Identitas Biometrik

Bambang Nurcahyo Prastowo

Tenaga Pendidik di Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika FMIPA UGM

Mail: prastowo@ugm.ac.id * Web: http://prastowo.staff.ugm.ac.id
Mobile: +62 811-2514-837 * CV singkat

Identitas Biometrik

Date: 15-06-07 11:32

Ada beberapa permintaan di website ini untuk pembahasan tentang algoritma fingerprint scan. Saya belum pernah mempelajarinya. Karena cukup banyak yang meminta, saya mulai tertarik untuk mempelajarinya. Faktor lain yang juga membuat saya tertarik untuk mempelajarinya adalah terpasangnya camera yang digunakan untuk memotret retina mata sebagai alat identifikasi orang di bandara Sukarno-Hatta.

Konon, alat keamanan berbasis retina scan ini dapat digunakan sebagai pengganti petugas imigrasi. Skenarionya adalah, orang membawa smart card yang berisi informasi passport. Untuk keluar masuk gerbang imigrasi Indonesia di Sukarno-Hatta, seseorang cukup memasukkan smartcardnya dan menatap kamera retina scan. Sistem akan memastikan si pembawa kartu adalah benar-benar pemilik dari passport smartcard yang digunakan. Selanjutkan sistem basisdata bekerja mencatat kedatangan dan kepergian seseorang seperti biasa dan sekaligus memasukkan data "stempel" kedantangan/kepergiannya. Si penyedia jasa ini mengaku proses imigrasi tidak akan lebih dari 10 detik.

Secara tradisionil saat ini kita melakukan identifikasi diri dengan mengetikkan userid dan password. Banyak upaya orang untuk menutup kelemahan sistem userid/password (antara lain bisa dipinjamkan orang lain) dengan buktidiri ang melekat di badan (biometrik; tidak bisa dipinjamkan). Dari Internet saya menemukan beberapa biometrik yang ditawarkan:
1. fingerprint: banyak digunakan untuk mesin presensi
2. geometri muka: perbandingan tinggi-lebar, jarak mata, posisi mulut-hidung dan sebagainya.
3. bentuk pola retina mata.
4. geometri tangan
Perlu beberapa hari lagi untuk mencari-cari informasinya di Internet. Ada yang berminat?

Ada dua parameter yang digunakan untuk menilai kualitas sistem indentifikasi orang dengan biometrik:
1. Prosentase False Accept: jumlah identifikasi yang diterima tetapi sebenarnya harus ditolak
2. Prosentase False Reject: jumlah identifikasi yang ditolah tetapi sebenarnya dilakukan oleh orang yang benar.
Sistem ideal akan memberi angka nol untuk dua parameter tersebut. Bagaimana kalau dua-duanya 100%? Sistem dengan False Accept di atas nol dinyatakan tidak 100% aman. Sistem dengan False Reject tinggi tidak dapat digunakan karena berarti banyak user baik-baik todal terlayani.

Secara umum kalau False Accept rendah, False Rejectnya tinggi, demikian pula sebaliknya bila False Rejectnya rendah, False Acceptnya yang tinggi. Menurut penelitian yang ditayangkan di http://www.saphire.co.id, hanya retina scan saja yang bisa memberi False Accept nol dengan false reject yang tidak terlalu tinggi.

Saya mengundang teman-teman sidang pembaca website ini untuk memberi komentar pada tulisan ini terutama pada masa depan penggunaan biometrik sebagai pengganti tandatangan kartu identitas.


Cukup lah bisa dikatakan sebagai pendusta, seseorang yang mengatakan semua yang didengarnya (h.r. Muslim)

Kirim Komentar

Nama:
Website:

Ketik B513 di
  • 16. Sains Ph.D

    lebih banyak ttg biomerik, silakan baca Teknologi Biometrik - Sains Ph.D kritik dan saran diterima

    23-03-16 01:49
  • 15. prastowo

    Pada dasarnya mesin fp atau sensor biometric lainnya hanyalah alat scanner biasa yang dioptimalkan untuk obyek-obyek khusus. Untuk parameterisasi (perumusan) tetap saja harus menggunakan software tertentu yang bisa saja diimplementasikan dengan microprocessor dalam perangkat hardwarenya.

    06-05-10 02:35
  • 14. Yassuki

    saya tertarik dengan bahasan ini, bisa nggak kira2 mesin fingerprint mengeluarkan rumus daktiloskopi? saya sudah coba berbagai macam cara dari tanya google sampai membangun algoritma sendiri jawabanya: GAGAL, barangkali bapak punya ide tentang hal ini..



    terima kasih

    06-05-10 02:25
  • 13. Prastowo

    Timbangan berat badan? Menarik sekali.

