Wawancara UGM Goes Opensource
Date: 25-01-07 08:39 Ada email yang mengirimkan pertanyaan wawancara tentang UGM Goes Opensource. Berikut ini jawaban saya.
tuan luki wrote:
> UGM). Begini, kami mau menanyakan tentang komitmen UGM untuk
> mengembangkan Open Source pasca habisnya kontrak Microsoft dengan UGM.
> Kalau tak keliru namanya UGOS kan, pak?
Sebenarnya nama ini muncul begitu saja dari IGOS. Huruf U kita maksudkan sebagai UGM tetapi bisa juga berarti universitas secara umum.
> Sebelumnya mohon maaf pertanyaannya saya ajukan via email, karena saya
> mendapat kabar dari staf TU PPTIK bapak sedang ke luar Kota.
> pertama, bagaimana mulanya ide UGOS itu muncul? (tentu kemunculannya
> jauh sebelum habisnya kontrak dengan Microsoft kan?)
Ide pemanfaatan produk free and opensource software (FOSS) muncul pada saat UGM mulai memusatkan perhatian pada hak kekayaan intelektual yang dimiliki sivitas akademika. Dari situ muncul kesadaran sebelum minta penghargaan dari orang lain, kita harus mulai bisa menghargai orang lain. Permasalahan cepat mengerucut pada kenyataan bahwa di UGM masih banyak dijumpai tindak kejahatan pembajakan material digital. Persoalan disederhanakan menjadi pilihan menandatangani Microsoft Campus Agreement (MSCA) atau Go Opensource. Kebetulan pada waktu itu piha Microsoft mulai gencar mendatangi perguruan-perguruan tinggi untuk mengkampanyekan MSCA. Keputusannya, kita tandatangani MSCA untuk jangka terpendek yang waktu itu disepakati 3 tahun untuk memberi kesempatan pada warga UGM menganalisa plus minusnya MSCA dan Go Opensource yang kadang disebut dengan OSCA (Opensource Campus Agreement -- hanya saja ini agreement diantara kita sendiri)
Waktu 3 tahun ini cukup ideal untuk mempersiapkan dan mengimplementasikan segala hal yang berkaitan dengan kegiatan migrasi ke opensource. Dalam praktek, penandatangan MSCA justru meninabobokkan pengguna komputer di lingkungan kampus untuk tidur dari pemikiran legalisasi software. Lebih parah lagi, penandatangan MSCA yang dimaksud sebagai upaya legalisasi software campus pada prakteknya justru memberi rasa aman pada warga untuk membajak semua software berplatform Microsoft Windows. Pada hal, MSCA UGM hanya melindungi penggunaan Microsoft Windows dan Office saja.
> kedua, apa target UGOS (apakah mengganti seluruh perangkat lunak yang
> ada di UGM, atau hanya sebagian saja, yang dibeli pasca habisnya kontrak?)
Target UGOS:
1. Semua komputer yang saat pengadaannya tidak dilengkapi pembelian lisensi penggunaan software Microsoft Office akan dilengkapi dengan OpenOffice.org.
2. Semua komputer yang saat pengadaannya tidak dilengkapi dengan lisensi penggunaan sistem operasi Windows akan dijalankan dengan sistem operasi opensource (dalam hal ini Linux).
3. Semua komputer yang digunakan untuk pengolahan data statistik akan dilengkapi dengan sistem pengolahan data statistik R-base.
4. Pada setiap pembelian sistem software berbasis Windows yang hendak dipasang pada komputer yang belum berlisensi Windows harus memasukkan pula pembelian lisensi sistem operasinya.
> ketiga, apa saja program yang dicanangkan atau yang sedang dan akan
> dilaksanakan? ada berapa tahap? apa saja?
Pada tahun 2005, kita banyak melakukan pelatihan-pelatihan sistem OpenOffice.org pada staf pendukung di lingkungan kampus UGM. Pada tahun 2006, pelatihan dilanjutkan untuk mengenal sistem operasi Linux dan sekaligus telah dimulai program instalasi OpenOffice di Windows dan Linux (sudah termasuk OpenOffice) pada komputer-komputer yang telah diprogramkan untuk menggunakan FOSS oleh penanggungjawabnya. Pada tahun 2007, UGOS konsentrasi pada instalasi sistem.
> Siapa sasaran program tersebut? dan siapa prioritas utamanya?
Sasaran program tersebut adalah staf akademik dan staf pendukung. Untuk tahap awal, program kita prioritaskan pada staf pendukung dengan asumsi para dosen dapat bermigrasi ke opensource dengan pola autodidak.
> kendala utamanya? (mungkin soal \"kebiasaan\") dan bagaimana mengatasinya?
> ada sedikit tips untuk warga kampus atau orang yang ingin beralih ke
> Open Source?
