetapi terlepas dari kecil atau tidak nilainya, seyogyanya (bukan karena kita di yogya) harus diupayakan untuk dikembalikan selagi ingat. Tentunya apabila ada pihak yang tidak ikhlas dan ternyata beliau ada di pihak yang benar,maka tidak akan membawa berkah na'udzubillahi min dzalik

    03-01-08 11:52
  • 52. afzal

    1. Kenyataan yang ada adalah apabila kendaraan yang telah siap keluar tersebut belum berhasil menghalangi pemakai jalan yang lainnya, maka ia akan didahului. mengenai hak, maka perlu dikaji kembali apakah terdapat sebuah peraturan tertulis mengenai mendahulukan kendaraan yang keluar dari tempat parkir? jika ada maka dapat diakui sebagai hak yang bersangkutan. ataukah terdapat konsensus, atau sopan santun dan norma di perjalanan bagi pengguna kendaraan mengenai hal ini? Norma,sopan santun,kebiasaan,konsensus masih bisa dipertanyakan dan tidak dapat menjadi dasar yang kuat apabila pendukungnya terbukti tidak kuorum atau memenuhi sebahagian besar cakupan masyarakat walaupun istilah konsensus termasuk alasan yang dapat diterima. Terlepas dari masalah yang mana yang hak, terdapat berbagai kemungkinan yang lainnya. Jika tempat parkir dan jalur di sekitar parkirnya adalah khusus disediakan bagi para pengendara yang ingin parkir, maka yang akan keluar dari tempat parkirnya sebaiknya didahulukan. misalnya di gedung atau area parkir khusus pada tempat-tempat umum seperti rumah sakit, mall, kampus, dsb. Tetapi apabila tempat parkir tersebut ternyata tidak dilengkapi dengan jalur masuk dan keluar yang jelas dan memadai, sehingga akan sedikit menghalangi jalan umum atau fasilitas umum lainnya maka pihak yang mendahului pihak lain yang baru keluar dari area parkirnya tidak dapat disalahkan. Terutama di indonesia yang kotanya sedikit semrawut, para pengguna jalan tidak dapat diharapkan selalu waspada akan kendaraan yang keluar dari tempat parkirnya, mengingat di indonesia tempat parkir hampir berada dimana saja bahkan tanda dilarang parkir hampir-hampir tidak kasat mata. Dalam situasi seperti ini jasa para penjaga parkir cukup dibutuhkan untuk menengahi maupun untuk menghasilkan area parkir yang baru. Yang terpenting kita semua dapat berhati-hati sebagai pengguna jalan. Yang baru keluar dari tempat parkir tidak seenaknya tiba-tiba 'nyelonong keluar', pengguna jalan yang lain pun tidak seenaknya langsung mendahului. semoga angka korban akibat kecelakaan di jalan raya dapat berkurang.

    03-01-08 11:46
  • 51. galih_

    1. lebih baik mengalah daripada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. lebih baik mengutamakan hak orang yang akan keluar dari parkiran. lebih baik menunggu sebentar, toh memang nggak ada ruginya to???
    2. mengembalikan uang kembalian yang terlalu banyak, mengapa??? karena tiap perbuatan buruk yang disengaja pasti mendapatkan balasan...
    3. bukan. saya termasuk yang menyimpan sampah di tas sebelum menemukan keranjang sampah.
    4. karena keinginan untuk memiliki sejumlah uang. salah satunya adalah tuntutan ekonomi...
    5. ya mungkin ada rasa iri padanya, tapi... ambil hikmahnya wae... mungkin di PT lain yang lebih baik dari sebelumnya malah bisa diterima. toh yang kurang pandai bisa, mengapa kita ga'??? ya to???
    6.terkadang pedagang kakilima suka terlewat batas dalam penempatan penjualan mereka, karena mengganggu kepentingan umum seperti merusak kebersihan kota dan terkadang membuat jalan jadi ramai, tetapi disatu sisi saya juga kasihan dengan para pedangan kakilima sebab mereka begitu juga untuk memenuhi kebutuhan mereka

    03-01-08 10:47
  • 50. Sigit

    1. Kalau saya,lebih baik menunggu kendaraan yang akan keluar tersebut keluar lebih dahulu walaupun menunggu sebentar toh itu gada ruginya. Misal saya mendahului kendaraan itu malah nanti berakibat tidak enak.
    2. Bagi saya,akan saya kembalikan walaupun itu supermarket yang besar. Tetapi dalam kenyataannya biasanya tidak, biasanya saya jajakan lagi bersama teman-teman.
    3. Kalau saya lebih sering menunda membuang sampah, biasanya malah saya menyimpan dalam kantung celana hingga saya lupa ada sampah di kantung dan baru ingat sewaktu akan dicuci.
    4. Salah satu alasannya adalah tuntutan ekomoni yang sulit dan adanya kesempatan. Biasanya para korupsi beranggapan,”Masa’ orang yang dulu iya aku engga,sekarang giliranku donk!”
    5. Ya… pertama-tama sih mungkin ada rasa kesal orang itu tapi mau gimana lagi kan sudah menjadi nasibnya, malahan saya termotivasi untuk bisa masuk,”Masa di yang kurang pandai bisa kok aku engga bisa, malu lah!”
    6. Saya lebih memilih pedagang kaki lima, karena dengan adanya pedagang kaki lima untuk mempeoleh sesuatu makanan atau minuman lebih dekat dan lebih murah. Masa untuk beli bakso saja harus ke restoran, yang biasanya harganya lebih mahal lagi.

    03-01-08 12:03
  • 49. emita

    1.kalau dalam situasi seperti itu saya akan memberikan kesempatan buat pengendara tersebut untuk keluar terlebih dahulu, tetapi jika pada saat itu juga saya sedang terburu-buru mungkin saya akan mendahului pengendara tersebut
    2.saya akan mengembalikan uang tersebut karena itu bukan hak saya,seberapapun banyak atau sedikitnya uang tersebut tetaplah bukan hak saya.
    3.terkadang saya memang suka membuang sampah sembarangan jika sampah tersebut tidak memungkinkan untuk disimpan di tas(basah atau kotor), tetapi jika sampah tersebut bersifat kering saya akan menyimpannya di tas sampai menemukan tempat sampah baru setelah itu saya bungan
    4.masalah utamanya adalah kebutuhan yang disertai dengan keinginan untuk memperoleh dengan mudah.
    5.mungkin saya akan kecewa karena tidak diterima tetapi saya tidak akan menuntut atau bagaimana karena setiap orang mempunyai keberuntungan yang berbeda-beda,mungkin saya belum beruntung
    6.terkadang pedagang kakilima suka terlewat batas dalam penempatan penjualan mereka, karena mengganggu kepentingan umum seperti merusak kebersihan kota dan terkadang membuat jalan jadi ramai, tetapi disatu sisi saya juga kasihan dengan para pedangan kakilima sebab mereka begitu juga untuk memenuhi kebutuhan mereka

    02-01-08 02:07
  • 48. TauFik

    1. Tergantung keadaan pada saat saya berkendaraan, cepat atau biasa-biasa saja. Jika dalam keadaan cepat, saya cenderung mengambil kesempatan itu tapi jika dalam keadaan biasa saya lebih sering memberikan peluang itu kepada mereka yanng siap keluar dari tempat parkir.
    2. Dua puluh ribu memang tidak ada artinya untuk supermarket, tapi untuk anak kost seperti saya, nilai itu cukup besar, dan cukup besar juga dosanya jika saya mengambilnya. Saya akan mengembalikan kelebihan itu. Jika supermarketnya tidak jauh maka saya segera mengembalikan, tetapi jika letaknya sangat jauh maka saya mengembalikannya dilain hari.
    3. Saya lebih sering menyimpan ditas sendiri atau di kantong celana jika(jika samapah plastik, spt bungkus perment).
    4. Kurangnya moral penduduk Indonesia disebabkan karena pendidikan akhlak kepada anak anak sejak dini. Pendidikan agama di sekolah sekolah formal sebagian besar hanya mengajarkan hukum hukum dan pengetahuan tentang agama. Hal ini bisa dimaklumi karena kuota mata pelajaran agama hanya 2 jam per minggu. Untuk mengatasi masalah ini perlu diadakan penambahan jam pelajaran agam, atau diadakan mata pelajaran baru yaitu pedidikan akhlak. Sebagai contoh adalah di Turki, disana ada mata pelajaran tentang akhlak, yang bertujuan mendidik moral mulai sejak anak-anak sehingga nanti dewasa menjadi orang yang berakhlak baik.
    5. Hal itu bisa diterima karena pada umumnya sekolah sekolah favorit dalam menerima mahasiswanya tidak hanya melihat pada prestasi akademik tetapi juaga prestasi non akademik entah itu dalam bidang olah raga atau yang lain. Apalagi jika prestasi yang diraih itu tingkat nasional, yang secara otomatis menambah poin penilaian terhadap calaon mahasiswa tersebut. Ini sama seperti penggunaan pigam atau penghargaan juara lomba atau olimpiade dalan bidang akademik.
    6. Penempatan pedagang kaki lima di ruang publik memang melanggar tata tertib dan hukum yang berlaku, namun jika pemerintah dan pedagang dapat saling bekerja sama maka lahan publik itu dapat dikelola secara profesional dengan penataan dan penempatan pedagang kaki lima diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu arus lalu lintas/ kenyamanan publik. Contohnya seperti disekitar kampus UGM, disepanjang jakal(jalan kaliurang) berderet pedagang kaki lima yang mejajakan makanan. Hal ini dapat jika dapat dikelola secara profesional tidak mustahil akan menjadi sebuah Icon ugm di sore dan malam hari. Pengelolaannya dapat seperti dapat berjualan selepas jam 4 sore atau penataan yang lebih teratur, dan juga disediakan tempat parkir kusus, sehinnga tidak mengganggu jalur lalu lintas.

    02-01-08 06:22
  • 47. arief

    1. Saya akan menunggu dan membiarkan dia untuk keluar lebih dulu. Selain karena itu sudah merupakan hak dia, saya juga mengkhawatirkan keselamatan saya dan dia. Daripada celaka, lebih baik kehilangan waktu beberapa detik. Ini jauh lebih baik, kecuali jika kita pembalap F1 atau MotoGP yang menganggap setiap detik begitu berharga.

    2. Di dalam hati saya akan berniat untuk mengembalikannya karena 20.000 jelas jumlah yang besar.

    3. Saya akan berusaha sebisa mungkin untuk mencari tempat untuk membuang sampah yang pantas.

    4. Adanya pemikiran pada sebagian besar rakyat Indonesia bahwa korupsi bukan merupakan perbuatan dosa dan lumrah dilakukan. Sama seperti pembajakan yang sudah dianggap hal biasa dan tidak salah.

    5. Pertama-tama tentu ada perasaan kaget dan rasa iri. Tetapi saya bisa menerimanya karena dia untuk sampai di sana juga tidak mudah. Harus merelakan waktunya untuk latihan siang dan malam. Mungkin apabila dia tidak harus latihan siang dan malam dia lebih pintar daripada saya, karena mempunyai waktu lebih banyak untuk belajar.

    6. Saya setuju dengan penertiban pedagang kaki lima (PKL). Trotoar dan lahan publik mempunyai tujuannya sendiri dan bukan untuk berdagang. Bayangkan apabila kita pedagang yang menempati bangunan dengan cara menyewa. Kita harus bersaing dengan PKL dengan biaya operasi yang sama namun minus sewa kontrakan. Sehingga PKL dapat menjual produk yang sama lebih murah atau mendapat margin yang lebih tinggi. Sementara biaya sewa yang kita bayarkan untuk menyewa gedung juga digunakan untuk membayar pajak. Pajak tersebut digunakan untuk membangun trotoar atau fasilitas publik. Yang kemudian digunakan oleh si PKL tadi untuk berjualan. Ini sama saja kita mensubsidi saingan kita sendiri.

