Bisnis Permen Teknologi Informasi

Bambang Nurcahyo Prastowo

Tenaga Pendidik di Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika FMIPA UGM

Mail: prastowo@ugm.ac.id * Web: http://prastowo.staff.ugm.ac.id
Mobile: +62 811-2514-837 * CV singkat

Bisnis Permen Teknologi Informasi

Date: 26-03-16 06:19
Terhubungnya milyaran orang dalam satu sistem jaringan komunikasi data Internet membuka peluang bisnis besar dengan harga eceran yang sangat kecil. Ciri bisnis sistem digital seperti ini: 1. melibatkan ongkos pengembangan yang besar namun ketika sudah siap dipasarkan, 2. ongkos produksinya (penggandaan materi) mendekati nol. Ini bisa terjadi karena sebagian besar biaya produksi diserap dalam bentuk pembiayaan infrastruktur (sarana/prasarana). Kita tidak bayar satu sen pun untuk mengirimkan surat elektronik ke saudara yang berada nun jauh di negeri orang. Namun untuk bisa mengirimkan email itu kita harus memiliki perangkat komputer (atau smartphone), bayar kwh listrik dan biaya langgaran koneksi Internet.

Sebagai media massa, model dasar bisnis Internet adalah:
1. menyediakan sistem informasi yang berguna (pengeluaran)
2. menggunakan sistem informasi untuk menarik massa pengguna (pengeluaran)
3. mengumpulkan pemasukan dari
a. iuran pengguna (langganan per perioda waktu atau eceran per pemakaian)
b. menarik biaya dari pemasang iklan

Hukum alamnya adalah:
1. Membuat sistem bagus memerlukan biaya besar namun berpotensi dapat menarik banyak pengguna misalnya search engine, web browser, event calendar dan sebagainya.
2. Banyaknya pengguna menentukan besarnya potensi pemasukan dari pemasang iklan. Pemasang iklan bersedia bayar mahal kalau sistemnya dapat memaparkan iklannya ke kelompok masyarakat yang luas.
3. Menggali pemasukan dengan menarik biaya dari pengguna berpotensi menurunkan minat penggunaan yang berakibat penururan potensi pemasukan dari iklan. Fenomena menarik sekarang justru banyak pengusaha sistem software yang menempatkan iklan sebagai pengganggu untuk menggiring pengguna agar mau mengeluarkan biaya untuk penggunaan sistemnya kalau tidak ingin terganggu.
4. Banyaknya target pengguna suatu sistem informasi tidak menentukan biaya pengembangan sistem informasinya. Contoh, pembuatan sistem manajemen pendidikan yang dibangun untuk melayani peserta didik institusi tertentu memerlukan biaya yang kurang lebih sama dengan sistem yang dibangun untuk peserta didik masyarakat luas.

Pada media massa tradisionil, iklan dipaparkan pada semua orang yang ada dalam jangkauan media tersebut. Segmentasi terjadi pada media massa tematik semisal toko onderdil mobil akan memilih pasang iklan di majalah otomotif. Meskipun ada spesialiasi, pada dasarnya paparan iklan masih bersifat massal. Google membangun bisnisnya dengan model pemasangan iklan yang berbeda. Pemasang iklan tidak dikenai beban tetap. Ongkos akan ditagihkan sesuai dengan jumlah pengguna layanan google yang tertarik dengan iklan yang dipasang.

Pemasang iklan menyukai Google karena dia hanya membayar sesuai dengan jumlah orang yang mengunjungi website pemasang iklan tersebut. Meskipun penarikan biaya hanya dalam hitungan sen, namun bisa saja total biayanya menjadi besar ketika Google berhasil menarik kerumuman masyarkat untuk membuka web pemasang iklan. Tentunya ini akan menaikkan jumlah pembelian barang dan jasa yang diiklankan jauh lebih tinggi dibanding dari pasang iklan model tradisionil. Model ini memenangkan semua pihak: masyarakat terbantukan mendapatkan situs web yang dicari, pemasang iklan happy dengan peningkatan kunjungan homepagenya, google happy dengan hasil pungutan jasa periklanannya.

Selain di search enginnye, Google menyadari kerumunan secara spesifik terjadi dalam bentuk fans yang setia mengunjungi website-website tertentu. Kelompok kemenangan bisnis Internet bisa diperluas. Pada pengelola website populer, Google kemudian menawarkan kerjasama pemasangan iklan dengan pola serupa. Iklan dipasang oleh Google pada frame tertentu di website yang disiapkan pengelolanya dengan sistem yang diberi nama AdSense. Perjanjiannya adalah pengelola website akan memperoleh bagian dari uang yang didapat dari pemasang iklan yang dibayarkan atas klik link iklan di website yang bersangkutan. Beberapa ibu rumah tangga bisa mendapat penghasilan tambahan dengan membangun blog yang tiap hari diisinya dengan pengalaman sehari-hari. Blog semacam ini bisa disukai orang banyak orang banyak sehingga melalui sistem AdSense, si pembuat blog ikut menikmati revenue yang dikumpulkan Google.

Kelompok pemenang bisnis informasi Internet meluas tanpa ada yang dirugikan sampai sistem ini tercium oleh para penjahat. Dengan memanfaatkan Google search engine, para penjahat ini mengumpulkan artikel-artikel populer yang ditulis orang lain untuk dicopypastekan ke websitenya sendiri. Bila ada klik link iklan adSense di situ, revenue dari Google tidak masuk ke rekening penulis blog namun mengalir ke rekening si penjahat. Untuk mengamanan bisnisnya, Google berusaha keras mendeteksi berbagai macam ketidakwajaran perilaku dari para mitranya untuk diambil tindakan seperlunya. Namun demikian para penjahat juga berusaha keras bagaimana menghindar dari radar Google. Seperti ini lah model win-win bisnis Google berbasis \"indahnya berbagi\" tercederai.

Cukup lah bisa dikatakan sebagai pendusta, seseorang yang mengatakan semua yang didengarnya (h.r. Muslim)

Kirim Komentar

Nama:
Website:

Ketik 77C2 di