Bambang Nurcahyo Prastowo

Bambang Nurcahyo Prastowo

Tenaga Pendidik di Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika FMIPA UGM

Mail: prastowo@ugm.ac.id * Web: http://prastowo.staff.ugm.ac.id
Mobile: +62 811-2514-837 * CV singkat

Aplikasi Jaringan = Aplikasi Web?

Date: 24-09-08 06:36
On Tue, 2008-09-23 at 07:06 +0000, Ahmad Hazairin (a.k.a Febi) wrote:
> Dalam tulisan saya sebelumnya saya mengungkapkan keheranan saya
> bahwa kalangan IT kita banyak menganggap aplikasi jariangan adalah identik dengan aplikasi web.

Membaca tuisan mas Febi, saya jadi mikir-mikir magic apa sebenarnya yang ditawarkan web sedemikian hingga menarik banyak perhatian banyak orang? Dugaan datang dari sistem pendidikan nampaknya tidak tepat. Banyak sistem pendidikan di Indonesia lebih banyak mengenalkan Visual Basic (yang sejarahnya tidak web-based) dibanding yang web-based. Pendapat saya ini datang dari jauh lebih panjangnya alur forum yang berjudul vb dibanding java atau php, apa lagi perl, di web saya. Pada hal, saya tidak pernah banyak komentar tentang vb mengingat tidak berkompeten di situ.

Model web menurut saya sangat ideal untuk mengembangkan aplikasi pada lingkungan kerja dengan model manajemen serba tidak menentu. Sewaktu-waktu kita akan berhadapan dengan berbagai macam surat keputusan, surat edaran dan semacamnya yang sering mengharuskan kita mengubah sistem programnya. Web programming memberi kemudahan luar biasa untuk mengimplementasi perubahan program pada sistem yang operasional dengan user yang sangat luas.

Mas Febi mencontohkan YM yang nyata-nyata aplikasi jaringan komputer namun kebanyakan tidak menggunakan Web Client. Mengikuti contoh tersebut, saya berpikir untung saja kebanyakan pengguna YM tidak peduli dengan fitur selain chatting. Bila para user secara keseluruhan bergantung pada fitur ekstra seperti voice dan file transfer, tentu lah terjadi kekacauan besar mengingat fitur-fitur ekstra itu sangat bergantung pada versi build dari YM. Observasi pada fenomena preferensi user pada YM desktop application dibanding versi web-based, membangkitkan hipotesa bahwa untuk fungsi-fungsi komunikasi dengan protokol yang standarnya sudah sangat dikenal seperti email, telephony, chatting (text, voice, video), dsb., sebaiknya tidak diimplementasikan web-based.

Seingat saya, model web pada awalnya tidak dirancang untuk membangun program aplikasi semacam sistem informasi manajemen atau sistem komunikasi yang kompleks. Web dirancang untuk sistem publikasi informasi. Sifat interaktif dimulasi dengan pencantuman link url pada elemen-elemen tertentu dari dokumen yang tayang. Pembukaan kolom search mengatasi problem membengkaknya jumlah link yang harus dimasukkan dalam suatu halaman web (masih ada yang ingat tag isindex?). Form untuk buku tamu yang menyusul kemudian memberi kesempatan pada user untuk mengetikkan data lebih dari sekedar query index search. Dari sini lah berkembang ide memanfaatkan model web untuk mengembangkan program aplikasi secara luas; sesuatu yang saya yakin tidak terpikirkan oleh pencetus sistem web.

Tentu saja suatu upaya menggunakan alat yang tidak dirancang khusus untuk hal yang diupayakan tersebut jarang-jarang bisa menghasilkan sesuatu yang klop. Mengingatnya modelnya yang sangat sederhana dalam kerja deploymentnya, banyak orang berusaha keras menutup kekurangan web untuk aplikasi umum. Netscape melaju dengan model pluginnya. Sun masuk dengan applet, Microsoft apa ya? DirectX? Sampai terakhir babak belur merancang dan mengimplementasikan Ajax.

Kembali ke Republik Indonesia tercinta, saya meyakini model web sangat cocok di sini karena sifatnya yang memungkinkan kita mengoperasikan produk awal rapid prototyping dalam lingkungan kerja yang sesungguhnya. Untuk selanjutnya, live coding (fitur baru atau debugging) bisa dilakukan oleh para programmer bambu runcing berbarengan dengan operasional pemakaian sistem. Para user yang tersebar di mana-mana bisa menikmati (atau memaki-maki) perubahan sistem, baris demi baris.... dari menit ke menit berikutnya. Instant! Surat edaran boleh datang kapanpun; boleh dicabut kapanpun. Pagi datang instruksi perubahan, siang sudah terpasang.

Mungkin ini masuk kategori "hanya terjadi di Indonesia."


Cukup lah bisa dikatakan sebagai pendusta, seseorang yang mengatakan semua yang didengarnya (h.r. Muslim)

Kirim Komentar

Nama:
Website:

Ketik 5ED9 di
  • 6. SEO Website

    Ketika Anda mencari kata kunci apa pun menggunakan mesin pencari, itu akan menampilkan ribuan hasil yang ditemukan dalam database-nya. Peringkat halaman diukur oleh posisi halaman web yang ditampilkan dalam hasil mesin pencari. Jika mesin pencari menempatkan halaman web Anda di posisi pertama, maka peringkat halaman web Anda akan menjadi nomor 1 dan itu akan dianggap sebagai halaman dengan peringkat tertinggi.