    Saya tertarik dengan komentar dari teman-teman yang menyarankan agar PKL diberi lahan di tempat yang strategis. Seperti kita semua tahu, lahan strategis tentu saja mahal. Dan selain anggaran pemerintah terbatas, juga anggaran tersebut sebagian besar berasal dari pajak warga produktif. Apakah adil memberikan uang pajak hasil kerja keras si warga produktif tadi kepada PKL yang nanti bisa jadi malah menggrogoti bisnis si pembayar pajak tadi? Yah... Hal ini memang masih bisa diperdebatkan.

    01-01-08 07:18
  • 46. Agung

    1. Untuk menjawab pertanyaan ini saya akan mengemukakan dua keadaan. jika saya terburu-buru biasanya saya akan berusaha mengambil peluang sekecil apapun untuk bisa mendahului kendaraan tersebut. Yetapi jika suasana hatisaya lagi baik atau pun juga tidak sedang terburu-buru, saya akan memberi kesempatan pada kendaraan tersebut untuk lewat terlebih dahulu.
    2. Jujur saya selalu mengembalikan uang kembalian yang berlebih jika teller atau penjual manapun mengembalikan uang saya melebihi dari yang seharusnya dia kembalikan, terlepas dari jumlah uang tersebut 20ribu maupun lebih keci atau lebih besar dari itu.
    3. Jika saya hendak membuang sampah, namun tidak saya temukan tempat sampah disekitar saya berada, akan sebisa mungkin saya akan membawa sampah itu terlebih dahulu baru membuangnya saat saya menemukan tempat sampah.
    4. Penyebab utama maraknya kasus korupsi di Indonesia adalah ketidakjujuran. Dengan adanya ketidakjujuran, sifat rakus akan muncul dan menyebabkan terjadinya korupsi tersebut.
    5. Menurut saya itu cuma sebuah jalan pintas bagi sebuah sivitas untuk mengangkat nama sivitas tersebut denga bergabungnya sang atlet. Jika keadaan yang terjadi demikian, tentunya saya akan merelakan hal tersebut bila itu sudah menjadi sebuah peraturan, terkecuali jika saya anak pejabat maka saya akan menuntut sivitas tersebut.
    6. Sulit dalam menempatkan posisi kita dalam hal ini. Pedagang kakilima dan ketertiban memiliki kepentingan masing-masing. Saya hanya bisa memnyampaikan opini yang mungkin dapat menjadi solusi. Menurut saya pedagang kakilima perlu di lokalisasikan ke tempat yang mana tidak akan mengganggu ketertiban umum, tetapi juga tidak akan mengurangi omset penjualan mereka dibandingkan dengan tempat mereka berdagang sebelumnya.

    01-01-08 07:10
  • 45. panji

    panji/10758

    1.kalo menurut saya kepentingan umum aka saya nomor satukan saya akan mendahulukan kepentingan orang tersebut jika saya dalam situasi yang tidak tergesa-gesa atau mengejar waktu

    2.saya akan mengembalikan uang yang bukan menjadi hak saya itu karena bagaimanapun juga uang itu bukan hak saya

    3.saya bukan tipe pembuang sampah sembarangan karena membuang sampah menurut kudapat meningkatkan resiko bencana alam terutama banjir yang sering kita alami pada masa sekarang

    4.yang menjadi kasus utama karena korupsi sudah mengakar sejak rezim orde baru dan susah sekali menghapuskan sesuatu yang sudah ditanamkan sejak dulu,mulai dari birokrasi tingkat atas sampai bawah semuanya sama,yang menjadi pertanyaan sekarang
    mampukah orang yang jujur menghadapi tekanan para birokrat yang korup itu,sebenarnya hal ini bisa diberantas tapi memerlukan proses yang lama,tapi saya yakin indonesia akan menjadi
    lebih baik jika kita mau sadar dan berkaca dari masa lalu

    5.kalo saya sebenarnya hal itu digunanakan untuk mengharumkan nama sivitas saja atas prestasi yg diperolehnnya juga menjadi kontribusi bagi negara kita

    6.saya sangat mendukung penertiban pedagang kaki lima,tapi juga harus diberikan tempat yang layak bagi mereka

    31-12-07 07:56
  • 44. agung/10776

    1. saya akan mendahulukan kepentingan orang tersebut, daripada nekat nanti malah bisa celaka, walaupun tidak pasti kita akn mendapatkan karma dari apa yang kita perbuat
    2. saya akan coba mengembalikannya meskipun belum tentu pada hari itu juga. meskipun keuntungan supermarket tersebut jauh lebih besar namun mengambil yang bukan haknya jelas dilarang.
    3. saya selalu berusaha membuang sampah pada tempatnya, karena sampah yang dibuang sembarangan akan mengganggu pemandangan dan mungkin bisa menyebabkan banjir seperti yang marak terjadi di ibukota. jika tidak ada tempat sampah disekitar saya lebih baik disimpan dikantong dahulu
    4.penyebab utama saya pikir karena memang korupsim sudah mengakar pada masyarakat. setiap ada celah untuk melakukannya pasti akan dimanfaatkan. selain itu sistem birokrasi yang tidak transparan dan berbelit-belit di indonesia menyebabkan korupsi bisa tumbuh subur
    5.saya pikir memang setiap perguruan tinggi memberikan porsi tersendiri buat orang-orang yang berprestasi tertentu.jadi meskipun saya merasa kesal namun saya harus menerima karena mungkinj itu memang bukan nasib saya
    6. ini memang dilematis. karena hak masyarakat untuk menikmati fasilitas publik terganggu namun para pedagang itu juga harus berdagang. saya pikir salah satu solusinya adalah menyediakan lahan khusus yang dekat dengan tempat mereka berjualan sehingga para pedagang tidak perlu takut kehilangan pelanggan

    29-12-07 01:28
  • 43. upik_mulato

    1. saya akan menunggu, di samping hal itu tidak bagus juga resikonya besar, misal kalau sampai tertabrak kita juga yang rugi toh waktu yang digunakan untuk menunggu jauh lebih sedikit dari pada waktu yang dibutuhkan untuk berurusan dengan yang berwajib.
    2.saya akan kembalikan karena saya beridologi, mendapat uang yang tidak halal 20000, kita akan kehilangan 40000.
    3.saya buang ke tempat sampah kecuali kalau tempat itu misal pas naik gunung dibuang saja disitu(tempat yang layak), menyusahkan kalu harus dimasukan ke tas.
    4.iman yang hancur.
    5.saya pandai tapi tidak sehebat atlet nasional.
    6.berada ditengah. publik mau menyediakan tempat buat pedagang. tapi pedanggang juga harus tau bagaimana menjaga fasilitas dan tidak mengganggu masyarakat.

    29-12-07 11:52
  • 42. nia

    1.Saya akan memberi hak kepada mereka yang memang sudah siap untuk keluar dari tempat parkir.

    2.saya akan mengembaliakn uang tersebut karena uang tersebut bukan hak saya.

    3.Tegantung dari jenis sampah ,jika jenis sampah basah mungkin saya akan langsung membuangnya ke tempat sampah terdekat,tapi jika sampahnya kering dan masih memungkinkan untuk di pegang mungkin saya akan memegangnya, tapi saya tidak akan memasukkan sampah tersebut ke tas ,atau saku saya karena saya sering lupa dan ga lucu juga kalo lama kelamaan tas atau saku baju saya jadi tempat sampah pribadi kan!!!

    4. Kurang menyadari tanggung jawab dan kewajiban masing-masing individu.

    5.Mungkin kecewa kalau pemain olahraga nasional tersebut diterima di jurusan yang tidak sesuai dengan kemampuannya dan saya lebih merasa mampu di bidang tersebut, tapi kalau memang sesuai dengan bidang kemampuannya kenapa tidak, selama dia masih bisa mempertanggungjawabkan kesempatan yang dia dapat lewat kelebihannya sendiri.

    6.Kalau yang bapak maksud disini pedagang kaki lima yang tercakup dalam sebuah pasar tradisional atau pasar rakyat mungkin saya akan membelanya,karena mereka hanya menempati lahan negara mereka dimana mereka mempunyai hak untuk menikmatinya, mereka juga melakukan hal yang demikian untuk mencukupi kebutuhan mereka sementara pemerintah menutup mata terhadap mereka. Selain itu pasar rakyat merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat yang patut dilestarikan. Dan sebagian besar masyarakat menengah ke bawah menggantungkan hidup mereka dari sana.Hal yang patut kita lakukan menurut saya adalah membuat mereka lebih tertib dalam berjualan, bukan malah mengusik kegiatan mereka.

    28-12-07 09:29
  • 41. Heryuda

    Jawab:
    1. Jujur, saya hampir setiap hari (senin-sabtu) ke MIPA, dan tempat parkir tidak ekuivalen lagi dengan jumlah kendaraan pribadi mahasiswa, seharusnya (menurut saya), ketika seseorang yang telah siap keluar dari tempat parker tersebut, apakah saya akan mendahuluinya saya mempertimbangkan beberapa factor:
    a. Ketika dalam keadaan santai, tentu saya akan member kesempatan pada orang itu.
    b. Ketika dalam keadaan terburu-buru, misalnya ketika terlambat kuliah, tentu saya akan membunyikan bel motor dan memintanya mengalah.
    2. Wah, yang satu ini jujur belum pernah sampai kelebihan kembalian 20.000, maksimal paling baru 2000 rupiah, memang benar 20000 tidak berarti bagi supermarket, tapi apakah juga berarti untuk saya? Iya jawabannya!! Lalu? Apabila 20000 itu masih dalam lingkup jogja dan dekat, maka akan segera saya kembalikan, apabila cukup jauh dan tidak sebanding dengan usaha saya kesana, maka akan saya piker 2 kali, kalo tidak dikembalikan, ya diinfaq-kan saja.
    3. Hmmm….jujur lagi saya jarang membuang sampah pada tempatnya karena bisanya saya membawa sampah ketika jauh dari tempat sampah, logis saja, ketika sampah yang kita bawa itu adalah sampah basah, kalau dimasukkan kedalam tas apa malah tidak mebuat tas kita sendiri menjadi kotor? Kalau malah terkena laporan praktikum yang sudah semalam suntuk dikerjakan bagaimana? Tentunya kalau dekat dengan tempat sampah, tentu saya akan membuang pada tempatnya, kalau tidak ya….sembunyikan di pot atau…di tempat lainnya…. Hehehe….
    4. Seseorang bisa korupsi karena ada yang mengajarinya terlebih dahulu….contoh nyata..guru terlambat dating masuk kelas berarti sudah mengkorupsi waktu murid-muridnya…jadi apa salahnya kalau murid terlambat? Guru: diGUgu tur ditiRU, benar bukan? Atau perasaanku saja?
    5. Mengapa harus narsis kita lebih pandai daripada dia sebelum membuktikannya? Kalau dia diterima dan kita tidak, sudah hampir dipastikan dia lebih pandai daripada kita, misalnya karena prestasi olahraganya, dia diterima perguruan tinggi tersebut, sedangkan kita sendiri minim prestasi.
    6. Saya memposisikan diri sebagai pengamat, karena saya tidak pernah tertarik dengan perdebatan antara pedagang kaki lima dan pihak terkait, di satu sisi pedagang kaki lima kurang tertib dan cenderung menemari lingkungan serta mempersempit ruang public, di sisi yang lain pemerintah sendiri tidak mampu menyediakan tempat khusus pedagang kaki lima yang letaknya strategis dan menjamin pendapatan pedangang, ketika mereka main gusur, pedagang diorak-arik, lingkungan sekitar malah semakin kacau, mereka menjadi pengangguran dan meningkatkan angka kriminalitas, jadi semua salah….daripada menonton berita tentang seperti hal diatas, lebih baik melihat informasi yang lain, betul? Bukan berarti sebagai mahasiswa lalu melupakan kepentingan social, tetapi masalah seperti ini yang tak kunjung selesai malah membuat saya jenuh, mung kuwi-kuwi wae…

    25-12-07 01:59
  • 40. dion

    1. saya akan memberikan peluang terhadap mobil tersebut. daripada berusaha mendahului tetapi terjadi hal yang tidak diinginkan (tabrakan dengan mobil yang mau keluar tersebut misalnya)....