    06-11-08 09:16
  • 12. zakaria

    kalo menurut saya penggunaan absen menggunakan gabungan antara finerprint dan timbangan berat badan adalah yang paling cocok dan akurat.....

    05-11-08 02:32
  • 11. rio

    saya ada tugas buat bikin laporan berupa pembuatan program, rencana program yg akan saya buat tentang absensi karyawan jam masuk-jampulang ama ada keterlambatan 5 menit atau 10 menit n kalo udah lewat dari 1 jam maka absensi tidak dapat dilakukan karena terlambat lebih dari 1 jam...
    saya mau liat referensi atau contoh koding program tersebut....

    09-09-08 11:35
  • 10. aganis

    it's very cool guys...!
    selama ini emang bner, kita cuma memasukkan userid, password..tetapi belum tentu yang log in adalah user yg sebenarnya..!
    dan tentu saja masa depan biometrik di dunia ini pastilang cemerlang ^__^
    tetapi 1 yang musti kita pertanyakan.!
    apakah semua orang bisa memakainya, sedangkan di dunia ini banyak orang yg mengalami cacat fisik..!kan sangat tidak adil jika mereka tidak bisa memakainya..!thanks for all,__aGa__

    08-06-08 06:04
  • 9. martin rookus

    tapi.. biometric apa yang paling tepat untuk orang2 yang terlupakan.. yaitu para orang cacat.. misal mereka yang tidak memiliki jari bahkan tangan? atau mungkin buta dengan kelopak tertutup bahkan tanpa biji mata?

    mungkin hanya geometri muka yang paling masuk akal ya.. saya pernah lihat aplikasi Verilook ..

    21-12-07 11:09
  • 8. eko widiasmoro

    saya sangat tertarik dengan makalah yang anda sajikan,dapatkah saya memperoleh inforrmasi tentang iris mata sebagai sensor dan dimana saya dapat mendapatkan alat tersssebut

    17-10-07 01:02
  • 7. M Zainal Arifin

    Setahu pengalaman saya, menggunakan fingerprint ini mmg punya byk kemudahan krn absensi tdk bisa dititipkan, tetapi kondisi jari harus benar2 keset, shg fingerprint bs mengenalinya.

    Kelemahannya ketika ada user yg jempolnya rusak, misal kena lem dsb. Jd mnrt saya, fingerprint lebih baik diaplikasikan pd org yg telah mengenal/pernah memakai fingerprint sebelumnya, krn org yg baru pertama pakai pasti akan bingung bahkan tdk bs absen.

    Error rate bs di set juga tp perlu di ingat krn semakin besar error nya, maka semakin tdk aman.

    17-09-07 04:20
  • 6. prastowo

    Terimakasih atas kontribusi informasinya. Nampaknya biometric akan semakin menjadi lahan penelitian yang menarik.

    15-08-07 01:02
  • 5. Hendra Gama Hadis


    Identitas Biometric, menurut pemikiran saya merupakan teknologi yang murah dan tingkat penyimpangannya cenderung kecil dan tidak ada.
    Untuk membangun otomatisasi absensi saran saya perlu dipertimbangan hal-hal sebagai berikut :

    1. Kecepatan Absensi/sensitifitas sensor
    2. Presentasi kegagalan absensi karyawan (data terlampir), ada 2 jenis kegagalan:
    a. Kegagalan karena penolakan mesin
    b. Kegagalan karena diterima oleh mesin sebagai orang lain
    3. Kemudahan aplikasi mesin untuk dapat di integrasikan sistim yang dikembangan sendiri..
    4. Dapat Setting Date & Time bersamaan untuk seluruh mesin yang terkoneksi jaringan.
    5. Dukungan terhadap mesin dari suplier
    6. Harga mesin

    Mesin absensi sidik jari / fingerprint adalah belum tentu yang terbaik bila dibanding lainnya seperti Handkey, Cardnetic, Barcode, Mekanik, dll, karena kesemua media tersebut sangat tergantung dari keinginan pemakai/enduser dalam mensikapi perkembangan teknologi yang ada. Faktor situasi dan kondisi perkantoran dalam mengamati ketidakhadiran karyawan tergantung pula dari tujuan serta kebijakan management setempat. merupakan hal yang perlu diketahui, untuk suatu keputusan yang diambil didalam penerapan transaksi absensi bagi kesemua karyawan.

    Mungkin bisa saja setelah benar-benar melakukan transaksi absensi dengan metode ”Finger-Only” akan mengalami perubahan dan berganti menjadi metode ”Enroll PIN + Finger ). Penggunaan teknologi handkey telah berkembang menjadi teknologi handfunch yang lebih sensitive lagi dan harganya tentunya lebih mahal dari handkey.