Kendala utama adalah kenyataan bahwa migrasi ke FOSS merupakan kerja yang menyangkut mengubahan kebiasaan. Mengubah kebiasasan penggunaan Windows ke Linux cukup berat meskipun tidak seberat perubahan kebiasaan penggunaan DOS ke Windows atau dari Lotus 123 ke Exel. Isu biaya lisensi belum cukup menjadi motivasi pada warga UGM untuk bermigrasi. Kami, para da\'i FOSS, mulai mengusung motivasi nasionalisme, meningkatkan daya saing bangsa dan sebagainya.
Tips untuk migrasi ke FOSS:
1. Sadari sepenuhnya bahwa migrasi ke FOSS tidak berimplikasi menyia-nyiakan dokumen-dokumen yang ada. Artinya, OpenOffice.org dapat membaca dan meyunting dokumen-dokumen doc, xls dan ppt sama baiknya (bahkan lebih baik dalam pengertian tidak terganggu oleh keberadaan virus di dokomen tersebut) dengan Microsoft Office.
2. Meskipun teorinya kita bisa memasang Linux berdampingan dengan Windows di komputer yang sama, saya sarankan jangan lakukan itu. Ganti sistem operasi Windows dengan Linux seutuhnya. Keberadaan Windows di komputer akan selalu menggoda kita untuk menggunakannya tiap kali kita berhadapan dengan persoalan baru. Tanpa Windows, kita hanya perlu waktu 2 minggu - 1 bulan untuk mastering Linux. Dengan Windows, kita tidak akan merasa perlu membaca manual atau bertanya ke orang lain tentang cara-cara melakukan sesuatu di Linux.
Kirim Komentar
18. ZAHRA
Om.... saya minta tolong ci......
om bisa gak bantuin saya cari program pengolahan kata sebelum microsoft office,beserta penjelasannya. kalau om gak bisa atau repot, dimana ci nyarinya??????
15-01-08 10:11
17. arnal
om.. bisa cariin program sebelum microsoft office gak?
15-01-08 10:10
16. tery_mh
berikan contoh
program jadi dari pembikinan form dan projectnya
02-11-07 09:29
15. asep sugiantoro
saya makin bingung dengan programing, apa karena saya baru masuk kuliah ?
16-08-07 04:22
14. SUPRIYATIN
Saya mau minta tlong kepada semua khusus ahlinya ada yng bsa ngirimi saya tutorial defreze dan gos ga.pleaze send to e-mail:supri2185@yahoo.co.id.Thank's
24-07-07 10:57
13. distrolinux
mau tau artikel terkini soal FOSS, Linux, GNU, BSD dan opensource sekaligus bisa beli CD Linux dan BSD semua varian?? silakan masuk ke www.bukabuku.org ..
12-07-07 09:44
12. Ardiansyah
Ayo pak berlomba dengan ADGOS (UAD Goes Open Source)
11-06-07 11:18
11. ANTY
TOLONG DONG KIRIMIN YG LEBIH LENGKAP
27-04-07 10:07
10. JADUNG
KURANG JELAS TENTANG SUSE 10.0
20-04-07 03:44
9. LIONE6
TOLONG...DONK, AKU MINTA SPESIFIKASI UNTUK SUSE 10.0
20-04-07 03:41
8. lesda
tolong kirim informasi lengkap ttg suse 10.0 berikut cara instalasi.okehhhhh
thanks
20-04-07 03:37
7. Dion
Saya mau coba
12-04-07 11:02
6. wine
jangankan yg dibuat dengan visual basic pak, winamp (program pemutar mp3 di windows) saja bisa dijalankan dengan mulus menggunakan wine
14-03-07 01:29
5. prastowo
Ngomong-ngomong soal Wine, saya ingin tahu seberapa maju sistem program ini? Apakah sudah cukup stabil untuk menjalankan program-program yang dicompile dengan Visual Basic?
09-03-07 04:23
4. AGie di wanaguna@dephut.go.id
UGOS?? menarik juga
Bagaimana dengan driver hardware? Semoga
saya Newbie pake Linux yaitu PuppyLinux. ternyata Linux bagus dengan emulator wine saya masih bisa menggunakan program2 saya yang bisa jalan di windows
09-03-07 04:01
3. pramur
@ seagate
Waaa... Kenapa jadi lemah semangat begitu Pak? Kalau mau didaftar, banyak sekali hal-hal yang saya belum bisa dapatkan dari Sistem Operasi Gratis (dan jelas kehalalannya, setidaknya menurut MUI) ini. Semisal belum bisa ngeprint image (masih dari OpenOffice, masih harus diimport dulu), FreeMind belum jalan (ini saya sedang menanyakan ke founder Kuliax, Boss Esteween, sekaligus ketua KPLI Jogja), dan segudang masalah lain yang belum bisa dapatkan solusinya.
.