    2. kalu saya tau kembaliannya berlebih, ya saya kembalikan. tapi apabila saya tidak tau (karena kadang tidak saya cek), ya terpaksa tidak dikembalikan (ini karena ketidak sengajaan).

    3. saya termasuk tipe pembuang sampah pada tempatnya. jadi apabila menemukan sampah dan tidak ada tempat sampah, ya saya simpan dahulu.

    4. karena adanya peluang untuk korupsi. yang namanya manusia kadang pasti melakukan kekhilafan. jadi selama pemerintah sendiri memberikan peluang untuk korupsi, ya korupsi akan terus marak.

    5. saya akan berpikir " perguruan tinggi tersebut pasti mencari bibit olahragawan yang mungkin nantinya akan membawa nama baik bagi perguruan tinggi tersebut, so maybe next time".

    6. pedagang kaki lima berhak menempati lahan tersebut apabila sudah mendapatkan ijin dari yang berwenang. tetapi apabila belum mendapat ijin, pemerintah tetap harus tegas dalam mentertibkannya.

    24-12-07 05:53
  • 39. prince

    1. Saya akan memberikan kesempatan kepada kendaraan tersebut untuk keluar dari tempat parkir terlebih dahulu .. karena mungkin saya bisa menggunakannya ... hohohoho

    2. Jelas berusaha akan saya kembalikan .. sekecil apapun uang kelebihan yang bukan hak kita haram hukumnya meskipun supermarket mungkin tidak memperdulikannya tetap akan berusaha saya kembalikan.

    3. Jika sudah menemukan keranjang sampah otomatis saya akan buang ke dalam tong sampah tersebut namun jika tidak saya temukan saya akan membawanya terlebih dahulu untuk kemudian dibuang di tempat yang semestinya.

    4. Manusia berlomba-lomba untuk menumpuk harta ... padahal harta tidak akan dibawa mati. Money, money, and money again ... fiuuh

    5. Saya akan beripikir mungkin memang saya belum mampu unutk saat ini. Sementara bagi olahragawan tersebut itu mungkin dia memang pantas diterima karena memiliki prestasi yang lebih baik meskipun saya lebih pandai ... yang diharapkan bisa membawa nama perguruan tinggi tersebut untuk mengikuti kejuaraan-kejuaraan.

    6. Sebenarnya saya kurang setuju terhadap pedagang kakilima tersebut ... saya juga agak bingung apakah itu merupakan "hak" seperti yang disebutkan diatas karena mereka menempati ruang-ruang publik yang semestinya sudah ada aturannya dalam perda masing-masing daerah. Solusinya dapat dibuatkan lahan khusus bagi pedagang kakilima sehingga tidak ada yang akan terasa terugikan.

    23-12-07 07:10
  • 38. haze

    1. Ya jelas memberi hak mereka untuk keluar dari tempat parkirnya dulu dunk...
    2. Dibalikinlah... takut kuwalat...
    3. Tipe kedua... membuang sampah pada tempatnya. Bumi kita sudah rusak jangan diperparah oleh tangan-tangan kita yang masih bisa berkata bahwa "saya mencintai bumi saya"...
    4. Manusia tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya...
    5. Kepandaian dan kemampuan dapat dikalahkan oleh satu hal yang kadang membuat kita jengkel yaitu KEBERUNTUNGAN.
    6. Saya dukung pemerintah daerah yang menertibkan pedagang kaki lima. Tapi alangkah baiknya jika pemerintah menyiakan solusi bagi mereka pula. Contoh yang baik adalah Pasar klithikan di jogja yang direlokasi.

    23-12-07 01:56
  • 37. iw_

    1. Tentu mendahulukan orang yang sudah siap keluar untuk keluar lebih dahulu. Ya...bisa dikatakan sebagai orang Jawa (Jogja), hal seperti itu sudah menjadi kebiasaan.
    2.Wah pengalaman nih....jujur, akan saya kembalikan. Ya gimana lagi, kan bukan hak nya. Mungkin juga bisa dikatakan takut kuwalat, tar malah jadi kehilangan uang yang lebih banyak. Kan repot....!!!
    Kita kan tidak pernah tahu apakah Allah akan membalas perbuatan kita besok ketika di akhirat, beberapa tahun lagi, ataukah saat itu juga.
    3.Sebagai anak PA (Pecinta Alam) tentu saya akan menyimpannya di tas terlebih dahulu baru membuangnya di tempat sampah. Terutama apabila di alam terbuka. Sampah2 yang ada saat ini, hampir 75% (asal nyebut) tidak bisa diuraikan oleh tanah.
    Pernah suatu ketika saya ikut reboisasi lereng selatan Merapi yang melibatkan Mapala dan Pramuka. Seusai acara, Kami sebagai Mapala hampir2 tidak bisa dibedakan dengan pemulung dengan kumpulan botol2 bekas air mineral. Tanpa berniat menjelek2an Pramuka, beberapa dari mereka dengan santainya membuang botol di semak2.
    Maklum Pramuka yang dilibatkan masih setingkat SMP.
    4.Uang bukanlah segalanya, tapi segalanya butuh uang.
    Manusia akan selalu merasa kurang.
    Kurangnya pendidikan moral dan agama menjadikan orang hanya berpikir jangka pendek sebelum melakukan sesuatu. Jika orang juga berpikir bahwa tindakannya akan dipertanggungjawabkan di akhirat, maka pastilah ia akan memilih untuk tidak korupsi. Kecuali ia tidak percaya akan akhirat.
    5.Cukup dilematis apabila keahlian berolahraga dapat menghantarkan seseorang ke bangku kuliah yang cukup favorit namun tidak ada hubungannya dengan keahlian orang tersebut.
    Tes yang dilakukan seharusnya mencakup bidang kognitif yang sama dengan jalur umum.
    6.Di bawah kepemimpinan walikota yang ada saat ini, Jogja sedang melakukan pembenahan di segala aspek, salah satunya tata kota. PKL merupakan masalah yang cukup pelik. Kehadirannya menambah ramainya kota akan tetapi juga mengganggu keindahan. Menurut saya penataan PKL seperti pemberian lahan khusus di daerah kantong2 keramaian adalah solusi terbaik. PKL tetap dapat berjualan tanpa mengganggu keindahan kota.

    19-12-07 11:46
  • 36. SN_10576

    1. Saya akan mempersilahkan duluan. mungkin sudah lebiasaan saja, saya melakukannya (tata krama)
    2. Justru uang segitu tidak sebanding dengan nilai kejujurannya, saya selalu mengembalikan kelebihan uang kembalian kalau saya menyadarinya, saya selalu mengecek uang kembalian saat itu juga, namun kalo buru-buru dan lupa itu masalah lain
    3. saya didik bersih dari kecil, saya membuang sampah pada tempat sampah saja, kalau tidak menemukan tempat sampah saya kantongin atau masukin tas, tas saya memeng kadang2 banyak bungkusan makanan ^^. tapi lebih baik daripada mengotori tempat lain.
    4. Kurangnya iman!!! dan kesadaran mengenai kepentingan orang lain
    5. Tergantung program studi yang dia pilih, sebaiknya memenag diberikan prigram studi khusus buat atlet.
    6. Saya mendukung kebersihan dan kedisiplinan, namun alangkah baiknya pemerintah menyediakan lahan untuk berdagang sehingga mereka tidak memanfaatkan tempat yang semsetinya. bukan asal gusur saja, mengatasi masalah secara instan namun tidak akan tuntas

    17-12-07 11:19
  • 35. HannY

    1. saya akan mendahuluinya apabila saya terburu-buru. tetapi apabila tidak, saya persilahkan kendaraan lain lewat terlebih dahulu.
    2. terlalu banyak memberikan kembalian jelas harus di kembalikan ke teller tersebut. sedikit apapun, itu tetap bukan hak kita.
    3. memasukkannya ke dalam plastik yang selalu ada di tas saya lalu membuangnya apabila sudah menemukan tempat sampah.
    4. keinginan yang berlebihan untuk hidup mewah.
    5. Kemungkinan saya salah mengisi saat mengisi lembar jawaban hingga dialah yang diterima. bukan saya.
    6. posisi saya sebagai penggugat pedagang kaki lima yang menempati tempat yang salah. contohnya trotoar jakal. membuat para pejalan kaki harus turun ke jalanan yang banyak kendaraan hingga membuat mereka terserempet atau tertabrak kendaraan bermotor.

    17-12-07 11:08
  • 34. ika

    1. Mengambil kesempatan untuk mendahuluinya
    2. Mengembalikannya...karena uang itu bukan hak saya, memiliki barang bukan haknya, yang asalnya karena ketidak sengajaan saya rasa juga tidak boleh jd saya akan mengembalikannya...Bukankah tip2 perbuatan akan dimintai pertanggungjawabannya
    3. Memasukkannya ke dalam Tas...baru dibuang ketempat sampah
    4. saya kira sistem dari perekonomian ataupun seitem administrasi pemerintah sendiri yang memberikan peluang lebar bagi aparatnya untuk Berkorupsi Ria...Contohnya saja jika Anggaran Keuangan pada Tahun ini tidak Habis, atau bersissa dari anggaran yang telaH DIajukan harus di"Putihkan" lagi atau dikembalikan ke Pemerintah Tentunya saja hal ini memberi peluang lebar bagi aparat2nya melakuakn korupsi dari anggaran yang bersisa itu.....
    5. Saya ikut sengang, mungkin karena prestasi yang diperolehnya sehingga di bisa diterima di PTN
    6. saya berada diposisi pemerintah...dengan planning penataan tempat bagi pedagang kaki linma untuk berjualan di tempat yang layak namun tetap laris,...

    15-12-07 01:54
  • 33. ekajaya

    1. saya akan mengambil kesempatan tersebut
    2. mengembalikan tentunya
    3. membuang sampah tersebut ke tmptnya...meskipun kadang2 tidak pada tempatnya
    4. etika atau perilaku atau watak dari koruptor yang "kemaruk" (tamak)
    -adanya kesempatan
    -ringannya hukuman bagi koruptor
    5. hmm........mungkin dia lebih bisa memanfaatkan kelebihan yang ada pada dirinya sehingga bisa lebih...dan lebih dari pada saia
    6. tentu saja setiap manusia berhak memanfaatkan segala sesuatu yang ada di bumi ini, tp tentu saja pemanfaatan tersebut tidak mengurangi atau mengganggu hak orang lain

    14-12-07 03:45
  • 32. r31

    1.Saya akan mengambil kesempatan itu dengan catatan bahwa saya pastikan dulu aapakah dibelakang saya ada kendaraan yang juga siap untuk mengambil kesempatan itu atau tidak,masalahnya jika saya tiba-tiba memperlambat kendaraan saya dan kendaraan dibelakang saya tidak siap bisa-bisa malah terjadi kecelakaan.dan seandainya saya mengambil kesempatan itu tentunya saya akan memberi isyarat terlebih dulu.

    2.Saya akan mengembalikanya,karena bagaimanapun itu bukan uang yang menjadi hak saya. Lagi pula saya tidak mau ada perasaan tidak nyaman dihati saya yang disebabkan karena uang dua puluh ribu rupiah, walaupun mungkin perasaan itu cuma beberapa waktu saja. Tapi itu juga dilihat jarak rumah saya dengan tempat saya belanja misalnya saya belanja di Surabaya dan rumah saya di Jogja,tentunya kalau saya kembalikan justru saya yang bakal mengurangi faedah dari kelebihan uang itu(mungkin uang kelebihan tersebut memang Allah maksudkan untuk saya menambah income sayahehehe)

    3.Saya cenderung menyimpan sampah terlebih dulu kalau saya tidak menemukan tempat pembuangan sampah.Sering malah tas saya yang jadi keranjang sampah karena justru saya lupa kalau pernah menyimpan sampah tersebut dalam tas saya.terutama untuk sampah-sampah kering.