    Pada dasarnya pada diri setiap manusia memiliki sesuatu yang unik/khas yang hanya dimiliki oleh dirinya sendiri. Hal ini menimbulkan gagasan untuk menjadikan keunikan manusia itu sebagai identitas diri. Hal ini harus didukung oleh teknologi yang secara otomatis bisa mengidentifikasi/ pengenali seseorang dengan memanfaatkan teknologi semikonduktor yang semakin hari ukurannya bisa semakin kecil. Teknologi ini disebut sebagai biometrik. Biometrik adalah metode untuk mengindentifikasi atau mengenali seseorang berdasarkan karakteristik fisik atau perilakunya. Bagian-bagian dari tubuh manusia yang bersifat unik/ spesifik dan juga akurat adalah :
    o Sidik jari
    o Struktur wajah
    o Struktur tangan dan Retina mata

    PADA SAAT INI TEKNOLOGI AYNG PALING BERKEMBANG adalah pengenalan sidik jari. Dengan perkembangannya yang pesat dan jumlah pemakai yang terus meningkat, maka teknologi sidik jari bisa didapatkan dengan harga yang sangat bersaing dengan system sebelumnya ( Mekanik/barcode/magnetic/proximity ).

    SIDIK JARI MANUSIA:
    Teknologi identifikasi sidik jari berdasarkan fakta bahwa setiap sidik jari adalah unik. Verifikasi system menggunakan kontur dan flat image dari jari dan membandingkannya.
    Sidik jari manusia biasanya diklasifikasikan berdasarkan :

    - Loop kiri
    - Loop kanan
    - Arch
    - Tented arch
    - Whorl

    Perbandingan Absensi Sidik Jari dan Telapak Tangan :

    SIDIK JARI :
    Secure and guaranteed,
    Perbandingan dari sidik jari yang unik, oleh karenanya tidak mungkin dipinjamkan, dicuri, atau dicopy
    Cost Efficiency, harga yang lebih murah dibanding HandKey, harga spare part (sensor) lebih murah
    Convenient, tidak ada aturan yang tidak diperbolehkan misal: pakai cincin
    1 User - 3 fingerprint, shg dpt memakai jari lain jika salah satu cedera/terluka
    5 adjustable security level

    TELAPAK TANGAN :
    Hanya membandingkan tebal tangan dan panjang setiap jari (kurang akurat)
    Harga yang tinggi karena ukuran yang tidak mungkin diperkecil, harga spare part (sensor) tinggi
    Ada beberapa aturan dalam penggunaan : tidak boleh menggunakan perhiasan/cincin, perubahan berat badan, pembalut tangan
    1 User – 1 Tangan
    Hanya 1 security level - Jika gagal absen, maka data akan hilang Besi tahanan untuk jari mudah patah

    PERBANDINGAN DENGAN SISTEM KONVENSIONAL :

    Sistem konvensional yang dimaksud adalah sistem mekanik dimana setiap karyawan harus memasukkan sebuah kartu absensi ke dalam mesin absensi dan akan dicetak jam absensinya, dan juga sistem yang lebih canggih yaitu dengan menggunakan badge. Badge ada tiga jenis yaitu barcode, magnetik, dan proximity, biasanya cara memakainya dengan menggesek kartu itu ke alat absensi atau dengan cara mendekatkannya saja.

    Pada sistem konvensional, karyawan bisa melakukan absensi tanpa dia harus hadir disitu, karena dia bisa menitipkannya kepada rekan kerja dia. Jadi data absensi karyawan bisa jadi diragukan kebenarannya karena sulit diketahui apakah karyawan benar-benar melakukan absen sendiri atau diabsenkan oleh temannya. Sebagian besar masalah yang terjadi di perusahaan adalah kurangnya itikad baik dari karyawan untuk melakukan absensi sendiri, jadi perusahaan tentu akan diuntungkan yaitu karyawan menjadi lebih disiplin waktu, menekan biaya yang seharusnya tidak perlu untuk menggaji karyawan, dan meningkatkan produktifitas karena karyawan akan benar-benar hadir pada jam kerja. Di sisi lain, karena data absensi otomatis masuk ke komputer tanpa memasukkan data absen secara manual, karyawan akan terhindar dari kesalahan penghitungan jam kerja dan gaji. Absensi dengan sistem konvensional juga menimbulkan biaya tambahan yang rutin, yaitu untuk membeli kartu absen kosong tiap bulannya, atau untuk yang badge perlu biaya tambahan untuk membeli badge oleh karena rusak, hilang, adanya karyawan baru, mutasi, dsb.

