Perhatian: Promo ini hanya untuk orang dewasa!

Bambang Nurcahyo Prastowo

Tenaga Pendidik di Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika FMIPA UGM

Mail: prastowo@ugm.ac.id * Web: http://prastowo.staff.ugm.ac.id
Mobile: +62 811-2514-837 * CV singkat

Perhatian: Promo ini hanya untuk orang dewasa!

Date: 19-01-08 11:37

Rupa-rupanya GlobalTV telah mempermainkan hukum dengan menayangkan iklan acara mempertontonkan perempuan setengah telanjang dengan tulisan seksi yang diawali dengan peringatan" Perhatian! Promo ini hanya untuk orang dewasa." Ini adalah promo acara Bay Watch yang telah mendapat kritikan tentang banyaknya porsi tontonan orang setengah telanjang.

Apa maksud peringatan itu? Memberi kesempatan pada orang tua untuk mengusir anak-anak dari depat TV saat menonton bersama atau meminta anak-anak untuk menyingkir sejenak barang 15 detik untuk menghindari nonton tayangan promo acara itu? Setiap kali ada kritikan, pihak media yang dikritik selalu menjawab dengan kalimat klasik yang kurang lebih bermakna: "Kami hanya memenuhi kebutuhan masyarakat. Selama masih ada yang menontot, kami akan terus menyajikan tontonan itu." Di era so called reformasi ini, mereka bahkan menuntut membubarkan lembaga sensor film. Ditengah-tengah sulitnya memberikan pendidikan pada anak-anak, mengapa masih saja memberi tambahan beban pada orang tua untuk melakukan sesorship sendiri tayangan TV?

Buat bapak dan ibu yang berkuasa dalam bidang penyiaran, ringankanlah kami para orang tua dengan memberikan ketegasan rambu-rambu penayangan televisi. Kami perlu waktu untuk istirahat setelah seharian bekerja mencukupi kebutuhan anak-anak.


Cukup lah bisa dikatakan sebagai pendusta, seseorang yang mengatakan semua yang didengarnya (h.r. Muslim)

Kirim Komentar

Nama:
Website:

Ketik 5921 di
  • 11. sunata

    hmm, pada dasarnya saya setuju kalau anak-anak diberikan pendidikan mengenai sex, akan tetapi pendidikan tersebut harus dilakukan dalam koridor yang benar (tidak melalui iklan2 yang seronok dan/atau menjurus), menimpali komen Harvest, menurutku bukannya orang indonesia takut banget ma yang berkaitan ma sex, tapi menurut saya itu lebih karena memang budaya kita kurang memahami sex sebagai hal yang wajar dan alamiah sesuai kodrat manusia, akan tetapi tentu ada batas2 yang harus diperhatikan dalam memahami hal-hal yang berbau sex. IMHO yang menjadi masalah adalah sewaktu suatu pengetahuan disalah artikan dengan hiburan (sex for entertainment a.k.a. pornography). sewaktu sex ataupun pengetahuan mengenai sex berubah fungsi dari suatu pengetahuan akan manfaat, arti penting dan fungsinya menjadi bisnis kesenangan tentu hal ini sudah melanggar prinsip pendidikan sex itu sendiri.

    fungsi sex sebagai hiburan dan bisnis itu yang menjadi roh dari pornografi, dan hal inilah yang dilarang oleh baik agama maupun budaya.

    oleh karena itu memang sebaiknya pihak yang berwenang mengatur secara tegas mengenai masalah pornografi di mediamassa, antara lain dengan memberikan batas jam penyiaran di tv, tentang jam berapakah iklan yang berbau sex boleh ditayangkan, sehingga apabila ada anak yang menonton maka itu adalah tanggung jawab orang tua.

    demikian sedikit tanggapan yang barusan terpikirkan.

    05-05-08 01:43
  • 10. for akses

    iya bener setuju gw sama Harvest... abis gw kesel banget, pemerintah ga fokus sama kerjaannya kebanyakan masalah...seks itu di pelajarin bukan di ilangin, mendingan gini deh... korupsi tuh udah sampe tingkat krisis, mending hukum gantung yang pada korupsi, bukan hukum rimba buat seks... orang kalo ga miskin2 banget kaya masyarakat kebanyakan di Indonesia pasti punya pola pikir yang rasional untuk seks...

    25-02-08 01:58
  • 9. Harvest

    Kadang saya mikir, kita orang Indonesia ini kok takut banget sih pada hal2 yang berkaitan dengan sex? Tapi tidak takut dan tidak malu sama sekali melakukan dan membiarkan hal2 yang berkaitan dengan mengambil hak2 orang lain alias korupsi?