    4.Korupsi terjadi karena manusia suka dengan Uang dan masih butuh uang.

    5.Mungkin saya tidak terlalu memikirkanya,tapi cenderung merasakanya dan saya pasti merasa dongkol(saya mungkin akan memikirkan caranya supaya bisa jadi atlit nasional biar Dia yang gantian dongkol sama saya.) Tapi dilihat prodinya juga siapa tau prodi tersebut memang mendukung untuk profesinya,misalnya diterima di Fakultas keolahragaan seperti diUNY. Lagipula cuma perguruan tinggi favorit to? Masih banyak perguruan tinggi favorit yang lain.

    6.Saya akan berada pada posisi pemerintah dengan catatan bahwa pemerintah telah mencari solusi untuk masalah ini misalnya dengan mencarikan tempat penggantinya tidak asal gasak saja. Bagaimanapun mereka juga butuh uang untuk memenuhi kebutuhan hidup to?

    12-12-07 08:35
  • 31. yoriarif

    1. Dalam keadaan normal & tidak tergesa-gesa saya cenderung akan mempersilahkan dia keluar terlebih dulu. Pertama, itu memang sudah menjadi haknya; kedua, tidak ada gunanya terburu-buru apalagi sampai mengambil hak orang lain, saya tetap akan bisa keluar tanpa mendahuluinya.

    2. Mungkin memang uang sebesar itu bukan masalah bagi supermarket, tapi itu bisa menjadi masalah bagi saya nantinya. Bagaimana pertanggungjawaban saya nantinya? Mengambil sesuatu yang bukan hak milik saya. Sebisa mungkin saya akan mengembalikan uang tersebut, sebelum lupa...

    3. Hmm.. kadang-kadang kantong jaket saya ini sampai agak penuh dengan bungkus permen. Saya lebih suka menyimpan sampah di dalam kantong jk tidak menemukan tempat sampah. Tapi tidak semua sampah... Klo permen karet langsung saya buang, klo gk bisa lengket nanti kantong saya...

    4.Satu alasan utama: Moral yg Rusak.
    Bagaimana tidak rusak? Korupsi (=mencuri) sudah mendarah daging sejak kita kecil. Contohnya, siswa sudah terbiasa mencontek. Ini bisa dianggap sebagai cikal bakal korupsi jika "menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan ini" dianggap pantas bahkan biasa. Perlu kerja keras bersama dan waktu yang tidak sedikit untuk memperbaiki bangsa ini.

    5. Memang ada beberapa jalur untuk masuk suatu universitas. Saya tidak akan menyalahkan pemain olahraga tersebut, mungkin itu sudah haknya. Tetapi memang sistem pendidikan kita selama ini yang tidak adil. Orang yang bisa mendapatkan sekolah yg baik belum tentu karena kepintarannya, tetapi faktor lain, seperti uang. Tetapi bagaimanapun masih ada kesempatan lain, kita tidak boleh putus asa.

    6.Ruang publik adalah ruang yang hak pakainya milik publik, tidak ada yang berhak mengklain bahwa lahan tertentu di ruang publik adalah miliknya. Menurut saya keberadaan pedagang kakilima disuatu tempat tidak akan dipermasalahkan jika mereka tidak mengganggu hak orang lain. Seperti hilangnya hak pejalan kaki untuk memakai trotoar. Jadi semua pihak harus dapat saling menghormati dan memahami, dengan begitu tidak ada yg merasa dirugikan.

    11-12-07 10:38
  • 30. Eko

    1. Sudah sewajarnya jika saya memberikan peluang tersebut kepada mereka karena itu memang hak mereka. Hak seseorang adalah sesuatu yang memang seharusnya dimiliki oleh orang tersebut. Jika kita tidak dapat menghormati hak seseorang, maka orang lain pun tidak akan menghormati kita.

    2. Pada supermarket setiap kasir memiliki tanggung jawab terhadap berapa uang yang masuk dan keluar dari tempat kasir waktu ia bekerja. Jika terdapat kekurangan maka itu merupakan tanggung jawab kasir tersebut. Walaupun kesalahan tersebut merupakan kesalahan dari kasir itu sendiri, tetapi saya lebih memilih untuk mengembalikan kelebihan kembalian tersebut kepada kasir tersebut karena itu bukan uang hak milik saya.

    3. Saya lebih sering menyimpan sampah seperti bungkus permen atau kertas yang dimungkinkan untuk disimpan dulu di dalam saku ataupun kantong plastik hingga saya menemukan tempat sampah.

    4. Korupsi di Indonesia diakibatkan karena masih rendahnya tingkat pendidikan dan moral di Indonesia. Jika kedua aspek tesebut telah di atasi dengan baik, maka tingkat korupsi dapat di tekan seperti pada beberapa negara maju di eropa dan amerika.

    5. Beberapa universitas dalam penerimaan mahasisswa memang memprioritaskan akan prestasi calon mahasiswa baik dalam bidang akademik maupun non-akademik. Kita harus instropeksi diri kita juga apakah kita juga memiliki salah satu dari hal yang diprioritaskan oleh universitas tersebut. Akan tetapi hal tersebut juga tidak boleh membuat kita hilang semangat karena hal tersebut bukanlah satu-satunya hal mutlak yang menentukan masuk tidaknya calon mahasiswa pada universitas.

    6. Terjaminnya mata pencaharian penduduka indonesia sebagai sarana memenuhi kebutuhan dasarnya hidupnya telah lama dijamin oleh negara. Adanya pedagang kaki lima diakibatkan karena adanya konsumen yang memerlukannya. Seperti diketahui, sebagian besar penduduk indonesia merupakan penduduk dengan tingkat ekonomi menengah kebawah. Penggusuran ataupun pemindahan lahan juga bukan merupakan alternatif yang terbaik, karena dengan pemindahan lahan, bukan berarti bahwa tempat sebelumnya tidak akan digunakan oleh pedagang kaki lima lain. Alternatif terbaik adalah dengan turut sertanya pemerintah dalam peningkatan tingkat pendidikan masyarakatnya. Dengan tingkat pedidikan yang cukup tinggi, maka taraf hidup ekonomi penduduk akan meningkat. Taraf ekonomi yang tinggi mengakibatkan setiap penduduk dapat menjangkau fasilitas yang lebih baik. Sehingga kembali lagi ke bagian awal, tanpa adanya konsumen maka pedagang kaki lima tidak akan ada.

    10-12-07 12:25
  • 29. ryan/10784

    1. Kalau saya sih mending biarin aja dia lewat dulu,toh gak rugi2 amat nunggu bentar daripada ntar ketabrak malah jadi ribut toh...
    2. Itu sih tergantung jarak rumah saya ke supermarket itu...kalau deket ya saya kembaliin tapi kalau jauh....anggap aja itu rejeki hehehe...
    3. Kalau tipe membuang sampah sembarangan itu jujur aja iya pak,tapi kalau memasukkan sampah ke dalam tas itu adalah hal yang haram buat saya lakukan..
    4 Mental bangsa itu sendiri yang sudah menganggap korupsi merupakan suatu hal yang sudah biasa dan 'wajar' untuk dilakukan..
    5. Mungkin itu sudah rejeki dia, lagipula pasti ada pertimbangan tertentu dari pihak universitas untuk menerima dia
    6. Lebih baik pedagang kaki lima itu ditempatkan di suatu tempat tertentu sehingga tidak mengganggu keindahan kota dan mereka juga bisa berjualan dengan tenang tanpa khawatir dirazia oleh petugas...

    10-12-07 11:27
  • 28. rani

    1. Sama seperti pendapat wulaaan: Takut,pak' gak berani. Boro-boro nyalip motor orang, ngendarain motor aja gak bisa(hiks..)
    2.Wah, pengalaman ini pernah saya alami beberapa kali, baik saya yang kurang bayar(dikasih kembalian lebih) atau saya yang kelebihan bayar(dikasih kembalian kurang..hiks..). Entah mengapa saya selalu menyadarinya. Dan entah mengapa juga, saya selalu melangkah kembali ke supermarket tersebut untuk menyelesaikan segalanya. Yang Alhamdulillah gak mendapat masalah,tu'^^ (tellernya baik^^).
    3. Gak tau kenapa suka risih aja ngeliat sampah yang kadang suka nongol dibeberapa tempat di MIPA. Karena risihnya, benar-benar saya masukkan sampah saya ke tas(walaupun itu hanya bungkus permen yang kecil) hingga akhirnya saya buang pada tempat sampah yang saya temukan^^.
    4. Wah, saya rasa pemberantasan korupsi harus ditangani dari pejabat hingga anak SD.
    Salah satu penyebab maraknya kasus korupsi di Indonesia, saya rasa dikarenakan mental rendah para koruptor yang mungkin sudah mendarah daging dari kecil dan terbawa hingga menjabat. Hiks.. ironis memang, Siswa SD saja sudah belajar berbuat curang saat ujian (fakta ini saya dapat dari cerita adik saya ketika SD akan teman-temannya yang berbuat curang saat ujian hiks..)
    5. SetuJu dengan pendapat teman-teman sebelumnya. Ya..mungkin memang rejeki dia, untuk diterima di Perguruan Tinggi tersebut, Dan mungkin ada yang Lebih baik dari itu yang sedang menunggu saya.(he...).
    6. Yah.... Demi kepentingan public saya rasa memang perlu dicari solusi untuk menangani masalah pedagang kaki lima tersebut. Saya rasa saya akan mendukung pihak yang dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan jalan saling menguntungkan satu sama lain (tidak menguntungkan satu pihak saja,gitu...), Okey!!!

    -terima kasih-
    Wasalam.....

    06-12-07 07:39
  • 27. pinandhito

    1. Saya akan memberikan kesempatan untuk lewat dahulu dengan melempar sedikit senyuman....^_^
    2. Saya berusaha mengembalikan apabila jarak memungkinkan apabila tidak memungkinkan kemungkinan besar akan saya infaqkan
    3. Kadang-kadang ,pak...!!
    4. Jauhnya manusia dari Allah SWT Tuhan YME....walaupun rata2 koruptor orang2 pintar tapi dengan tidak adanya keimanan yang kaffah...
    5. yang saya pikirkan bagaimana saya bisa diterima....
    6. selama tidak mengganggu kepentingan umum, silahkan saja...toh mereka juga harus hidup dengan usaha mereka

    06-12-07 05:40
  • 26. wulaaan

    Jujur?? Baiklah..
    1. Saya tidak berani, Pak. Takut tertabrak.
    2. Kalau saya ke supermarket itu lagi, saya kembalikan uang lebih itu. Satu hal yang penting, tergantung jauh tidaknya jarak supermarket itu dengan rumah saya. Kalau ternyata saya sedang berlibur ke Semarang lalu kejadian itu terjadi di Semarang dan saya baru sadar ketika saya sudah berada di Jogja, tentunya (bisa dijamin) saya tidak akan mengembalikan uang itu.
    Kalau supermarket yang dimaksud adalah warung yang ada di belakang kos-kosan saya ya saya kembalikan.
    3. Yang pasti saya sering sekali celingak-celinguk mencari tempat sampah di UGM.
    4. Upah yang sedikit. Dan karena sudah terlalu sering ada orang korupsi, orang-orang lain yang sebelumnya tidak mengenal korupsi menjadi berpikir bahwa hal tersebut sudah maklum terjadi di tempat ia bekerja.
    5.Ya bisa saja dia diterima di perguruan tinggi itu melalui jalur PBOS. Sudah rezeki dia. Dan mungkin ini yang terbaik buat saya.
    6.Saya memilih berpihak kepada pemerintah. Dengan catatan pemerintah sudah memberikan tempat yang layak kepada pedagang kakilima tersebut. Sebagai warga negara yang baik hendaklah kita taat pada pemimpin kita. Klise memang, tapi lumayan sulit sebenarnya untuk menerima kenyataan ini. Tapi cobalah untuk mengalah demi suatu hal yang lebih penting daripada kepentingan pribadi kita. Dan coba bayangkan kehidupan kita tanpa pemerintah, tidak akan terjadi keteraturan, kekacauan akan terjadi karena setiap individu merasa perlu memenangkan haknya.