Salah satu solusi, mungkin kita masih perlu yang "arane" komunitas, internet ala kadarnya, dan segunung jiwa besar untuk menerima filsafat berbagi dan dibagi, demi migrasi sepenuhnya. Di notebook saya juga masih ada windowsnya (10 giga dari 60 giga), dan itu juga karena Bapak sering pake MindMap.. ^_^ v
.
Dengan adanya dukungan komunitas, beban kita setidaknya berkurang Pak. Mudah2an saya dalam waktu dekat ini, berhasil meluncurkan SI untuk manage buku pribadi, masih sederhana. Doalan sahaja.
.
@ prastowo
Dengung-dengung tentang GOS dan family ( cuma beda ruang lingkup ya? Berarti saya PGOS = pramur goes open source? ) sudah sedjak djaman dahoeloe kala Pak? Saya menyambut baik soal adanya info.ugm.ac.id. Tapi, bisa disediakan untuk yang DVD version ga?(^_^) v
.
Kalo untuk pelatihan di lingkungan kampus (maksutnya mahasiswa) sebenarnya sudah ada KSL Pak, kita acaranya semacam Jemuah (acaranya KPLI Jogja) begitu, cuma sekedar kongkow-kongkow and sharing-sharing, tidak termetode, karena dari awal kita niatkan untuk komunitas, bukan untuk pelatihan. Cuma, sepertinya teman-teman ilkom masih terlena dengan kenyamanan dan keharaman (ini kata MUI loo... ) Need for Speed, Wind0$, dan sebangsanya....
19-02-07 08:52
2. prastowo
Berikut ini ada wawancara lagi tentang UGOS, rupa-rupanya ada kesalahfaham tentang istilah UGOS.
On Wed, 2007-01-31 at 21:03 -0800, indra wrote:
> Apa latar belakang memunculkan UGOS?
Saya kira ini ada kesalahah fahaman istilah. IGOS (UGOS) adalah istilah
untuk program kegiatan migrasi dari penggunaan sistem software tertentu
ke sistem Free and Open Source Software (FOSS). Dalam pelaksanaannya di
pemerintahan (LIPI, BPPT) terdapat program kegiatan pembuatan sistem
operasi dan aplikasi yang produk terakhir yang saya tahu diberi nama
IGOS Nusantara.
Dalam praktek, kegiatan "goes opensource" berarti mengganti penggunaan
Microsoft Office dengan OpenOffice.org, Microsoft Windows dengan Linux,
Adobe PhotoShop dengan Gimp, dan seterusnya. Lisensi penggunaan
software-software pengganti tersebut bersifat Free and OpenSource.
OpenSource dalam arti tersediaanya program sumber; Free berarti pengguna
bebas untuk memperbaik, memodifikasi atau mengambangkan sistem yang
digunakannya.
Sistem Operasi Linux dan aplikasi-aplikasinya pada umumnya dikemas dalam
paket distribusi yang sering dikenal dengan istilah distro. Saat ini
bisa kita jumpai banyak distro di pasaran antara lain RedHat, SuSE,
Mandriva, dan Ubuntu. Tiap-tiap distro mewakili komunitas pengguna
sistem komputer tertentu. Sebagai contoh, komunitas komputasi sains
menyukai SuSE karena dalam kemasannya banyak memuat paket-paket program
pengolahan data sains. Komunitas ISP menyukai RedHat karena lebih kuat
pada pengembangan software manajemen jaringan komputer. IGOS Nusantara
memasuki "pasar" sebagai distro yang dikemas oleh BPPT-LIPI untuk
memenuhi kebutuhan komputasi di pemerintahan.
> Bagaimana proses merancang UGOS?
Kegiatan UGOS, julukan kita untuk program UGM Goes Opensource, tidak
memrogramkan pembuatan distro sendiri. UGM memutuskan untuk menggunakan
distro Fedora Core untuk pengembangan dan Ubuntu untuk instalasi di
PC di End User. Beberapa mahasiswa teknik elektro mengambangkan distro
khusus untuk penyelenggaraan pendidika TIK di universitas dengan nama
Kuliah (baca kuliax.ugm.ac.id).
> Bagaimana cerita awalnya?
UGUS dipicu oleh pemberlakuan undang-undang hak kekayaan intelektual.
Pada dasarnya boleh dikatakan semua server sistem yang beroperasi di UGM
menggunakan produk software opensource namun demikian hampir semua PC
yang digunakan sivitas akademika dioperasikan dengan sistem Windows.
Untuk mengawali program UGOS, UGM menandatangai kontrak Microsoft Campus
Agreement (MSCA) yang merupakan legalisasi penggunaan sistem
operasi Windows dan aplikai Microsoft Office di semua PC milik
universitas. Dalam masa
kontrak 3 tahun tersebut, Pusat Pelayanan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (PPTIK) UGM melakukan persiapan migrasi ke Opensource.
