Nonton Sinetron Intan

Bambang Nurcahyo Prastowo

Tenaga Pendidik di Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika FMIPA UGM

Mail: prastowo@ugm.ac.id * Web: http://prastowo.staff.ugm.ac.id
Mobile: +62 811-2514-837 * CV singkat

Nonton Sinetron Intan

Date: 17-02-07 11:38
Sudah beberapa waktu ini saya berkesempatan nonton sinetron Intan. Waktunya cocok dengan istirahat setelah pulang kerja magrib. Cuma memang canggung juga karena mengganggu waktu sholat magrib (jangan-jangan malah sholat magribnya yang mengganggu tontonan sinetron, naudzubillah). Awalnya saya bisa menikmati sinetron ini karena konflik berkembang dari sifat-sifat manusiawi yang wajar. Tidak ada tokoh super kejam dengan tawa lebar, tidak ada tokoh super sengsara yang selalu kena pukul tiap hari.

Sayang, belakangan ini ceritanya mulai kehilangan kewajarannya. Cinta Intan-Rado yang hiper sejati, penolakan habis-habisan ibu rado pada Intan yang berstatus janda beranak satu serta kemarahan berlebihan dari mertua Intan karena Intan berniat menikah lagi setelah ditinggal mati suami beberapa lama menjadikan sinetron ini tidak beda dengan yang lain-lainnya yang sering diiklankan berkali-kali potongan-potongan episodanya.

Nampaknya memang sulit membuat tayangan bagus yang laku. Untuk bisa laku banyak produser merasa wajib menayangkan adegan kekerasan fisik, setan, dan belatung-belatung. Dulu setiap mendengar lantunan lagu Ya Toyibah yang dibawakan penyanyi cilik Sulis, terbayang wajah anak-anak ceria yang melambai-lambaikan bunga. Sekarang wajah anak-anak itu menghilang tertutup tayangan wajah ngeri, pocong dan belatung-belatung.

Cukup lah bisa dikatakan sebagai pendusta, seseorang yang mengatakan semua yang didengarnya (h.r. Muslim)

Kirim Komentar

Nama:
Website:

Ketik C1F9 di
  • 20. wisata air sumedang

    wisata air sumedang paling hits

    06-02-20 02:39
  • 19. jasa seo

    wah keren

    12-05-18 09:51
  • 18. kursus seo onlineq

    Mau dong pa belajar...

    12-05-18 09:50
  • 17. jasa sedot wc

    Nah artikel layak baca dan menginspirasi pa

    12-05-18 09:48
  • 16. pakar seo

    Nah begini lebih enak ya pa..sukses selalu pakar seojasa seokursus seosewa mobil jogjarental mobil jogja

    12-05-18 09:46
  • 15. WongBanten

    Intan, Wulan dan beberapa tayangan TV di sebuah stasiun TV itu memang asli jiplakan. Penulisnya disuruh nonton tayangan aslinya dan tinggal mengganti tokoh serta tempatnya saja. Para penulis sinetron itu juga tidak punya muka di depan para penulis naskah yang benar-benar mengandalkan kemampuan diri. Kalau mereka disuruh bikin plot dan alur cerita sendiri, matilah mereka. Cuma penulis naskah yang rendahan yang mau menerima order seperti itu. Kalaupun ternyata kata AC Nielsen itu ratingnya bagus, berarti memang para penontong di negeri ini begitu bodoh! Pergilah ke neraka wahai AN Nielsen!!


    04-04-07 09:26
  • 14. nugie

    Saya juga sering nonton(sekeluarga).... harusnya sinetron Indonesia levelnya(baca: kualitas) sperti itu, alurnya bagus. Tapi sayang (katanya) sinetron INTAN diadopsi dr drama korea. Paling nggak bisa buat contoh bagi para produser yg bikin sinetron.

    02-03-07 06:43
  • 13. faizal

    Sinetron Indonesia sekarang targetnya kejar tayang aja..jadi ga ada yang bagus n bermutu kyk dulu. Mungkin sinetron untuk hiburan, saya setuju dengan 'Jomblo' setiap minggu jam stgh 8, ga ganggu sholat apapun kecuali kalau mau witir jam segitu Pak...selamat menonton!!!

