Bambang Nurcahyo Prastowo

Bambang Nurcahyo Prastowo

Tenaga Pendidik di Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika FMIPA UGM

Mail: prastowo@ugm.ac.id * Web: http://prastowo.staff.ugm.ac.id
Mobile: +62 811-2514-837 * CV singkat
LANGKAH MIGRASI KE OPEN SOURCE

Model peredaran software bajakan boleh dibilang serupa dengan narkoba. Pada mulanya, masyarakat bisa menggunakan software tersebut tanpa dipungut biaya. Setelah terbiasa dan tidak bisa lepas dari penggunaannya, maka saat ini masyarakat mulai dipaksa, melalui pemberlakuan undang-undang hak kekayaan intelektual, untuk membayar lisensi. Ada dua pilihan: bayar atau mulai belajar menggunakan software alternatif yang tidak membawa konsekuensi keharusan membayar. Pada rubrik Beranda Teknologi Komunikasi dan Informasi, Kabar UGM, 1 Agustus 2003, telah disampaikan perbandingan biaya yang harus dikeluarkan UGM untuk membayar lisensi dan untuk membayar biaya migrasi ke software open source. Tulisan ini akan mengungkapkan langkah kongkret bermigrasi ke penggunaan sistem open source.

Universitas Gadjah Mada telah menandatangani Campus Agreement dengan Microsoft untuk menyewa software Microsoft Windows (versi manapun) dan Microsoft Office (Word, Excel, PowerPoint, termasuk Visio). UGM dan Microsoft telah sepakat untuk melegalkan penggunaan software tersebut selama 3 tahun. Di akhir tahun ketiga, akan dilakukan evaluasi untuk menentukan apakah Campus Agreement perlu diperpanjang. UGM telah mengambil keputusan untuk bermigrasi ke sistem berbasis produk software open source. Oleh karena itu, dalam waktu 3 tahun,semua pengguna komputer di UGM harus sudah bisa menggunakan produk open source atau bertanggungjawab secara individu untuk meneruskan penggunaan software lisensi.

Dua software dasar yang pasti terpasang di setiap PC di kampus adalah sistem operasi dan sistem desktop environment. Boleh dikatakan semua PC di kampus menggunakan sistem operasi Windows kecuali PC milik segelintir pionir open source. Dalam penggunaan sehari-hari, boleh dikatakan di semua PC terpasang Microsoft Office (Word, Excel, PowerPoint) . Pada dasarnya dua software dasar ini bisa digantikan sepenuhnya dengan produk open source: Linux, XFree86, KDE, dan OpenOffice.

Linux adalah sistem operasi komputer. Sistem ini mengatur manajemen penggunaan peralatan komputer, termasuk prosesor dan memori. Dengan sistem operasi yang baik, sebuah komputer dapat menjalankan banyak proses secara berbarengan dan dapat digunakan secara bersama-sama oleh beberapa orang sekaligus.

XFree86 adalah fasilitas untuk membangun lingkungan kerja komputer berbasis GUI (graphical user interface). Dengan fasilitas ini, seluruh komponen yang tampil di layar komputer diperlakukan sebagai objek grafis, tidak lagi sebagai sederetan teks sebagaimana model interfis terminal konsul jaman dulu. Pada penggunaan yang lebih mendalam, XFree86 juga memberikan fasilitas remote terminal sehingga kita bisa bekerja dari satu komputer dengan memanfaatkan secara langsung program aplikasi yang berjalan di komputer lain.

KDE adalah lingkungan kerja berbasis XFree86 untuk mengatur penggunaan komputer secara keseluruhan. Fasilitas dasar yang disediakan KDE antar lain pengatur window, program-program kecil seperti kalkulator, teks editor dan sebagainya. Dengan KDE kita sebenarnya sudah bisa memanfaatkan komputer secara optimal karena disana sudah disediakan pula word processor, spreadsheet, presentation sebagaimana layaknya fasilitas yang disediakan oleh Microsoft Office. Namun demikian, untuk menjaga kompatibilitas dengan dokumen-dokumen lama, kita masih membutuhkan software tambahan yakni OpenOffice.