    06-12-07 05:33
  • 25. hendr0

    sedikit ralat, pada jawaban no.2 pada kata-kta "....itu juga bukan kesalahn mereka..", seharusnya "...itu juga kesalahan mereka...".
    maaf jika ada kesalahan-kesalahn yang lain

    06-12-07 10:20
  • 24. hendr0

    1. Saya akan bersabar dan membiarkan kendarann tersebut keluar dahulu, karena jika saya paksakan bisa-bisa terjadi kecelakaan. Nanti yang rugi juga kiat sendiri
    2.Jika masih berada di TKP, saya akan langsung mengemablikannya. Tapi jika sudah di rumah, kecil kemungkinan saya akan mengembalikannya, karena bisa memakan waktu tenaga dan biaya, apalagi kalau swalayannya jauh dari rumah. Lagi pula itu juga bukan kesalahan mereka sendiri yang ceroboh dalam menjlankan tugas.
    3.saya lebih cenderung buang sampah di tempat sampah
    4.Mental dan moral bangsa yang sudah terkikis, dan seakan-akan sudah jadi tradisi saja.
    5.Tiadak ada keluhan mengenai hal itu. PT sendiri juga memfasilitasi jalur penerimaan dengan bakat seperti: Olahraga. Mungkin di satu sisi kita merasa lebih unggul dari sissi akdemis dibanding mereka, nammun mereka lebih dari kita dalam bidang olahraga yang mengakibatkan mereka dapat diterima sesuai jalur tersebut.
    6.Saya netral, namun akan kontra pada satu pihak yang berlaku tidak sesuai dengan visi untuk mencari solusi yang "simbiosis Mutualisme".

    06-12-07 10:16
  • 23. aris

    1.saya cenderung akan mengambil peluang tersebut,karena sebenarnya menurut saya hak lebih besar pada saya karena saya sudah di jalan sedangkan orang yang mau keluar itu statusnya memotong jalan.tapi untuk alasan keseamatan saya memilih untuk mengalah.
    2.saya tidak akan mengembalikan uang tersebut kalau saya sudah sampai rumah,tapoi kalau masih di tempat saya akan mengembalikannya.
    3.saya lebih suka menyimpan smpah dalam saku dulu kemudian membuang apabila ada tempat sampah.
    4.karena manusia-manusia indonesia tidak mempunyai moral yang baik,karena pendidikan pancasila dan kewarganegaraan hanya dianggap status pendidikan belaka tanpa menerapkannya.
    5.saya rela karena tiap orang dengan usaha yang dilakuannya akan mendapatkan hasil yang sepadan.
    6.saya akan netral di situ.pemerintah memberikan hak-hak yang baik bagi pedagang kakilima dan pedagang kakilima mentaati peraturan yang berlaku tidak mengganggu kepentingan umum.

    05-12-07 02:32
  • 22. tengku

    1. jika hal tersebut terjadi pada saya,saya akan membiarkan orang tersebut untuk keluar terlebih dahulu,karena hal tersebut akan membuat segalanya menjadi semakin lancar,jika saya memaksa masuk,mungkin saya malah akan tersendat jika pengendara tersebut juga memaksa keluar,karena itu,mengalah untuk mencapai sesuatu yang lebih baik itu terkadang diperlukan.
    2. jika sya menyadari hal tersebut telah terjadi ketika di supermarket,saya pasti akan langsung mengembalikan uang lebih tersebut,hanya saja,jika sudah terlanjur di rumah,dan jarak supermarket tersebut itu jauh,saya tidak akan mengembalikannya,selain akan memakanwaktu dan biaya,hal tersebut seharusnya bisa dihindari jika mereka lebih teliti.
    3. saya termasuk tipe yang akan menyimpan sampah tersebut terlebih dahulu,karena menurut saya membuang sampah sembarangan akan banyak merugikan diri kita sendiri,banyak masalah yang akan timbul jika kita membuang sampah sembarangan. terlibih lagi,dahulu saya pernah berada didaerah rawan banjir sehingga saya lebih mengerti pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
    4.menurut saya hal itu terjadi karena warga di Indonesia sudah menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang biasa, yang mereka anggap korupsi itu hanya tentang keuangan,padahal banyak hal yang bisa dikorupsi selain waktu, dan hal itu tidak diperhatikan sama sekali.
    5.mungkin itu memank sudah takdir dia dan saya sendiri,mungkin tuhan punya jalan lain yang lebih baik untuk saya,karena saya yakin semuanya pasti sudah ada jalannya.
    6.menurut saya itu merupakan sesuatu yang harus didukung,karena public juga tentunya memerlukan sesuatu untuk dibeli,dan itulah sarananya.hanya saja tentunya hal ini harus dikelola dengan baik,sehingga hal ini pun tidak menjadi bumerang yang malah mengakibatkan terganggunya public itu sendiri dengan kehadiran pedagang-pedagang tersebut.

    05-12-07 02:03
  • 21. Ryan/11074

    1. Saya cenderung untuk membiarkan keluar dari parkiran, teapi pada kondisi tertentu saya akan mengambil peluang itu.
    2. Akan saya kembalikan sesegera mugkin.
    3. Biasanya saya akan menyimpan dalam kantong celana atau baju sebelum membuang ke tempat sampah.
    4. Krisis Moral, Mementingkan diri sendiri.
    5. Pertama saya akan menanyakan pemain nasional itu diterima dimana. Jika diterima di fakultas Keolahragaan saya maklumi. Jika diterima di fakultas berbau sains saya agak kecewa itu mungkin jalan hidup dia.
    6. Saya menjadi penengah saja. Pedagang kaki lima berhak berhak menempati lahan di ruang publik dengan syarat tidak menggangu kepentingan umum. Untuk itu perlu diatur dimana saja pedagang kaki lima ditempatkan dan pedagang kaki lima juga harus menghormati itu.

    05-12-07 10:04
  • 20. Ade

    1. Kalau saya berada dalam kondisi seperti itu, saya akan memberikan hak kepada kendaraan tersebut untuk keluar dari tempat parkir. Apa salahnya kalau kita saling "berbagi kepada orang lain". Toh.. dia juga punya hak. Jalan kan milik bersama. Milik umum. Bukan milik pribadi..Saya juga sering mengalami hal seperti posisi si pemilik kendaraan yang mau keluar dari tempat parkir tadi. Dan kendaraan lain pun membiarkan saya untuk keluar dari tempat parkir. Hmm... indahnya kalau kita mau berbagi bukaaaaaaan???
    2. Saya akan segera mengembalikannya. bukan masalah nilai dari uang tersebut. Tapi uang itu bukan hak kita dan bisa saja kita akan kehilangan sesuatu yang lebih besar nilainya dari uang 20ribu rupiah. Buat apa saya mengambil hak orang lain, sementara saya masih memiliki orang tua yang masih membiayai saya dan juga saya percaya yang di Atas selalu mengawasi kita. kan takuuut
    3. Saya merupakan tipe penunda buang sampah dan memasukkannya k tas bila di sekitar saya tidak ada tempat sampah. Tetapi itu berlaku untuk sampah kecil dan kering. Seperti bungkus permen, plastik, atau yang lain. Seandainya sampah itu bersifat basah dan besar..wah..mau tidak mau saya harus mencari tempat sampah donk. daripada bau dan merusak keindahan...betul??
    4. Sikap manusia yang tamak dan tidak pernahpuas. Hal itu lumrah bagi tiap manusia. tinggal masing-masing dari kita mengekang nafsu tersebut agar tidak kita lampiaskan ke hal yang salah.
    5. hm....pertama kali pasti ada rasa kecewa. tapi saya juga yakin dia memiliki potensi untuk mengharumkan nama universitas. Jadi yah..harus ikhlas. dan think positive aj. Tidak selamanya kan kita lebih baik dari orang lain. Banyak orang lain yang juga punya kelebihan. dan percaya saja, Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik untuk kita.
    6. Pedagang kakilima dan penguasa sebenarnya memiliki hak yang sama. Pedagang berhak untuk menghidupi kehidupannya dengan cara berjualan. Tetapi penguasa juga menginginkan keindahan dan keteraturan tetap terjaga. Mungkin solusinya adalah pedagang dipindah ke tempat yang lebih rapi lagi. Sehingga tidak mengganggu. Pembeli pun dapat nyaman untuk berbelanja

    02-12-07 09:45
  • 19. Dine

    1. Untuk saya pribadi, jujur jika saya sedang terburu-buru dan sepertinya orang yang akan keluar dari parkiran tersebut sedang santai saya akan berusaha mengambil kesempatan untuk mendahului. Namun jika peluangnya sangat tipis alias dapat menimbulkan kecelakaan dan berbahaya bagi saya dan orang lain, saya akan membiarkan orang tersebut untuk keluar.
    2. Saya akan segera mengembalikan uang itu, walau itu adalah keteledoran teller supermarket bagaimanapun uang20ribu itu bukanlah hak saya.
    3.Saya adalah tipe yang menunda buang sampah dengan memasukkannya ke tas sendiri sebelum bisa menemukan keranjang sampah.
    4. Kurangnya kesadaran setiap individu untuk tidak mengambil sesuatu yang bukan milik mereka. Dan pemikiran bodoh seperti,"ah kalo cuman segini ngambilnya g papalah, toh orang lain ngambil lebih banyak".
    5. Tidak semua yang saya pikirkan adalah benar.
    6. Saya pro mengenai hak pedagang kakilima menempati lahan tertentu di ruang publik. Karena toh tidak merugikan siapapun. Jika disatukan dalam suatu tempat akan menghemat tempat dan tidak mengganggu pemandangan atau pengguna jalan yang lain.

    28-11-07 05:20
  • 18. Made

    1. Tergantung dari kondisi saya saat itu, jadi seandainya saya saat itu dalam keadaan terlambat ikut ujian misalnya. Mungkin pertimbangan2 keselamatan dan kepentingan orang lain malah tidak melintas di benak saya. Tapi seandainya situasinya dalam keadaan normal, saya akan medahulukun kepentingan mereka yang memang sudah siap keluar dari tempat parkir.
    2. Tidak perlu pikir panjang saya pasti mengembalikannya, dengan catatan lokasi supermarketnya tidak membuat saya kehabisan uang bensin lebih dari dua puluh ribu rupiah.
    3. Menunda buang sampah sebelum bisa menemukan keranjang sampah, bahkan kalau tidak ada tempat sampah yang saya temui, saya akan membawa sampah itu pulang kerumah.
    4. Kurangnya pengawasan oleh aparat, kalau pengawasannya ketat, maka tidak akan ada ruang untuk terjadinya korupsi, seperti kata Bang Napi, "kejahatan terjadi bukan semata-mata karena niat Sang pelaku, tapi karena adanya kesempatan."
    5. Yah, mungkin ada pertimbangan lain dari pihak yang bertugas menerima mahasiswa.
    6. Khusus untuk Yogyakarta saya setuju dengan pedagang kaki limanya, karena saya amati pedagang kaki lima di jogja lumayan tertib. Pengecualian untuk pedagang kaki lima yang berjualan setiap hari minggu(kawasan sunday morning). Aktivitas mereka sangat mengganggu lalu-lintas.