    Anak2 saya sudah dewasa. Dulu waktu masih kecil ikut saya ke negara maju dan bulan2 pertama mereka kalau ke toko majalah langsung menuju bagian majalah sex. Tapi setelah beberapa bulan, asal ke toko majalah, yang gede langsung ke majalah olah raga karena penggemar sepakbola, yang kecil ke kelompok majalah komputer karena seneng komputer. Majalah sex tidak ditengok lagi. Saya tanya maka jawaban mereka: bosan.
    Punya anak itu jangan terlalu banyak larangan, mereka malah penasaran dan rentan. Anak2 saya sampai sekarang juga tidak menjadi maniak sex atau tukang berzina. Mereka malah jadi imun dan tidak gampang terangsang. Apakagi saya sudah bilang ke mereka, kalau ingin berhubungan suami istri, bilang sama bapak, tak kawinin sebentar terus kamu bisa kelonan di rumah dan besok bednya bapak ganti dengan dobel bed. Eh sampai sekarang mereka malah belum nikah karena sibuk berkarir.
    Jaman sekarang anak tidak bisa dibentengi, yang harus dilakukan adalah dipersenjatai, salah satunya adalah melatih kekebalan tubuh dengan sering dihadapkan pada situasi tersebut.

    29-01-08 05:00
  • 8. prastowo

    Konteks pembicaraan saya bukan pada kemampuan keluarga tertentu membentengi atau mempersenjatai anggota-anggota keluarganya, tetapi kepentingan pendidikan nasional secara utuh. Perdebatan yang sama berlaku pada urusan perjudian, narkotika dan rokok. Masyarakat sudah terdidik untuk berpendapat judi dan penyalahgunaan narkotika itu haram. Karena itu gerakan memeranginya bisa dilakukan secara nasional dan serentak meskipun lebih sering kalah. Penyalahgunaan markotika terus meluas dan judi SMS semakin menggila di televisi.
    Untuk sementara rokok dan beragai tontonan televisi yang berbau sex, kekerasan dan mistis belum dinyatakan sebagai barang haram bagi negara sebagaimana judi yang pernah legal di negeri ini.

    27-01-08 08:51
  • 7. Harvest

    Kadang saya mikir, kita orang Indonesia ini kok takut banget sih pada hal2 yang berkaitan dengan sex? Tapi tidak takut dan tidak malu sama sekali melakukan dan membiarkan hal2 yang berkaitan dengan mengambil hak2 orang lain alias korupsi?

    Anak2 saya sudah dewasa. Dulu waktu masih kecil ikut saya ke negara maju dan bulan2 pertama mereka kalau ke toko majalah langsung menuju bagian majalah sex. Tapi setelah beberapa bulan, asal ke toko majalah, yang gede langsung ke majalah olah raga karena penggemar sepakbola, yang kecil ke kelompok majalah komputer karena seneng komputer. Majalah sex tidak ditengok lagi. Saya tanya maka jawaban mereka: bosan.
    Punya anak itu jangan terlalu banyak larangan, mereka malah penasaran dan rentan. Anak2 saya sampai sekarang juga tidak menjadi maniak sex atau tukang berzina. Mereka malah jadi imun dan tidak gampang terangsang. Apakagi saya sudah bilang ke mereka, kalau ingin berhubungan suami istri, bilang sama bapak, tak kawinin sebentar terus kamu bisa kelonan di rumah dan besok bednya bapak ganti dengan dobel bed. Eh sampai sekarang mereka malah belum nikah karena sibuk berkarir.
    Jaman sekarang anak tidak bisa dibentengi, yang harus dilakukan adalah dipersenjatai, salah satunya adalah melatih kekebalan tubuh dengan sering dihadapkan pada situasi tersebut.

    27-01-08 06:26
  • 6. bhina

    matikan saja pak tv-nya. klo lebih extrim lg jual saja. sy lebih dari dua tahun gak punya tv lagi. dan amat-sangat-jarang-sekali nonton tv.lebih sehat lho pak, terutama buat anak2.

    27-01-08 06:43
  • 5. hadianto

    Tidak adanya aturan hukum yang tegas mengenai dunia penyiaran di indonesia beserta lemahnya kontrol dari lembaga sensor yang selama masa orde baru dianggap sebagai kaki-tangan pemerintah menyebabkan banyak media televisi,koran,majalah merasa merdeka sehingga mereka boleh menyiarkan tayangan-tayangan yang tidak mendidik dan menyesatkan dengan alasan kebebasan, demokrasi,reformasi,dll. Untuk itu peran lembaga sensor itu sendiri menjadi sangat penting bagi sebuah bangsa walaupun tetap harus diawasi agar lembaga itu tidak dimanfaatkan menjadi alat penguasa seperti yang terjadi pada masa lalu.

    23-01-08 10:09
  • 4. arwan

    saya rasa KPI harus diberikan gigi untuk menindaklanjuti keluhan, atau memang karena fungsinya hanya sebagai komisi penonton

    23-01-08 03:10
  • 3. Budi

    Yang ini test saja apakah bisa terbuka,

    23-01-08 02:30
  • 2. Nasir

    Yang benar mas?

    Eh, ngomong-ngomong security code-nya kok text mode sih?
    1. Masih bisa menggunangan teknik parsing untuk mbobol database
    2. Kalau text mode mending dibuat input type hidden saja, lebih ga terlihat.

    23-01-08 02:29
  • 1. marisi

    Ga perlu jauh2, di depan kampus (tepatnya di pinggir jalan) juga ada iklan yang berbunyi seperti ini :
    Telah hadir, TV khusus dewasa di Yogyakarta.

    NB: bkn buatan orang UGM.

    22-01-08 03:00