OpenOffice atau kadang lebih dikenal dengan nama StarOffice (merek dagang dari Sun Microsystem), adalah program aplikasi komputer untuk menjalankan fungsi yang mirip dengan Microsoft Office. Karena berkembang di lingkungan Unix, OpenOffice sedikit berbeda dengan Microsoft Office dalam hal pengorganisasian menu dan trik-trik untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu. Pada awal penggunaannya, kita bisa langsung beradaptasi dengan OpenOffice. Rasanya hanya seperti berhadapan dengan Microsoft Office versi baru.

Secara umum kita bisa teruskan editing dokumen-dokumen yang dibuat di lingkungan Microsoft Office sebelumnya dengan OpenOffice. Tingkat kompatibilitas dokumen antara MS Office dengan OpenOffice terletak pada seberapa jauh kita berdisiplin dalam pembuatan dokumen. Sebagai contoh, untuk mengetikan judul bab, kita dianjurkan untuk menggunakan "paragraph tag" heading. Disediakan tag heading1, heading2 dan seterusnya untuk mengetikan judul bab, sub bab dan seterusnya. Dengan kedisiplinan ini, migrasi ke OpenOffice tidak akan mengalami kesulitan. Masalahnya menjadi lain apabila kita mengetikan judul bab dengan cara manual memodifikasi bentuk dan ukuran fontserta posisinya.

Contoh diperlukannya kedisiplinan lain adalah penempatan potongan teks pada posisi center. Posisi teks hendaknya dipasang dengan atribut paragraf yang bersangkutan, tidak dengan menyelipkan banyak spasi atau tab dikiri teks. Demikian pula, cara yang benar untuk memaksa suatu paragraf masuk dalam halaman baru adalah dengan menyelipkan page break bukan dengan menyelipkan enter berkali-kali. Ketidak kompatibilitas Microsoft Word dengan OpenOfficeWriter pada umumnya disebabkan pada perbedaan default ukuran kertas, font, dan definisi atribut-atribut semacam itu. Itulah sebabnya dokumen yang disunting dengan kedisiplinan tinggi dalam memaksimalkan penggunaan fasilitas word processor tidak akan mengalami kekacauan bila disunting dengan word processor lain.

Hal lain yang bisa menyebabkan kekidak kompatibilitas antara Microsoft Office dan OpenOffice adalah sistem pemrograman makro. Kebanyakan pengguna komputer tidak memanfaatkan fasilitas ini; dalam banyak hal justru fasilitas makro memberi kesusahan dengan terbitnya berbagai macam virus dokumen. Bila diperlukan, fungsi-fungsi makro harus diprogramulangkan di lingkungan OpenOffice.

Untuk mensukseskan proses migrasi ke sistem open source diperlukan perencanaan yang baik. Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kita bisa meminimalkan gangguan pada kerja staf sehari-hari pada umumnya. Berikut ini adalah langkah-langkah yang akan ditempuh untuk menuju penggunaan produk open source semaksimal mungkin.

Pertama, pastikan semua fungsi server dilayani oleh sistem berbasis open source. Bila masih ada server dengan software bajakan semisal NT, Windows2000 dan sebagainya, pelajari servisnya dan gantikan sepenuhnya dengan Linux atau FreeBSD. Langkah ini tidak akan banyak berpengaruh pada kerja user pada umumnya mengingat server Linux bisa dikonfigurasikan agar melayani client Windows sebagaimana server NT.

Kedua, pindahkan semaksimal mungkin semua sistem informasi berbasis jaringan komputer dari model client-server klasik ke model web. Kerja berat harus dilakukan apabila telah terlanjur banyak program aplikasi di server yang dibangun dengan sistem pemrograman non open source semisal asp. Sistem informasi berbasis web memberi kebebasan pada client untuk memilih browser yang disukainya.

Ketiga, arahkan pengguna untuk memanfaatkan Mozilla atau Netscape untuk semua pekerjaan yang berhubungan dengan akses Internet/Intranet. Netscape di Windows memiliki kenampakan identikal dengan Netscape di Linux. Dengan demikian apabila seseorang sudah terbiasa melakukan akses servis dengan Netscape di Windows tidak akan merasa asing apabila diharuskan menggunakan Netscape for Linux.