    28-11-07 01:06
  • 17. danoe

    1. saya akan memberikan waktu untuk dia keluar lebih dahulu.karena selain menghormati hak orang lain juga demi keselamatan semua pihak.
    2. saya akan mengembalikannnya karena bagaimanapun juga itu bukan hak kita. bila mengkin kita bisa bersenang-senang setelah mendapat uang itu tapi kita g tau apa yang akan terjadi selanjutnya.tanggung jawab bukan hanya dunia tapi akhirat juga.
    3. ada kalanya membuang sampah sembarangan, tapi ada kalanya juga memasukkan sampak dalam saku dan mecari tempat pembuangan sampah
    4. adanya ketidak seimbangan antara kecerdasa intelektual,emosional, dan spiritual. karena mereka hanya memikirkan bagaimana caranya mengambil hak orang lain tanpa ketahuan tapi memikirkan lagi dorongan emosi dan spiritual
    5.mungkin akan kecewa tapi kalo jurusan yang diambil itu lebih membutuhkan fisik dan prestasi seseorang mungkin itu bisa sedikit diterima.
    6. saya akan lebih memilih posisi sebagai orang yang memiliki hak untuk memberikan perubahan.karena dengan begitu saya tidak merugikan pihak penguasa dan pedagang dengan memberikan suatu solusi yang terbaik untuk semua pihak

    28-11-07 09:39
  • 16. danoe

    1. saya akan memberikan waktu untuk dia keluar lebih dahulu.karena selain menghormati hak orang lain juga demi keselamatan semua pihak.
    2. saya akan mengembalikannnya karena bagaimanapun juga itu bukan hak kita. bila mengkin kita bisa bersenang-senang setelah mendapat uang itu tapi kita g tau apa yang akan terjadi selanjutnya.tanggung jawab bukan hanya dunia tapi akhirat juga.
    3. ada kalanya membuang sampah sembarangan, tapi ada kalanya juga memasukkan sampak dalam saku dan mecari tempat pembuangan sampah
    4. adanya ketidak seimbangan antara kecerdasa intelektual,emosional, dan spiritual. karena mereka hanya memikirkan bagaimana caranya mengambil hak orang lain tanpa ketahuan tapi memikirkan lagi dorongan emosi dan spiritual

    28-11-07 09:36
  • 15. Angga Yuda

    1. Saya akan memberikan kesempatan untuk dia keluar dahulu. Karena saya juga memikirkan bagaimana kalau saya jadi dia,itu yang dalam benak saya.
    2. Jelas saya akan mengembalikan,alasan seperti diatas.
    3. Tipe saya,menunda membuang sampah dan menyimpannya dahulu hingga menemukan tempat sampah.
    4. moral pejabat,kita yang bejat. Wakil rakyat yang tidak mewakili suara rakyat.
    5. Saya akan membiarkan saja. Karena saya sadar, saya lebih baik dari dia,,maka konsekuensi say..meningkatkan belajar..agar orang sekeliling juga taw bahwa saya lebih baik dari dia..tapi saya harus rendah hati.dan tidak sombong
    6. Saya akan menjadi pedagang kaki lima,,karena mereka punyak untuk memperoleh hak penghidupan yang layak dari pemerintah. Asalkan tidak ngawur dalam menempati ruang publik

    26-11-07 08:39
  • 14. Toni

    Nama : Toni Prasetyo
    NIM : 06/195048/PA/11132

    1. Apabila saya mengalami peristiwa ini, secara jujur ketika saya dalam keadaan tidak tergesa-gesa atau santai maka saya akan mempersilahkan kendaran tersebut untuk keluar duluan. Karena memang sebaiknya mendahulukan kendaraan tersebut sebab lebih menghormati pengguna jalan lain dan keamanannya lebih terjaga(sebab bisa saja ketika mendahului ternyata kendaraan yang keluar dari tempat parkir melaju terus karena tidak melihat sehingga akan bertabrakan). Namun jika saya dalam keadaan yang sangat terburu-buru, maka saya akan mencoba mendahuluinya jika menurut saya perbuatan saya tersebut masih dirasa aman.
    2. Saya akan berusaha mengembalikannya karena walaupun selisih 20 ribu rupiah mungkin tidak ada artinya bagi supermarket namun itu tetap sesuatu yang bukan hak saya. Sehingga harus dikembalikan kepada yang berhak. Dan saya juga percaya bahwa sesuatu yang bukan haknya jika diambil maka akan membuat sesuatu yang tidak baik bagi kita.
    3. Saya adalah tipe yang menunda membuang sampah. Biasanya saya mengantongi sampah milik saya membuangnya jika menemukan tempat sampah. Namun kadang-kadang juga kalau tidak menemukan tempat sampah juga maka secara diam-diam dan terencana, saya akan menjatuhkan sampah tersebut di sembarang tempat.^_^
    4. Alasan mengapa maraknya kasus korupsi terjadi adalah karena lemahnya mental jujur. Sehingga dengan mudahnya mengambil hak orang lain. Hal ini juga didukung oleh lemahnya sistem hukum yang membuat pelaku korupsi tidak ada yang jera.
    5. Saya akan berpikir bahwa memang itu sudah selayaknya sebab walaupun saya lebih pintar dari dia namun dia pemain olahraga nasional sedang saya tidak. Maka diapun juga pantas diberi penghargaan dengan diterima di program studi tertentu, karena dia memang punya kelebihan yang masih relevan. Tinggal apakah saya juga bisa masuk ke program studi yang saya inginkan dengan kemampuan yang saya miliki, sebab temen tersebut pada dasarnya juga diterima dengan kemampuannya sendiri.
    6. Pada perdebatan tersebut maka saya akan berposisi sebagai penguasa di daerah tersebut, seperti bupati atau yang lainnya. Sehingga saya bisa melihat apakah memang pedagang kakilima tersebut mempunyai hak menempati lahan tersebut(karena mempunyai surat-surat resmi). Atau ternyata memang ada suatu konspirasi antar pejabat yang berwenang dengan oknum tertentu untuk menguasai lahan tersebut(misalnya pengusaha). Sehingga setelah mengetahuinya maka saya bisa bertindak dengan adil. Misalnya saja saya mengijinkan pedagang menempati lahan tersebut atau malah membenarkan pejabat yang berwenang jika memang para pedagang tidak mempunyai ijin tertulis.

    26-11-07 04:36
  • 13. adjiex

    1.jujur aja,kalo realita saya. Itu tergantung sikon pak.Kalo pas nyantai, saya enjoy aja buat ngasih hak mereka untuk keluar dahulu, karena jika kita analisa, hal itu akan memberikan banyak keuntungan bagi khalayak lain. Tapi jika sikon lagi ga sehat seperti mau terlambat,ato lagi suntuk, saya cenderung mengesampingkan kepentingan umum tersebut.
    2.kalau buat saya,saya akan kembalikan kelebihan itu kalau saya masih di TKP.tapi kalau sudah jauh, uang itu saya anggap rezeki dari tuhan yang sekian persen merupakan hak buat orang ga mampu dan harus kita sedekahkan.
    3.kalau saya tipe orang yang tidak suka menunda suatu pekerjaan seperti membuang sampah ke tempatnya. jujur aja kalau saya orangnya pelupa n malaz, jadi mumpung ada kemauan, saya tidak akan menunda untuk membuang sampah itu.
    4.penyebab utama hal itu adalah KESADARAN !!!!
    jika setiap orang selalu sadar terhadap apa yang dilakukannya n tahu akibat dari apa yang telah diperbuatnya,maka penjaga penjara akan di-PHK. kita misalkan kalau kita lagi bermain catur, kita akan selalu berpikir bagaimana agar kita tidak salah langkah dalam mengambil keputusan. kalau kita hanya menyalahkan pelaku yang tertangkap basah, maka kita termasuk orang yang tidak sadar terhadap lingkungan. Kita lihat ada tindak korupsi yang dilegalkan masyarakat. makanya setiap individu bukan hanya pejabat aja,tapi juga kita semua perlu ditanamkan sikap KESADARAN. karena dengan sikap itu kita akan dapat mengerti setiap langkah kita agar selalu pada jalur yang telah ditentukan tanpa melanggarya.
    5.kita harus selalu berpikir positif dari setiap keadaan walau hal itu membuat kita merasa direndahkan sekalipun. dan kita juga harus berpegang kalau kemampuan seseorang tidak selalu mengubah takdir seseorang termasuk dalam hal pendidikan. semua jalan telah ditentukan buat kita. jika kita tidak diterima, maka kita akan mendapatkan yang lebih baik dari itu. maka jangan hanya berhenti dari kegagalan dan rasa iri. carilah jalan yang terbaik buat kamu yang merupakan jalan yang telah ditentukan oleh usaha dan do'a.
    6.menurut saya, pedangang kaki lima juga butuh hak untuk menyalurkan profesinya. sedangkan kita juga sering membutuhkan jasa profesi tersebut. cuma kebanyakan pedagang kaki lima membuat keadaan lingkungan jadi kelihatan tidak bersih. jadi pemerintah perlu membuatkan suatu "lokalisasi" buat para pedagang kaki lima. selain itu kita berikan interupsi agar para pedagang itu mau menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

    26-11-07 01:14
  • 12. ali

    Saya akan menyampaikan pendapat saya tentang beberapa masalah yang bapak sampaikan :
    1. Saya akan mempersilahkan kendaraan tersebut keluar lebih dahulu. Dengan begitu, disiplin, kenyamanan dan ketertiban akan tercipta. Selain itu, jika ingin disiplin maka lakukanlah dengan hal2 yang kecil dahulu seperti contoh di atas.
    2. Kemungkinan besar saya tidak akan mengembalikan uang itu. Sebaliknya, saya lebih cenderung memberikan uang itu kepada orang yang lebih membutuhkan(mis: pengamen, pengemis, dsb) karena saya sadar bahwa uang itu bukan hak saya.
    3. Hm, saya lebih cenderung untuk menunda membuang sampah bila memang di tempat tersebut tidak ada tempat sampah. Namun jika ada tempat sampah di sekitar situ maka saya akan membuang sampah itu langsung.
    4. Menurut pendapat saya, hal itu terjadi akibat kesalahan sistem yang ada di Indonesia. Bangsa Indonesia tidak pernah serius dalam hal memberantas korupsi. Jika dikatakan karena budaya atau masalah manusianya, maka hal tersebut kurang tepat. Karena bila suatu saat dipaksa oleh keadaan maka manusia atau budaya pun lama-lama bisa berubah.
    5. Tiap-tiap orang berhak mendapatkan pendidikan. Jika dia memang seorang atlet maka dia juga berhak mendapat pendidikan atas prestasinya.
    6. Pedangan Kaki lima memgang peranan penting dalam sendi2 ekonomi yaoutu sebagai UKM(Usaha Kecil Menengah). Saya setuju dengan keberadaan pedagang kaki lima selama dia tidak menganggu kepentingan umum serta ikut menjaga kebersihan lingkungan.
    Demikian beberapa komentar/pendapat saya. Terima Kasih.