    PERBANDINGAN SISTEM ABSENSI FINGERPRINT DENGAN LAINNYA :

    Jenis Keunggulan, Kelemahan

    Fingerprint/Fingerscan :

    - Sangat sulit dipalsukan.
    - Tidak mungkin ketinggalan.
    - Ukuran kecil.
    - Tidak perlu biaya tambahan.
    - Network capable.
    - Pada saat register backup jari harus diperhatikan hindari menggunakan jari orang lain.
    - Sulit membaca sidik jari yang tipis, kering, atau banyak luka. Namun hanya 3-7% saja manusia yang memiliki masalah tersebut.

    MEKANIK (AMANO/MANUAL)

    - Pengoperasian mudah.
    - Tidak mungkin ketinggalan.
    - Absensi mudah dititipkan.
    - Perlu biaya tambahan beli kartu.
    - Memperberat pekerjaan administrasi.
    - Tidak bisa network.

    BARCODE, MAGNETIC, PROXIMITY :

    - Ukuran kecil.
    - Network capable.
    - Absensi bisa dititipkan.
    - Perlu biaya tambahan beli badge.
    - Mungkin perlu membeli card printer.
    - Badge bisa ketinggalan/hilang/rusak.
    - Solusi : Sistem Absensi Sidik Jari

    Berdasarkan hasil riset dari International Biometric Group, lebih dari 50% industri biometrik lebih suka menggunakan aplikasi sidik jari untuk produk mereka daripada menggunakan identifikasi biometrik lainnnya ( seperti Handkey, Suara, Pengenalan Wajah, dsb ).

    Catatan penting yang bisa disampaikan sebelum mengakhiri komentar ini adalah :

    Bila ingin menseleksi mesin absensi fingersprint, perlu pengujian beberapa hal sebagai berikut ini :

    1. Jari dengan kondisi normal bersih dan tidak terluka (standard artinya kondisi kering
    2. Jari dengan kondisi ada sisa tepung terigu
    3. Jari dengan kondisi ada sisa minyak bumbu
    4. Jari dengan kondisi bekas dicuci tiner
    5. Jari dengan kondisi basah karena keringat
    6. Jari dengan kondisi basah setelah cuci tangan
    7. Jari dengan kondisi kulit jari terkelupas
    8. Jari dengan kondisi kulit jari bekas terluka
    9. Jari dengan kondisi kulit jari kisut atau berkerut
    10. Jari dengan kondisi bekas udara dingin atau setelah pegang batu es
    11. Jari dengan kondisi kulit jari guratannya tipis.
    12. Jari dengan kondisi sangat kering

    Pengujian-pengujian ini diperlukan untuk mengetahui keunggulan dari mesin absensi yang ditawarkan oleh berbagai vendor.

    Masih banyak sebenarnya yang ingin disampaikan.
    Minimal ada manfaatnya walaupun sedikit.

    hendra.gama@indofood.co.id























































    15-08-07 11:48
  • 4. prastowo

    Satu hal lagi, berbeda dengan yang terlihat di berbagai movie, pemotretan iris mata tidak perlu dengan menempelkan mata ke lubang camera, jadi jangan khawatir ketularan belek atau trachoma.

    21-06-07 08:25
  • 3. prastowo

    Artikel ini, http://www.bio-tech-inc.com/bio.htm, lebih otoritatif memberi informasi perbandingan berbagai teknik biometrik. Dalam artikel di atas, saya sok tahu dengan menyebut retina scan, padahal yang digunakan di saphire jelas-jelas menyebutkan iris scan. Mungkin dalam otak saya sudah terbentuk informasi bahwa biometrik mata itu retina scan. Ternyata ada 2 yang dikembangkan: iris dan retina.

    21-06-07 07:58
  • 2. Eko SW

    pernah coba2 bantu temen buat program ini jg u/ TA di TE.

    Tapi... saya mentok deh kaya'nya
    Source yg disertakan VB. Dan yah, bagus jg. Disitu demonya u/ absensi pegawai.

    Mungkin bs diterapkan mudah di berbagai kantor. Di instansi2 UGM mungkin.


    19-06-07 02:42
  • 1. m00nray

    menurut situs http://www.tml.tkk.fi/Opinnot/Tik-110.501/1998/papers/12biometric/biometric.htm
    disitu dijelaskan beberapa biometrik lain selain yang sudah disebutkan yaitu palm(mirip fingerprint?), iris mata, suara dan bau tubuh
    sepertinya di situs tersebut sangat bagus artikel nya bisa sebagai bahan referensi
    salam dari jakarta pak pras

    18-06-07 03:34