Keempat, pasangkan OpenOffice for Windows di semua komputer Windows yang ada di institusi. Salah satu langkah instalasi OpenOffice menanyakan apakah akan menyerahkan dokumen dengan ekstensi nama file yang biasa disunting dengan Microsoft Office ke OpenOffice? Klik yes. Dengan demikian dobel klik ke dokumen .doc, .xls, dan ppt akan menghidupkan proses OpenOffice. Sebagaimana saya ungkapkan didepan, pengguna OpenOffice akan merasa menggunakan sistem Office yang baru.

Terakhir, kelima, gantikan sistem operasi Windows dengan sistem operasi Linux apabila hardwarenya memungkinkan. Pergantian sistem operasi dilakukan pada komputer-komputer yang penggunanya sudah mahir menggunakan OpenOffice dan tidak ada program-program aplikasi spesifik lain semacam AutoCAD dan ArcView yang aktif digunakan.

UGM menyediakan situs yang berisi informasi khusus untuk permasalahan penggunaan program-program open source. Situs ini bisa diakses dengan nama http://osi.ugm.ac.id, dimana OSI adalah kepanjangan dari opensource inititative.


Cukup lah bisa dikatakan sebagai pendusta, seseorang yang mengatakan semua yang didengarnya (h.r. Muslim)

Kirim Komentar

Nama:
Website:

Ketik F759 di
  • 32. Eko

    software open source yg fungsinya kayak Visio apa ya pak?

    30-03-14 08:09
  • 31. samsuddin

    bang.......dimn dpt diperoleh artikel atau buku manajamen migrasi dari bajakan ke open source

    13-08-09 09:04
  • 30. prastowo

    Buat Eri, microsoft visio itu produk software yang dibeli Microsoft untuk diintegrasikan ke Office sebagai tool membuat diagram. Fiturnya banyak, silakan search di Internet.

    Buat Pak John, terimakasih atas nasehat anda.

    22-07-07 04:41
  • 29. john

    wah...wah...kayaknya Indonesia dah gila nih, ngapain mendewa2kan linux (opensource) toh itu buatan orang sono,dan juga ngapain kita bilang terkutuk orang yg bajak windows toh rekan2 lulusan teknik informasi dan sejenis nggak bisa bikin OS sendiri, berapa banyak kekayaan alam kita yg dibajak, dicuri, itu lebih terkutuk pak
    saya hanya menyarankan go opensource seyogyanya dilakukan dengan cara yg santun jangan menjelek-jelekkan yang lain. Ingat "orang yang merendahkan orang lain belum tentu dia lebih baik mungkin lebih rendah dari orang yang dihinakan".Jangan bilang pindah opensource merupakan prinsip yg baik karena kita tetap sebagai user.Saya pada intinya tidak memihak satu pihak, saya bangga bila saya bisa menggunakan produk asli Indonesia. Saya bukan sarjana teknik melihat adanya friksi para ahli teknik sedih karena yg rekan2 bahas itu buatan orang lain.
    Pak Pras saya berharap anda bisa menjadi Habibi di bidang TI dengan jalan membuat OS asli indonesia.
    Menurut saya yg harus kita laukan adalah propaganda pembuatan OS asli indonesia rekrut sarjana terbaik bidang terkait untuk mewujudkannya dan buat kami orang orang yang bukan teknokrat bangga. Terima kasih,selamat berjuang dan maaf bila kasar dan menyinggung Pak Pras dan rekan-rekan teknokrat.

    21-07-07 10:27
  • 28. eri

    Pak kalo definisi microsoft visio tu apa ya.....Nuwun

    24-06-07 11:50
  • 27. prastowo

    Wah duh... kata terkutuk terlalu berat lah. Dulu saya mengusung tema gratis untuk migrasi ke opensource. Sekarang saya menyadari bahwa migrasi ke opensource tidak sekedar mengajar gratis tapi yang paling penting adalah memberi pembelajaran yang lebih dalam tentang ICT pada para penggunanya. Dengan pemahaman yang lebih dalam ini, kualitas pemanfaatan teknologi lebih dari sekedar alat ngetik dan main game. Perlu dibuktikan dan bisa menjadi bahan penelitian tugas akhir. Kita lihat karakteristik pengguna produk opensource.

