Bambang Nurcahyo Prastowo

Bambang Nurcahyo Prastowo

Tenaga Pendidik di Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika FMIPA UGM

Mail: prastowo@ugm.ac.id * Web: http://prastowo.staff.ugm.ac.id
Mobile: +62 811-2514-837 * CV singkat
PUBLIKASI ONLINE DI UNIVERSITAS GADJAH MADA

Teknologi Internet telah terbukti berhasil mengantarkan isi dari berbagai sumber-sumber informasi ilmu pengetahuan dan teknologi kepada para peminatnya di seluruh dunia. Sebagai contoh, coba Anda masukkan keyword search "human cloning pdf" ke salah satu mesin pencari data di internet, misalnya: http://www.google.com. Anda akan dapatkan daftar sejumlah dokumen dalam format pdf tentang penelitian yang berkaitan dengan "penggandaan manusia" yang tersedia online di internet. Artinya, dokumen-dokumen tersebut siap disalin ke komputer lokal untuk dibaca atau dicetak kapan saja Anda inginkan.

Sebagai perguruan tinggi dengan mahasiswa sekitar 50 ribu dengan 139 program studi S1, S2 dan S3, UGM tentu menguasai sumber-sumber ilmu yang sangat banyak. Namun, jangan dulu mulai menghitung jumlah buku dan jumlah karya-karya publikasi para dosen/peneliti/mahasiswa karena sangat boleh jadi sumber-sumber ilmu tersebut kebanyakan masih tersimpan di dalam otak sekitar 2.300 dosen dan peneliti serta 50 ribu mahasiswa yang terus berkembang. Untuk sementara, cara akses ke sumber-sumber tersebut adalah dengan berpartisipasi dalam acara perkuliahan. Untuk memberi akses yang lebih luas kita perlu aktif mengusahakan agar ilmu yang tersimpan dalam otak sivitas akademika tersebut bisa tertuang ke luar dalam bentuk materi publikasi umum.

Secara tradisionil, ilmu pengetahuan dan teknologi dipublikasikan melalui media majalah ilmiah, prosiding seminar dan lokakarya, serta buku. Masalahnya, volume isi penerbitan majalah ilmiah, prosiding, dan buku dibatasi oleh jumlah halaman cetak fisik. Penyebarannya pun terbatas pada jumlah eksemplar yang dicetak. Selain batas fisik penerbitan kertas, masih ada batas psikologis yang menuntut penulis untuk menuangkan pemikiran yang utuh "sempurna". Teknologi komunikasi dan informasi komunikasi menghadirkan media alternatif yang bisa membuang batas batas penghambat media tradisionil tersebut.

Saat ini sudah banyak dosen dan mahasiswa yang memiliki homepage pribadi sebagai sarana publikasi pemikiran baik yang berkaitan langsung dengan bidang ilmu yang ditekuni maupun hobi sampingan yang sering pula merupakan sumber informasi penting bagi orang lain. Karena bersifat pribadi, dan disunting sendiri, sifat publikasi bebas tanpa "sensor" dari dewan redaksi manapun. Pemikiran-pemikiran setengah matang pun sudah bisa ditayangkan baik untuk mendapatkan masukan-masukan maupun sebagai inspirasi bagi sivitas akademika lain.

Sekarang UGM punya cukup bandwidth untuk publikasi homepage pribadi dosen/mahasiswa ke internet. Saat penulis berkunjung ke Jerman pada bulan Maret 2003 lalu, website http://prastowo.web.id yang di-hosting-kan di fasilitas Internet UGM bisa diakses cukup nyaman dari negara-negara di sana. Akses penulis lakukan baik untuk membaca beberapa catatan pribadi maupun menambah/mengedit isinya. Untuk para dosen umumnya, bila tidak mau pusing dengan prosedur membeli nama domain pribadi, telah disediakan tempat http://dosen.ugm.ac.id/nama atau http://nama.dosen.ugm.ac.id untuk publikasi pribadinya.

Persoalan utama dalam penerapan teknologi informasi di lingkungan kampus UGM sekarang ini tidak lagi ada pada ketersediaan fasilitas tetapi ada pada cara sosialisasi untuk membangun tradisi komunikasi elektronis. Di Amerika Utara, tradisi komunikasi/publikasi elektronis mulai terbentuk sejak jaringan komputer dibangun dengan bandwidth 300 bps (bit per second). Di lingkungan kampus UGM saat ini telah terbangun jaringan dengan bandwidth 1 gbps (giga atau milyar bit per second) dengan konektivitas Internet ke luar UGM mendekati 2 mbps (mega atau juta bit per second). Kalau dihitung per mahasiswa, pipa internet ini masih terlalu kecil, tetapi kalau dihitung per dosen, pipa ini sudah cukup baik.