    26-11-07 11:13
  • 11. yusnan

    1.Mendahulukan kepentingan orang lain itu lebih baik,tentunya dengan rasa ikhlas.Dalam keaadaan seperti ini saya akan memberi kesempatan buat dia untuk keluar terlebih dahulu.
    2.Tepatnya uang itu bukan milik saya,jadi harus dikembalikan.Besar kecilnya jumlah uang tersebut tidak bisa jadi alasan untuk tidak mengembalikanya.
    3.Kalo yang ini saya termasuk type dua-duanya tapi cenderung untuk buang sampah pada tempatnya.
    4.Ketegasan dan ketidakpastian hukum merupakan salah satu penyebabbnya.Coba buat hukum tetang korupsi dimana sanksi bagi setiap pelakunya adalah hukum pancung. Jika ada satu orang saja yang sudah dieksekusi, insyaallah yang lainnya akan insyap.
    5.Yang jelas pasti ada rasa kecewa,tapi saya akan coba untuk menerima dengan lapang dada.
    6.Jika pemerintah sudah menyediakan tempat khusus buat pedagang kakilima maka saya akan berada di posisi pemerintah,akan tetapi jika belum ada tempat yang jelas bagi mereka maka pihak saya adalah pedagang kakilima

    25-11-07 09:28
  • 10. atta

    1.memberi hak kepada orang itu, habis saya tipe orang yang tidak suka diperlakukan seenaknya so saya juga tidak akan memperlakukan orang seenaknya
    2.kalau supermarket itu jauh dari rumah dan perlu ongkos untuk kembali ke supermarket uang itu tidak saya kembalikan
    3.Jujur saya tipe orang yang tidak suka buang sampah sembarangan, saya lebih memilih memasukkan sampah ke saku baru setelah ada tempat sampah saya buang sampah itu
    4.Semua orang butuh duit secara gampang(instant)
    5.Biasa-biasa aja karena saya sadar saya tidak bisa bermain sepak bola dan bakat seseorang memang harus dihargai apapun bakat orang itu
    6.Pedagang kaki lima mempunyai hal untuk tetap menempati lahan tertentu di ruang publik, pedangang kaki lima lebih dapat berinteraksi dengan masyarakat kelas menengah ke bawah..., yang merasa paling dirugikan biasanya orang yang pergi kemana2 naik mobil mewah dan biasanya makan di restoran bintang 5

    25-11-07 05:04
  • 9. yonan

    1. Bila memang sudah tidak memungkinkan untuk mendahuluinya, maka saya akan memberikan kesempatan pada kendaraan itu untuk keluar terlebih dahulu. Ini mungkin hanyalah hal kecil saja, tetapi dari sinilah sikap menghargai dan menghormati kepentingan orang lain berawal, bila tidak dilatih maka sikap ini akan terus terbawa dalam kehidupan sehari-hari.
    2. Tentu akan saya kembalikan, walaupun mungkin hanya beberapa ribu. Memang kalau dipikir uang sebesar 20 ribu tersebut tidak ada artinya dibandingkan keuntungan supermarket, yang bisa berjuta-juta omset dalam seminggunya, ini bukanlah masalah besar-kecilnya uang tersebut akan tetapi kesadaran dan hati nurani kita. Mungkin teller tersebut, dapat dituduh telah menggelapkan uang oleh pengawasnya, atau bahkan bisa dipecat, oleh karena itu sedapat mungkin kita berbuat jujur.
    3. Kalau saya akan menyimpan sampah tersebut terlebih dahulu dan membuang sampah tersebut ditempatnya.
    4. Menurut saya karena tiap orang merasa tiap tindakannya itu harus dihargai dengan uang, misal seorang pejabat penyalur dana, maka ia merasa tindakannya itu suatu kerja keras walupun mungkin hanya menandatangani saja. Semenjak kecil kita di didik untuk selalu mendapatkan hadiah untuk tiap tindakan kita, bukannya dilatih untuk saling memberi dan saling berbagi.
    5. Saya akan merasa iri, karena menurut saya usaha saya lebih keras, dan saya lebih pantas diterima dari pada dia. walaupun itu memang salah tapi itu adalah sikap dan pemikian yang tidak bisa dihindari, dalam keadaan tertekan dan putus asa kita lebih mudah menyalahkan oang lain dari pada interospeksi diri.
    6. Disini pedagang kakilima-lah kobannya, disatu sisi keadaan ekonomi yang mendesak dan tempat publik adalah tempat yang strategis yang ramai dikunjungi para konsumen. ada oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang memang menyewakan tempat ini pada pedagang kakilima ini, walaupun secara ilegal. Pada akhirnya pedagang kakilima ini merasa telah membayar kepada PemDa, sehingga mereka merasa berhak atas lahan tersebut. Akan tetapi sebagai pengguna jalan yang ingin perjalanannya lancar, memang sebaiknya pedagang kakilima ini ditertibkan.

    23-11-07 07:58
  • 8. adhi_BM

    1.Saya akan berhenti sejenak menunggu dia mengeluarkan kendaraannya daripada terjadi hal yang tidak diharapkan misalnya kecelakaan.
    2.Saya belum pernah mengalami hal itu kebanyakan langsung saya cek kembaliannya jika lebih dikembalikan jika kurang diminta lagi. Seandainya terjadi jika supermarketnya dekat rumah saya, akan saya kembalikan jika terlalu jauh mungkin akan saya simpan uangnya.
    3. Saya termasuk orang yang membuang sampah pada tempatnya, kalau tidak ketemu tempat sampah akan saya kantongi dulu. Risih juga kalau melihat sampah berserakan, jadi tidak sedap dipandang.
    4. Lemahnya moral manusia indonesia, sebenarnya moral itu bisa dididik sejak kecil, para koruptor itu mungkin dulunya tidak pernah belajar mengerti penderitaan orang lain makanya hak-hak untuk rakyat pun dicuri.
    5. Sekilas paling saya akan berpikiran universitas itu memandang jasanya kepada bangsa indonesia kemudian mungkin dia berusaha keras untuk belajar menghadapi ujian karena faktanya pada ujian akhir yang pandai belum tentu mendapat nilai yang bagus. Kalau seperti itu saya jadi lebih bersemangat belajar.
    6. Kebetulan teman saya pedagang kaki lima di jogja, dan kemarin ada penggusuran oleh pemerintah tapi pemerintah jogja segera mengganti tempat untuk mereka berjualan, bahkan teman saya diberi kios dan uang ganti rugi selama tempat baru itu sedang dalam masa promosi. Kerja sama ini saling menguntungkan. Selain meningkatkan pendapatan daerah juga para pedagang menjadi lebih tertib, tidak berada dijalan-jalan umum lagi.

    23-11-07 02:37
  • 7. azwar

    Yang akan saya lakukan:
    1.Pada kondisi ini saya akan cenderung untuk mengalah dan memberi kesempatan pada orang tersebut untuk keluar terlebih dahulu. Karena ketika kita melihat sebuah peluang maka hal yang baik adalah berusaha memanfaatkannya. Tetapi akan lebih baik jika kita juga harus lebih bijaksana dalam memperhatikan dan mempertimbangkan efek positif dan negatif apabila peluang tersebut kita ambil. Pada kasus ini ketika kita mungkin mengambil peluang untuk mendahului kendaraan tersebut maka bisa jadi malahan kita terjatuh dan harus mendapatkan perawatan yang serius di rumah sakit selain itu mungkin kendaraan kita juga rusak dan harus diperbaiki.
    2.Sesuatu yang besar dimulai dari yang kecil dahulu. Jadi kejujuran adalah sesuatu hal yang harus kita bina sejak dini. Pada kasus ini ketika kita mendapat kelebihan uang kelebihan maka hal terbaik adalah mengembalikan uang tersebut. Ketika kita menganggap uang itu tidak seberapa bagi yang bersangkutan namun sisi yang diperhatikan adalah tentang kejujuran. Jadi kejujuran suatu ketika pasti akan berbuah manis walaupun kadang jujur itu pahit.
    3.Ketika saya dihadapkan dengan kondisi tersebut maka saya akan menyimpan sampah itu terlebih dahulu baru kemudian membuangnya ke tempat sampah. Hal in penting untuk melatih kedisiplinan kita selain itu kebersihan adalah sebagian dari iman. Sehingga lingkungan yang bersih tergantung pada orang-orang disekitarnya.
    4.Pada dasarnya penyebab masalah korupsi di Indonesia adalah sikap mental yang tidak bagus. Kenapa sikap mental?Karena sikap mental berkorelasi dengan karakter. Jadi ketika sikap mental para aparat birokrasi kita masih belum bagus maka selama itu pula korupsi masih ada.
    5.Hal ini membutuhkan kesadaran dari diri sendiri bahwa mungkin saya kurang belajar dan atlet tersebut mungkin telah belajar dengan keras sehingga diterima di program studi perguruan tinggi bersangkutan. Pada intinya kita berbaik sangka saja.
    6.Saya akan berusaha untuk menengahi permasalahan. Pemerintah juga punya maksud baik untuk mengelola lahan dengan optimal. Di sisi lain para pedagang juga butuh bekerja untuk bisa makan. Jadi akan lebih baik jika pemerintah menyiapkan lahan khusus yang strategis untuk mengakomodir kepentingan para pedagang. Jadi keduanya harus sama-sama 'legowo' demi kebaikan bersama.

    22-11-07 09:09
  • 6. Fakhmi

    1.Dalam hal ini saya akan mendahulukan orang tersebut dengan alasan keamanan, karena hal kecil seperti di atas jika dilakukan dengan ceroboh dapat mengakibatkan kecelakaan, mungkin kecelakaan yang yang terjadi tidak terlalu serius, tapi jika kita bisa mencegahnya dengan sedikit sabar dan mengalah, kenapa tidak..?!
    2.hal seperti ini pernah sasya alami tapi nilai uang yang "berlebih" tidak sebesar itu.
    Jika hal itu terjadi pada diri saya,saya akan mengembalikan uang tersebut karena bisa saja karena uang yang mungkin tidak seberapa bagi pihak supermarket dapat membuat si teller terkena teguran dari bosnya(atau bahkan jika bosnya sangat galak si teller bisa dipecat) apalagi jika kita sudah menjadi langganan tetap di supermarket tesebut dan sudah akrab dengan si teller, tentunya kita ka merasa tidak enak jika bertemu dengan si teller(jika si teller belum di pecat...)ketika kita berbelanja lagi ke supermarket tersebut.
    3.untuk soal yan nomer 3 ini tergantung dari mood saya(hehe..),jika mood saya lagi baik saya akan membuang sampah pada tempatnya karena saya berpikir(kalau mood saya lagi baik) percuma sekolah tinggi-tinggi kalau membuang sampah saja tidak pada tempatnya, tapi jika mood saya kurang baik saya mungkin cuek-cuek saja membuang sampah dimanapun karena saya berpikir(kalau mood saya lagi jelek) "orang lain saja boleh buang sampah sembarangan.., masak saya tidak boleh..,gak adil dong...".
    4.alasan utama mungkin adalah iman dari si pelaku korupsi sendiri.Iman yang baik akan tercemin dari perilaku dan tercermin pula dalam sikap berprofesi.
    5.kalau memang itu yang terjadi dan sudah menjadi aturan yang tetap saya tidak mempermasalahkannya toh itu juga tidak berarti saya kalah dari si atlit itu.
    6.kalau saya akan mendukung peraturan yang berlaku karena lahan yang ditempati oleh pedagang kakilima itu adalah milik pemerintah dimana jika ingin menempati lahan tersenut harus mendapat ijin yang sah dari pemerintah.di lain sisi menempati ruang publik (biasanya di trotoar jalan) dengan "seenaknya" dapat mengurangi keselamatan baik bagi pelanggan ataupun pengguna jalan dan sebetulnya trotoar itu dibuat untuk pejalan kaki bukan untuk berjualan.