    21-04-07 06:03
  • 26. alik_kereen

    walaupun kita sudah menggunakan program open source..tetapi windows yang kita gunakan masih bajakan. . .TERKUTUK...

    21-04-07 03:37
  • 25. alik_kereen

    windows identik dengan pembajakan..dan hal tersebut merupakan hal yang kurang terpuji dan terkutuk..mari kita buka mata untuk memilah apakah saat ini sampai nanti kita tetap akan mejadi seorag pencuri . . . hidupkan perkembangan open sources . . .

    21-04-07 03:34
  • 24. Finally_Rockset

    membandingkan antara linux dgn window,, hmm.. apakah anda merasa memiliki cukup ilmu tentang itu..??

    08-10-06 02:01
  • 23. tom-L

    sae

    06-07-06 09:30
  • 22. ghofar ismail

    kapan di wilayah Indonesia dimulai pembelajaran komputer berbasis powerpoint pada anak-anak smp dan sma.

    02-06-06 09:25
  • 21. arwan

    school agreement beda dengan campus agreement, tergantung kondisi yang diterapkan microsoft, referensi untuk keamanan opensource dan windows tidak hanya satu, bisa search di google, infolinux,FAQ, dan www.astalavista.com(becareful).

    06-03-06 03:43
  • 20. arwan

    analisis ekonomi untuk kantor, kampus/sekolah dan pribadi akan berbeda, tergantung pada berapa network komputer yng terpasang, licence microsoft adalah per PC (ada di agreement EULA pada installer)yang pasti ROI-nya akan cukup besar dikarenakan untuk office dan Windows berbeda licence sedangkan linux bundled jadi satu + program2 grafis, untuk licence kampus/sekolah ada program sendiri dari microsoft berupa school agreement yang besarnya untuk fasilitas OS bisa sampai $24 per pc (untuk jelasnya bisa menghubungi pak Putu Khadafi di bagian pendidikan divisi solusi microsoft, saya ada card namenya jikalau perlu),dulu sebelum di jogja saya kebetulan dengar dari beliau, licence windows bisa murah asal di casingnya tertempel stiker OEM-nya microsoft masalah hardware tidak begitu diliad (kesimpulannya impor casing ber-OEM aja ;) ), mengapa linux lebih aman dari pada windows, linux merupakan turunan Unix yang di buat linus torvalds untuk pembelajaran dan dikembangkan secara bersama2, linux lebih aman ketimbang windows dikarenakan os itu sendiri.. windows sangat user friendly, GUI-nya menarik, didukung kernel yang mudah mengenali (plug and play)dan dukungan vendor lain yg membuat windows kompatibel dengan hardware dan software apapun kecuali gimp tentunya ;P, dan jaringan pada windows terbuka agar mempermudah komunikasi (tinggal klak klik port 139,80,dan 135 otomatis listening) dan dukungan pemakai yang cukup besar menjadikan windows dan office nya target yang menarik, (percuma kan bikin virus atau trojan ke pemakai yg sedikit), lagi pula sekali keluar windows dan officenya menyimpan banyak vuln,sedangkan linux memang dibuat untuk jaringan (karena mengandung darah unix)bedanya jikalau dalam jaringan kita bisa memanage untuk memblok bila terlihat ada serangan tidak seperti windows yang cuman bisa melongo waktu ada yang masuk (cmd:netstat -n)dan mesti ikutin vendor beli ini beli itu bwt securityna,mengenai virus di linux juga pernah ada kok, saya lupa referensinya karena dah nda konsen kesana lagi (maaf)CMIIW

    06-03-06 03:20
  • 19. Bambang Prastowo

    Saya pernah melihat report dari mahasiswa pak Didi Achjari (dosen fakultas ekonomi) yang melakukan penelitian serupa di suatu institusi. Silakan saja kirim email ke beliau (didi_a@ugm.ac.id) menanyakan hal ini. Dengan senang hati saya akan mengakomodir penelitian masalah kesiapan/kemampuan/kebersediaan SDM menggunakan produk opensource di UGM melalui PPTIK. Kebetulan saya sedang mengajukan proposal pembentukan pusat studi informatika sosial. Hasil penelitian semacam ini sangat cocok untuk mengisi kegiatan pusat studi tersebut.

