Menyoal Penyelenggaraan Resepsi Pernikahan
Date: 22-11-12 07:17Kita baru saja melewati bulan Besar (Dzulhijjah), bulan musim penyelenggaraan pernikahan. Dari waktu ke waktu ada saja yang mencoba berinovasi untuk memuliakan tamu undangan. Belakangan saya merenungi kemuliaan siapa yang dicari dari inovasi-inovasi itu?
Inovasi pertama yang telah mentradisi cukup lama adalah supenir. Dari pernik-pernik hiasan keramik berkembang ke benda yang ada manfaat seperti saputangan, tas atau taplak meja kecil. Ini perkembangan baik bila pihak pengundang tidak memasang tulisan permanen nama pengantin di pernak-pernik itu. Seberapa pun bagusnya supenir, orang tidak akan merasa nyaman untuk memanfaatkannya bila terlihat mencolok tulisan nama orang lain. Inovasi memberi bibit tanaman sebagai supernir adalah salah satu contoh yang baik. Kartu kecil ucapan terimakasih bisa dilepas sewaktu-waktu.
Inovasi kedua adalah penggunaan kartu undangan yang mewah. Fungsi undangan adalah untuk menyatakan mengundang serta memberi tahu waktu dan tempat penyelenggaraan resepsi. Semewah apa pun, undangan akan dibuang setelah waktu pernikahan berlalu. Setiap kali menerima undangan mewah, saya akan bereaksi \'wow\' tapi sesaat kemudian akan berpikir alangkah borosnya memesan barang mahal untuk dibuang.
Inovasi ketiga yang juga sudah mentradisi adalah penyediaan meja kursi VIP. Di satu sisi bisa saja kita bermaksud memuliakan tamu VIP, tapi di sisi lain kita merendahkan tamu non VIP. Saya melihat dalam antrian panjang, tamu VIP dipersilakan untuk memotong antrian. Umat Islam disyariahkan untuk makan sambil duduk. Kebijakan menyediakan tempat duduk hanya untuk sebagian kecil tamu dan membiarkan tamu lain melanggar syariah dengan makan berdiri perlu ditinjau ulang.
Kirim Komentar
Powered by Waton CMS. Semua tulisan dan image yang ada di homepage ini adalah tanggung jawab Bambang Nurcahyo Prastowo kecuali: (a) diubah oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, (b) secara eksplisit disebutkan rujukan sumber luarnya, atau (c) komentar, tanggapan dari pembaca.