    SEO adalah proses merancang dan mengembangkan situs web untuk mencapai peringkat tinggi dalam hasil mesin pencari.

    31-03-19 04:13
  • 5. Bambang Prastowo

    Buat chandra, thanks. Buat Erwin Candra (sama nggak sih orangnya?), saya salah tulis. Yang saya maksud adalah urutan sejarah membuat model web bisa digunakan untuk mengembangkan sistem informasi interaktif penuh:

    1. plugin netscape
    2. java applet dan javascript dari Sun
    3. ActiveX (bukan DirectX) dari microsof
    4. terakhir Ajax
    Nah Ajaxnya tidak terkait dengan MS. Saya bilang babak-belur coba saja lihat librarynya, bagaimana Ajax bekerja sangat keras untuk mencoba bisa berjalan mulus di banyak platform web browser.

    22-01-09 10:40
  • 4. Chandra

    tulisannya sangat menarik pak, senang bisa baca tulisannya PAk

    22-01-09 09:33
  • 3. Erwin Candra

    Saya tertarik dengan tulisan Bapak mengenai "MS sampai babak belur merancang dan mengimplementasikan Ajax" ... memang critanya gimana sih pak ? Karena anggapan saya Atlas/Ajax.NET Framework adalah f/w ajax yang paling mature diantara f/w2 yang lain. FYI, saya bukan loyalis MS, pun bukan loyalis OS, saya hanya seorang amfibian yang bekerja di dua lingkungan tersebut.

    Kalau dihitung plus minusnya, memang masing2 punya kelebihan dan kekurangan. Jika dilihat dari segi distribusi aplikasi, Web Based App memang sedikit lebih unggul, dimana secara alami aplikasinya bersifat terpusat. Tapi tidak menutup kemungkinan aplikasi desktop juga dirancang untuk memiliki kemudahan distribusi seperti itu (walaupun membutuhkan extra effort).

    Maaf saya ga sependapat dengan pak Eko, karena sebagai developer, dalam memilih platform (Web atau Desktop maupun Open Source atau Propietary) bukan atas dasar asyik atau tidak asyik, senang atau tidak senang, melainkan dari melalui kajian yang mendetail (mungkin dalam bahasa kampusnya jadi riset kali hehehehe) mengenai semua faktor yang berkaitan dengan aplikasi yang akan kita bangun.

    16-11-08 04:50
  • 2. prastowo

    Buat pak Hanan, bambu runcing itu simbol dari senjata para pejuang kemerdekaan republik Indonesia. Simbol dari budaya penjajah adalah keju dan roti. Sebenarnya dalam bayangan saya (saya sangat ingin menuliskannya di sini), Microsoft Dreamspark itu seperti program penjajah bagi-bagi roti dan keju pada para kaum feodal di zaman pendudukan. Tapi saya tidak ingin mengungkapnya secara terbuka karena tentu akan memicu perdebatan yang tidak perlu. Toh itu hanya bayangan personal saja dari pengalaman-pengelaman sebelumnya yang sama sekali tidak berdasar pada suatu penelitian yang komprehensif.

    Untuk Pak Eko, kerja IT ada 2 arah:
    1. memenuhi kebutuhan: client menyebutkan/merumuskan spesifikasi, kita mengerjakan pembangunannya;
    2. menciptakan kebutuhan: kita yang bersenang-senang membangun sesuatu dengan keasyikan spesifikasi dan cara sesuka kita, masyarakat yang kita bujuk untuk memanfaatkan produk yang kita bangun itu.

    Perusahaan TIK kecil akan terserap energinya untuk aktivitas butir 1; perusahaan besar bisa mengalokasikan dana untuk butir 2. Bahkan sangat boleh jadi untuk perusahaan besar, alokasi dana lebih banyak ke arah kerja butir 2 tersebut di atas serta pemasarannya.

    27-09-08 06:30
  • 1. Eko SW

    personal opinion, saya kurang sreg dengan pemrograman Web (justru karena ini saya agak gelagapan menghadapi tuntutan permintaan). Selain terpusat, sehingga manajemen perubahan bisa ringan sekali, keunggulan lainnya memang proses development yang tidak melalui proses build sangat memudahkan pengembangan (meski Java Web tetap butuh proses build, karena itu lebih populer PHP).

    Tapi aplikasi desktop (YM bkn web, tp desktop jaringan) lebih asyik dikembangkannya, karena alur pengembangannya saya rasakan lebih terpusat kepada programmer. Dan itu sangat menyenangkan...

    Sy pikir2, pergerakan perubahan IT ke depan lebih ke persilangan aplikasi web dan desktop. Yah, AJAX di Web 2.0 mungkin sudah mulai menjadi petunjuk u/ hasil persilangan ini, tapi yg saya harapakan lebih dari itu, yaitu adanya kerjasam vendor IT spt yg diawali oleh Google, dalam membentuk Internet menjadi platform yang bersifat Desktop.

    • Mungkin sesuatu ya

    26-09-08 10:19