    22-02-06 01:16
  • 18. Titis

    Pak Prastowo, sebelumnya kenalkan saya Titis Wijayanto, dosen baru di Teknik Industri UGM. Saya tertarik dengan perkembangan Linux di UGM terutama sejak dicanangkannya UGM Go Open Source sejak diputuskannya tidak diperpanjangnya campus agreement antara UGM-Microsoft. saya tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan migrasi dari windows based ke linux based di UGM dilihat dari sudut pandang keilmuan TI (ergonomi dan usability). Di sini saya ingin meneliti seberapa besar tingkat usabilitas aplikasi perkantoran berbasis linux jika dibandingkan dengan aplikasi berbasis windows (sebut saja word, excell dll. hal ini cukup penting untuk dilakukan, sebab selama ini saya mengamati perkembangan Linux di Indonesia masih sebatas pengembangan Open Source itu sendiri, sisi human factor dari pengguna belum banyak disentuh. Kalau ga ada halangan sih mau saya ajukan untuk penelitian DPP SPP di Fakultas. untuk itu saya minta kalau-kalau ada masukan dari pak prastowo yang saya yakin sangat mumpuni di bidang per-Linux-an ini berkaitan dengan rencana penelitian ini. trims sebelumnya

    22-02-06 11:57
  • 17. Titis

    Pak Prastowo, sebelumnya kenalkan saya Titis Wijayanto, dosen baru di Teknik Industri UGM. Saya tertarik dengan perkembangan Linux di UGM terutama sejak dicanangkannya UGM Go Open Source sejak diputuskannya tidak diperpanjangnya campus agreement antara UGM-Microsoft. saya tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan migrasi dari windows based ke linux based di UGM dilihat dari sudut pandang keilmuan TI (ergonomi dan usability). Di sini saya ingin meneliti seberapa besar tingkat usabilitas aplikasi perkantoran berbasis linux jika dibandingkan dengan aplikasi berbasis windows (sebut saja word, excell dll. hal ini cukup penting untuk dilakukan, sebab selama ini saya mengamati perkembangan Linux di Indonesia masih sebatas pengembangan Open Source itu sendiri, sisi human factor dari pengguna belum banyak disentuh. Kalau ga ada halangan sih mau saya ajukan untuk penelitian DPP SPP di Fakultas. untuk itu saya minta kalau-kalau ada masukan dari pak prastowo yang saya yakin sangat mumpuni di bidang per-Linux-an ini berkaitan dengan rencana penelitian ini. trims sebelumnya

    22-02-06 10:55
  • 16. Bambang Nurcahyo Prastowo

    Wah... maaf saya mengulang hal yang sama dan tidak menjawab pertanyaan. Saya belum menemukan situs yang khusus membahas keamanan opensource.

    02-02-06 05:26
  • 15. Bambang Nurcahyo Prastowo

    Keamanan Opensource? Pertanyaan yang sulit dijawab. Opensource itu istilah untuk model pengambangan sistem software yang memberi kebabasan pada pengguna produk pengembangan itu untuk melakukan pengembangan lebih lanjut melalui hak akses pada source codenya. Masalah keamanan sistem berbasis produk opensource, barangkali bisa dianalogikan dengan pengamanan gedung di malam hari. Ada orang yang berusaha mengamankan gedung dengan cara memadamkan penerangan. Di kegelapan, penjahat tidak terlalu mudah menemukan lubang masuk, kalau ada. Ada orang lain yang meningkatkan keamanan gedung dengan cara memasang lampu penerangan di semua sudut. Lampu penerangan ini akan membantu penjahat menemukan lubang, namun dengan penerangan ini pula pihak satpam bisa lebih mudah menutup bila ditemukan adanya lubang masuk. Bila ingin lebih detail, kita perlu memeriksa aspek tertentu dari sistem software misalnya memperbandingkan sistem keamanan yang difasilitasi kernel linux dan kernel windows xp misalnya. Atau sistem keamanan yang difasilitasi Netscape vs Internet Explorer. Untuk yang begini, kita bisa diskusikan bila ada yang berminat.