> Siapa pencetusnya dan siapa saja yang terlibat?
Pencetus UGOS adalah masyarakat pengguna Linux di lingkungan Kampus UGM;
salah satu membernya saya sendiri. Di satu sisi, kami merasa pembiayaan
MSCA terlalu mahal, di sisi lain ada keinginan untuk meningkatkan
kemandirian bangsa melalui pemanfaatan sistem-sister berbasis
Opensource.
> Berapa lama waktu yang dibutuhkan?
Pada waktu itu kami optimis dapat goes opensource dalam waktu 1 tahun
dalam praktek, mengingat kegiatan ini menyangkut perubahan kebiasaan,
kita perkirakan akan molor sampai 3 tahun.
> Berapa pula biayanya?
Karena UGOS tidak mengembangan sistem sendiri, menggunakan sistem yang,
biaya terbesar ada pada training. Di UGM ada sekitar 2400 pegawai,
diperkirakan setengahnya menggunakan komputer untuk bekerja.
> Selama merancang UGOS, kesulitan apa saja yang ditemui?
Kesulitan utama ada pada kompatibilitas sistem dengan peralatan
perkomputeran baru seperti model-model mutakhir dari printer, scanner
dan webcam.
> Bagaimana pemecahannya?
Selain mengusahakan driver-driver yang cocok, kami mengeluarkan daftar
kompatibiltas hardware untuk dipakai sebagai pegangan teman-teman yang
bertugas dalam pengadaan peralatan perkomputaran baru.
> Adakah preseden OS lain yang dipakai dalam merancang UGOS?
Karena UGOS menggunakan Fedora Core dan Ubuntu, keandalan ugos tersandar
sepenuhnya pada distro-distro tersebut.
> Jika ada, mengapa memilih OS itu sebagai acuan? Apakah UGOS
> mampu melebihi kemampuan OS itu?
> Apa keunggulan dan kelemahan UGOS? Kapan UGOS resmi dipakai?
> Bagaimana penerapan UGOS di lingkungan UGM? Bagaimana
> persiapan hardware, software, maupun tenaga ahlinya? Bagaimana
> komentar pemakai?
> Bagaimana kesanggupan UGOS untuk menyelesaikan
> pekerjaan-pekerjaan Office, statistik, dan multimedia? Apa
> syarat kemampuan komputer untuk dapat menggunakan UGOS?
> Apa saja kelengkapan, fitur, kemampuan, dan fasilitas UGOS?
> Di luar UGOS, bagaimana ulasan Bapak mengenai perkembangan OS
> lokal? Apakah sudah mampu menggantikan Microsoft? Apakah
> fasilitasnya mudah dipakai? Menurut Bapak, apa penyebab orang
> sulit beralih dari Microsoft ke OS lain?
pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas tidak relevan karena masuk
dalam masalah kesalahfahaman istilah ugos.
>
> Demikian pertanyaan kami. Untuk melengkapi tulisan ini kami mohon
> untuk dikirimi bentuk tampilan UGOS dan foto serta profil singkat
> Bapak Bambang Prastowo. Mohon maaf bila ada tutur yang kurang
> berkenan. Terimakasih atas kerjasamanya.
Profil saya bisa dilihat di http://prastowo.staff.ugm.ac.id dan
http://pptik.ugm.ac.id
>
06-02-07 07:08
1. seagate
Saya pikir apa yang dilakukan PPTIK dengan menyediakan FOSS di info.ugm.ac.id sudah cukup bagus. Apalagi ada INHERENT. Mahasiswa jadi tidak kesulitan lagi kalau pengen download.
Saya pribadi masih dual OS dan sekarang lebih sering pake Windows karena satu alasan:
gagal menginstal xCHM di SUSE 10.0, padahal banyak ebook dan manual yang formatnya CHM. Jadi ya kalau coding di windows terus.
meski demikian, saya masih berkomitmen untuk tidak memakai development tools ilegal. Dari Dev-C++, MinGW Developer Studio, MS Visual C++ Express Edition, JDK 1.5, NetBeans, Eclipse, Free Pascal, Apache, PHP, CakePHP, MySQL, PostgreSQL, dan Notepad++. Biarin deh yang lain pada pake Delphi, VB, SQL Server, atau Visual Studio ilegal.
Selain Windows dan MS-Office, apa yang sulit saya tinggalkan adalah ebook bajakan yang mutunya jelas jauh di atas buku2 Indonesia
01-02-07 01:16
Powered by Waton CMS. Semua tulisan dan image yang ada di homepage ini adalah tanggung jawab Bambang Nurcahyo Prastowo kecuali: (a) diubah oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, (b) secara eksplisit disebutkan rujukan sumber luarnya, atau (c) komentar, tanggapan dari pembaca.