    02-03-07 07:44
  • 12. ilwan

    Pak, dah nonton serial TV Jomblo blm Pak..
    wah itu seru pak saya ;p . ceritanya nggak ngebosenin kaya sinetron biasa.. masing tokoh di serial TV ini memiliki karakter kuat, jadiya bgs.. trus ga monoton setiap minggu ada aja hal baru jg bnyk yg lucu2.. he3x.

    26-02-07 07:08
  • 11. arwan

    apa perlu UGM bikin sinetron yang "Beda" ;D

    yang saya takutkan dari sinetron2 yang tayang ade saya yang masih 6 SD senang banget nontonnya sedari kelas 4 SD..... ini bakalan punya pengaruh buruk karena ada beberap sinetron menjual impian/mimpi...

    bahkan tak jarang aktor yang diperankan sukses,punya meja,punya ruangan sendiri di gedung besar, celakanya terkadang untukmendapatkan itu semua cukup instant dari warisan, jd suami simpanan,dpt pusaka, dapet nomor togel dll..

    gmana masyarakat ga pada urban ke jakarta, klo kotanya sendiri imagenya menjual impian...

    25-02-07 03:50
  • 10. tiko

    klo tika blg sinetron indonesia lebih mengajarkan hal2 yang jelek jadi yah pinter2nya kita nonton dan menyaring nya aja bo'

    23-02-07 09:09
  • 9. asty

    Dilihat dari perkembangan Sinetron Indonesia, sekarang ini mengambil topik yang benar2 sama yaitu kawin muda..Adakah sinetron yang bisa Indonesia banget
    keluarga cemara..

    23-02-07 11:11
  • 8. adijogja

    Kini juga marak sinetron2 jiplakan/menyadur dari serial luar negeri yang tayang di TV. Lebih disayangkan lagi, sinetron2 jiplakan tersebut mendapat rating yang tinggi menurut AC Nielsen. Tapi memang rating yang menentukan kelanjutan nafas hidup sebuah sinetron. Kalau ratingnya jeblok, tamat sudah riwayat sinetron itu. Makanya untuk menaikkan rating agar dapat survive, dilakukan berbagai cara. Memperpanjang konflik, menambah tokoh cerita, ikut2an trend sinetron lain, dll, dsb, dst. Jujur, saya merindukan sinetron yang orisinil, berbobot tapi tidak menggurui, dan berkesan mendalam.

    22-02-07 01:36
  • 7. sahal

    Kebanyakan sinetron Indonesia sekarang ini sampah(udah plagiat, isinya ga mutu dan cenderung mencontohkan yang buruk-buruk). Sialnya lagi, seolah2 kita dipaksa untuk nonton itu semua(karena isi acaranya dari pagi ampe malem juga yang kayak2 gitu aja, paling beberpa stasiun aja yang enggak). Mungkin enak kali ya kalo ada IPTV atau Interaktif TV, jadi bisa pilih2 konten yang kita sukai

    22-02-07 09:38
  • 6. pramur

    Numpang nimbrung nih Pak...
    Indosat Galileo, X-Files, CSI, Invention, Lentera Hati, dan errr... semua acara berita di Me**TV dengan Fifi Aleyda Yahya atau Najwa Shihab, ( ) V

    21-02-07 09:24
  • 5. prastowo

    Dulu ada Keluarga Cemara, Losmen, Si Doel. Ada lagin nggak?

    20-02-07 02:27
  • 4. Tyo

    Keluarga cemara.

    20-02-07 02:20
  • 3. pramur

    Numpang nimbrung nih Pak...
    Wah, soal Televisi, saya termasuk yang kontra, kecuali untuk konten2 tertentu semisal di Metr*TV. Dulu saya paling suka acara National Geographic, pas dengan waktu kepulangan dari SMA.
    .
    Sekarang, banyak isi acara yang tidak sesuai dengan karakter aseli bangsa ini, menurut saya.
    .
    Bukannya tidak menghargai karya anak negeri, tapi seperti yang telah dikatakan Mas Arwan, mulai banyak yang mengekor..

    19-02-07 09:24
  • 2. Ian

    Ehm...siapa berani menolak TV?

    19-02-07 10:54
  • 1. arwan

    satu lagi pak.....

    kebanyakan untuk lebih menjual, sinetron2 tersebut mengekor produk luar....

    masih hangat kejadian FFI, tapi kalo memang mentalnya adalah mempertahankan dapur biar survive... yahh mau ga mau

    17-02-07 02:37