    22-11-07 08:59
  • 5. athur

    saya akan menjawab satu persatu pertanyaan itu.
    1.Apa salahnya mengalah untuk hal yang lebih baik,dalam hal ini tentunya saya akan mempersilahkan orang tersebut untuk keluar.hal itu saya lakukan untuk mencari jalan aman.dalam melihat suatu peluang tentunya kita mesti memikirkan jauh jauh kedepan dampak dari peluang tersebut baik maupun buruknya apabila banyak baiknya bisa kita ambil peluang itu namun apabila banyak buruknya lebih baik kita tinggalkan.Dalam hal ini kita memerluka proses pemikiran yang instant dalam mengambil peluang.menurut saya apabila memerlukan pemikiran yang instant lebih baik saya mencari jalan amannya saja,peluang mana yang paling aman itu yang saya ambil.
    2Apabila saat itu saya masih disekitar supermarket tentunya akan saya kembalikan,karena itu tentunya bukan hak saya.Namun pada kasus ini kita sudah sampai dirumah.Tentunya akan saya ambil kelebihan uang itu.Hal itu saya lakukan pertama atas dasar..mungkin ini sudah rejeki saya dan saya berhak mendapatkannya.
    kedua saya anggap ini kesalahan teller human error.saya sebagai pembeli taunya hanya memberi uang yang diminta dan menerima kelebihannya,apabila saya terima kasus ini,maka ini murni kesalahan teller.
    kan lumayan dapat duit buat jajan.heheh..terima kasih.
    3.dalam hal ini saya type dua duanya.terkadang dalam keadaan tertentu saya membuang sampah sembarangan,itu saya lakukan karena tidak dapat menemukan lokasi tong sampah,ya saya mencari tempat yang cocok sebagai tempat buang sampah,tapi kalau ada tong sampah,saya akan berusaha membuangnya pada tempatnya.jadi bisa dibilang dalam hal ini fleksibel tergantung keadaan dan kondisi
    4.penyebabnya karena ada peluang dan waktu.ketika orang memperoleh kedua alasan utama diatas,maka cenderung akan melakukan itu.hal ini dilakukannya selain hal diatas karena ikut ikutan atasannya.mereka berpikir jika atasannya korupsi mngapa dia tidak?
    5.ya mungkin saya berpikir bahwa saya tidak ditakdirkan disitu n itu bukan pilihan terbaik saya.Saya akan membuktikan klo di bidang lain saya bisa lebih baik.
    dan saya akan lapang dada,toh itu tidak bisa diubah lagi.udah ketentuannya.
    6.Saya akan cenderung kepada pendukung aturan yang dibuat.saya yakin aturan tersebut dibuat tentunya demi kepentingan bersama bukan individual.pemerintah tentu lebih memilih kepentingan bersama dari pada kepentingan pribadi.Terkadang reaksi pedagan dilakukan karena mereka berpikir pendek dan hanya mementingkan kepentingan individual nya saja.Dimana mana apa yang menguntungkan bagi pedagang tentu akan dilakukan,apa yang merugikan pasti dilawan.mereka pasti berpikir peraturantersebut akan merugikan.padahal tidak semua nya.jadi lebih baik dilakukan sosialisasi aturan tersebut kepada pedagang hingga mereka mengeti.tentunya sosialisasinya dengan disertai kemudahan kemudahan.

    21-11-07 04:13
  • 4. yazidisme

    1. Sesempat mungkin saya akan mendahuluinya. Sebagai manusia yang masih mempunyai jiwa muda, naluri untuk menjadi yang terdepan sangatlah kuat. Selain itu, anak muda jaman sekarang maunya serba instan/cepat, apapun akan dilakukan agar pekerjaan cepat selesai.
    2. Untuk keadaan ini, saya akan berlaku jujur, yaitu mengembalikan kelebihan uang tersebut. Walaupun cuma dua puluh ribu rupiah, dan si pemilik toko/supermarket tidak tahu, namun Allah Maha Tahu, dan semua perbuatan kita akan dipertanggungjawabkan di akhirat nanti.
    3. Tergantung keadaannya. Apabila ada tempat sampah yang masih dekat/terjangkau, saya akan membuang sampah pada tempat sampah itu. Namun jika tidak ada tempat sampah, maka saya akan secara diam-diam membuang sampah dimanapun tempatnya,pokoknya yang kira-kira masih agak pantas untuk dikasih sampah.
    4. Pada dasarnya korupsi terjadi karena tipisnya keimanan seseorang(jauh dari Tuhannya), sehingga mereka tidak pernah takut untuk melakukan perbuatan dosa. Korupsi salah satu contohnya. untuk faktor kebutuhan hidup, saya kira bukan menjadi suatu alasan seseorang untuk melakukan korupsi. Buktinya pada saat ini, yang marak melakukan tindak korupsi malah dari kalangan pejabat tinggi yang sudah berlimang uang.
    5. Rasa iri mungkin yang akan pertama muncul pada diri saya. Tapi saya akan berpikir bahwa, mungkin saja prestasinya dalam bidang olah raga dapat membuat ia diterima. Dan faktor lain yaitu keberuntungan...
    6. Saya akan cenderung untuk mendukung aturan yang telah dibuat. Karena pada saat ini banyak sekali pedagang kakilima yang tidak memperhatikan aturan yang ada, cuma asal jualan, padahal mereka berjualan di tempat yang tidak diperbolehkan untuk berjualan. Solusinya, mereka ditertibkan. Dalam artian mereka dipindahkan ke tempat yang memang dikhususkan untuk kegiatan jual beli.

    21-11-07 03:51
  • 3. ilun

    tugas m6

    1. bila orang tersebut telah siap keluar saya akan membiarkan dia untuk keluar lebih dahulu
    namun seandainya dia mau keluar namun masih lama jalannya dengan suatu alasan tertentu dan saya
    ada dibelakangnya maka saya akan mengambil peluang tipis tersebut untuk mendahuluinya
    2. insyaallah saya akan mengembalikannya, karena itu bukanlah menjadi hak saya. karena sebagai
    muslim tidaklah memakan sesuatu yang bukan menjadi haknya.
    3. ketika ditanya pernah buang sampah sembarangan, dengan jujur saya jawab "ya"
    namun itu biasanya saya lakukan karena tidak adanya tempat sampah dan sampah itu biasanya sampah-sampah
    basah, namun bila sampah kering biasanya saya coba simpan untuk nanti dibuang pada tempatnya, walapun
    sampah kering juga pernah saya buang sembarangan.
    4. korupsi di indonesia adalah suatu "tradisi" yang sudah tidak aneh lagi dan sudah mengakar kuat dan mendarah
    daging dalam jiwa rakyat indonesia. jangakan kita bicara korupsi para pejabat yang sudah jelas berapa besarnya
    bahkan anak kecil saja sudah pandai mengkorup harta orangtuanya. pada dasarnya masalah utamanya adalah kerusakkan
    moral dan ahlak jiwa bangsa. yang sesungguhnya orang yang korup adalah orang yang tidak tau akan agamanya.
    dan untuk mengobatinya diperlukan kesadaran kita semua kepada agama. karena agama adalah
    kunci permasalahan hidup umat manusia dunia akhirat.
    5. pada dasarnya saya setuju mereka sekolah di perguruan tinggi pavorit. namun jika kasusnya saya lebih pandai dari dia
    pasti ada rasa iri terhadapnya. itu karena mereka telah merebut tempat seorang yang lebih layak bersekolah
    di perguruan itu. kasus ini sama saja seperti kasus perguruan tinggi yang membebani calon mahasiswanya dengan SPMA
    yang sangat mahal. secara tidak langsung kedua kasus tersebut merupakan bentuk diskriminasi terhadap pendidikkan. bukankah
    di indonesia ada sekolah para atlit yang berada di Ragunan, jakarta. kalau mereka tidak mampu bersaing di perguruan tinggi
    pavorit, maka seyogyanya mereka bersekolah ditempat yang mereka mampu untuk berkompeten. kala dunia pendidikan saja masih
    melihat status (dalam hal ini atlit) bagimana didalam kehidupan masyarakat.
    6. bila bicara tentang pedagang kakilima saya akan bersikap netral. netral disi maksudnya adalah saya sebenarnya setuju
    apabila pedagang tersebut ditertibkan, namun di tertibkan bukanlah berarti ditertibkan dengan menghancurkan
    barang dagangan seperti yang terjadi sekarang ini. namun ditertibkan adalah pemberdayaan para pedagang dengan menempatkan
    mereka di tempat yang telah ditentukan. setelah itu mereka dibina dan di bantu sehingga mereka bukan lagi menjadi masalah
    melainkan menjadi sebuah solusi untuk mengatasi masalah pengangguran.

    19-11-07 06:44
  • 2. d\'sigit

    1.karena saya lebih sering mengalah, jadi saya tentu mempersilahkan dia keluar duluan. Apalagi jika cewek cantik, pasti tidak diminta pun saya akan mengalah. Prinsip saya, jika mau mengalah, suatu saat ketika kita sedang terburu-buru dan penting, pasti orang lain akan memberi jalan pada kita. You'LL get what U,ve give...

    2.Tergantung, kalau saya sudah sampai dirumah, mungkin lain kali saya mengembalikannya, berhubung rumah saya jauh(di Magelang, he2..).Saya tidak mungkin langsung mengembalikannya, menunggu waktu lain.

    3.Saya akui, saya sering buan sampah sembarangan, tetapi yang paling sering adalah sampah kecil, seperti bungkus permen. Tetapi saya membuang juga tidak asal, saya buang di tempat yang tidak terlihat, seperti bawah bangku kuliah, dan sebagainya. Namun sekarang saya sudah mulai menghlangkan kebiasan buruk saya itu kok.

    4. Karena udah mendarah daging, turun-temurun. Dan juga rendahnya iman dari umat, terutama umat Islam..
    Ya, udah tradisi, mau gimana lagi? Bahkan saya akui, keluarga saya juga terlibat Nepotisme, bukan korupsi tapinya...Pokoke syusah kalo pengen menghapus budaya KKN di Indonesia...

    5. Ya, say positif thinking aja,..siapa tau dia emang rajin belajar, makanya dia bisa lebih pintar dari saya. Dan lagi, seperti kata herman, diasudah mengharumkan nama bangsa..jadi kita boleh mengalah dari dia..

    6. Pedagang kakilima?? mau tidak mau, setuju atau tidak, mereka akan tetap ada, karena budaya bangsa kita memungkinkan tumbuh suburnya pedagang kakilima..dan lagi sesuai hukum ekonomi, ada permintaan, maka ada penawara..jadi semua tergantung pada konsumen..
    Tetapi kalau sudah mengambil ruang publik, saya sangat tidak setuju...

    15-11-07 05:14
  • 1. heRmaN

    jaWaban uRut seSuai Dengan pertanyaan :
    1. Saya akan memberi peluang kepada orang tersebut karena memang dia telah lebih dahulu siap untuk keluar, karena saya membayangkan seandainya saya berada pada posisi dia yang telah siap untuk keluar terus ada yang mendahului pasti rasanya jengkel sekali pada orang tersebut dan saya tidak mau membuat orang jengkel pada saya.

    2. Saya akan mengembalikannya tapi mungkin tidak langsung ketika itu juga, mungkin saya akan mengembalikannya sewaktu saya belanja kesana lagi atau ketika ada waktu kosong, uangnya tetap aman kok.

    3. Kadang buang sampah sembarangan, tapi kalau di tempat-tempat umum, kost atau kampus sampahnya di simpen dulu kalau ada keranjang sampah baru di buang. Kasian cleaning service-nya.

    4. Waduh pa ya,,???
    Mungkin salah satu penyebabnya adalah dia tidak menyadari adanya suatu masa setelah kehidupan ini yaitu masa kebangkitan setelah kematian (seRem...!!!).
    Yang kedua mungkin banyak sistem yang salah, dimana untuk mendapatkan suatu kedudukan butuh modal banyak, ketika mendapatkan kedukuan tersebut modal harus kembali dengan banyak laba (prinsip ekonomi).

    5. Tidak masalah bagi saya selama orang tersebut telah berhasil mengharumkan nama bangsa dan jurusan yang dia ambil tersebut akan semakin membuat prestasinya bagus dan bisa mengharumkan nama bangsa.

    6. Saya tidak setujudengan keberadaan pedagang kaki lima, karena bisa mengganggu kepentingan umum, seperti adanya 'angkringan' yang menempati halte bis. Jadi tujuan utamanya tidak tercapai. Jadi diperlukan suatu kerjasama antara pemerintah atau pedagang agar tidak mengganggu kepentingan umum. Pemerintah membuat suatu tempat umum bagi mereka (tentunya tempat yang layak untuk berjualan) dan pedagang juga harus mematuhinya. Jadi semua pihak diuntungkan.

    Mungkin ini pandangan atau pendapat saya..!

    15-11-07 10:15