    02-02-06 05:22
  • 14. arhul

    pa' kalau situs mengenai keamanan open source itu dimana?

    02-02-06 12:34
  • 13. Bambang Nurcahyo Prastowo

    Secara umum keamanan dapat dipisahkan dalam dua topik: 1. keamanan dari pencurian dan 2. keamanan dari kerusakan. Keamanan dari pencurian dapat dilindungi dengan teknik-teknik kriptografi. Keamanan dari kerusakan dapat dilindungi dengan membuat sistem backup yang baik dan sistem pencegahan kerusakan (saat ini banyak datang dari virus) yang terusmenerus diupdate. Sistem opensource dikembangkan oleh banyak orang dengan banyak model; dari sisi kemudahan penyebaran virus, keragaman ini menguntungkan kita mengingat kunci kesuksesan penyebaran virus ada pada keseragaman pola sistem-sistem yang diserang. Saat ini, masyarakat pengguna Internet banyak memanfaatkan produk jadi yang tersedia. Bila produk ini cukup populer seperti PHPBB, PHPNuke dan sebagainya, para pengguna harus rajin menengok website produsennya karena sebagaimana di dunia pengguna Windows, setiap saat akan ada orang yang kreatif mencoba sistem yang bisa mencuri atau merusak implementasi produk yang bersangkutan.

    26-01-06 07:39
  • 12. arhul

    Pak saya mau tanya mengenai keamanan open source itu gimana?tolong diajarin ya.

    25-01-06 11:26
  • 11. gunawan

    Butuh cukup ilmu untuk anda membandingkan antara linux ataupun windows

    13-10-05 07:45
  • 10. Bambang Nurcahyo Prastowo

    Lho? Justru karena belajar windows gak gablek-gablek sekalian Linux saja.

    29-09-05 10:16
  • 9. ma2t

    ndadak aneh2 ganti linux barang...windows wae durung gablek je

    29-09-05 09:37
  • 8. sukro bin rojali

    ppppuuuuuuuuuuuuuussssssssssiiiinnnggggggggg kebanyakan tulisanya klo mau jadiin berapa halaman thanks

    05-09-05 04:54
  • 7. Riesz\'t

    Setuju Mas ..... Sepertinya sdh waktunya kita punya 'prinsip' unk. ber-open source ria. Kalo ada yg mau ngajari, aku mau tenan lho. Aku masih kurang referensi nih unk. melangkah.

    29-08-05 01:29
  • 6. Bambang Prastowo

    Kabar baik. Ayo, tak ajari Linux.

    24-08-05 03:27
  • 5. anon

    Pak Pras, apa khabar? ajari aku LINUX ya...

    24-08-05 03:21
  • 4. Bambang Prastowo

    Dalam perkembangan selanjutnya, isu opensource tidak sekedar menghindari biaya pembayaran lisensi. Persoalannya lebih dalam dari itu bahkan bisa sampai pada pengembangan ketahanan nasional. Baca http://www.fsf.org/licensing/essays/microsoft-new-monopoly.html

    08-07-05 01:42
  • 3. prastowo

    Yang saya maksud dengan narkoba adalah kejadian penyebarluasannya. Pada awalnya setiap orang diberi kesempatan untuk melakukan pembajakan, copy hampir gratis. Setelah menjadi pengguna berat dan tidak bisa lagi meninggalkan penggunaannya, mulailah dilakukan pemaksanaan untuk membayarnya.

    30-06-05 03:02
  • 2. prastowo

    Kok kayak narkoba?

    30-06-05 03:02
  • 1. prastowo

    Kapan ya langkah sosialisasi migrasi ke Open Source dimulai. Kalo menurut saya sih

    30-06-05 03:02