Kendala sistem software untuk publikasi/komunikasi elektronis sudah bisa dikatakan menghilang dengan sendirinya dengan munculnya beberapa software bantu untuk editing homepage. Disamping software bentuk tersendiri, saat ini sudah mulai populer dimasyarakatkan sistem publikasi data informasi online dalam arti baik pengisi maupun pembaca informasi menggunakan interfis yang sama yakni web browser. Dengan fasilitas yang telah tersedia, tidak ada alasan lagi bagi dosen UGM untuk tidak “meng-online-kan” ilmunya (Bambang Prastowo Nurcahyo).


Cukup lah bisa dikatakan sebagai pendusta, seseorang yang mengatakan semua yang didengarnya (h.r. Muslim)

Kirim Komentar

Nama:
Website:

Ketik 52B6 di
  • 11. Bambang Nurcahyo Prastowo

    Benar pak. Keluasan domain user perlu diimbangi dengan pendidikan perilaku pemanfaatan fasilitas teknologi. Jaringan komunikasi data yang luas membuka peluang penyebaran virus/worm/trojan/dll lebih luas pula. Trik penyebaran virus melalui email perlu diimbangi dengan pendidikan menerus tentang trik mengamankan sistem email itu sendiri. Fasilitas web dinamis dengan modul pemrograman php atau perl misalnya, perlu diimbangi dengan pendidikan rentannya web dinamis dari keisengan sidang pembaca.

    03-04-06 10:38
  • 10. tri wahyu widodo

    sangat bagus apabila diikuti oleh lembaga-lembaga pendidikan di seluruh indonesia, terutama PTN maupun PTS-nya. Saya sangat tertarik hal tersebut untuk lemabga pendidikan kami, tetapi selain perlu ivesteasi teknologi yang tinggi, juga perlu scurity-nya.

    20-03-06 08:30
  • 9. Bambang Nurcahyo Prastowo

    test

    25-10-05 01:39
  • 8. budi utomo

    wah kayaknya ide ngolor-ngolor kabel untuk akses intenet ga cerdas deh.. tiap hotspot apakah pakai key dan proxy yang beda2,, bisa kasih daftarnya untuk masing3 fakultas?

    21-10-05 11:12
  • 7. XaBiX

    pak, servernya udah di patch apa belum? soalnya kemarin kernelnya masih pake yg versi lama, takutnya kalo ada yang coba iseng2 ngeroot, nanti bukannya malah dapat root, tapi servernya jebol sekalian. program exploit buat ngeroot sekarang udah banyak beredar dipasar hacker loh pak.... jd kernelnya harus siap2 dipatch setiap saat

    08-09-05 01:48
  • 6. ryan

    u/ kecepatan cukup bagus.saya sudah coba di mipa. untuk ugm kawasan timur apa juga ada access point juga? klo ada dimana?( area kedokteran hewan,peternakan) klo bisa plus nama domainnya? mpia domain u/ mana ya? my imel : ithutayank@yahoo.com ditunggu balasan secepatnya

    21-06-05 12:59
  • 5. ryan

    apakah untuk menggunakan harus memiliki ip tersendiri?gimana mendapatkannya? tlg bls scptnya.ke yedeka_00@yahoo.com

    21-06-05 12:59
  • 4. ryan

    apakah untuk menggunakan harus memiliki ip tersendiri?gimana mendapatkannya? tlg bls scptnya.ke yedeka_00@yahoo.com

    21-06-05 12:59
  • 3. ryan

    Salut sama PPTIK UGM, menyediakan "segalanya". tinggal gimana mahasiswa, dosen n staff UGM memanfaatkannya, kalau dana mungkin nggak masalah buat UGM Sekedar berbagi, tempat saya sekarang juga baru mau "merangkak", selain kendala dana, yang paling sulit diatasi adalah mindset dosen dan sebagian mahasiswa yang belum bisa maju dan berubah cepat

    21-06-05 12:59
  • 2. ryan

    Update teknologi: saat ini UGM berlangganan 10 MBPS lebih. Beberapa tempat dilengkapi dengan fasilitas WIFI hot spot sehingga mereka yang memiliki komputer jinjing yang WIFI ready bisa akses ke sistem jaringan tanpa ngolor kabel. Server web diperbesar kapasitasnya sehingga tidak ada lagi quota space.

    21-06-05 12:59
  • 1. ryan

    Sangat menarik! Hal seperti ini seharusnya sudah menjadi hal "biasa" bagi dosen sebuah PT sekelsa UGM. Namun kenyataannya mungkin masih jauh dari harapan. Saya, setuju.. sosialisasi adalah persoalannya. Namun yang lebih penting lagi, masih sangat banyak dosen yang tidak tergerak hatinya untuk memulai.

    21-06-05 12:59